Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 Jatuh Lagi
"Ca... udah jam pulang, ayo pulang Ca". Kata Kiara membuyarkan lamunan Vasca.
"Duluan aja Ki " Kata Vasca berusaha senyum walaupun hatinya terluka.
Seharian ini, Langit bahkan tidak peduli dengannya. Vasca merasa sangat asing disekolah saat ini. Hanya Kiara yang masih mau mendekatinya tanpa rasa malu.
Brak..
Suara gebrakan meja terdengar, membuat Vasca kaget.
"Masih berani lo ya sekolah disini? ".
Tanya seorang siswa yang datang dan membentak Vasca.
Vasca diam, dan mengepalkan tangannya menahan emosi. Ia berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak terbawa suasana saat itu juga.
"Aku rasa ini gk ada urusannya sama kalian semua jadi silakan pergi". Kata Vasca berusaha untuk tenang.
"Cih.... ini jadi urusan kami juga, karena kami gk sudi satu sekolah sama pembunuh".
Kata siswa itu tajam, sambil menunjuk jarinya tepat di wajah Vasca.
Vasca diam. Kali ini air mata yang sudah ia tahan dari tadi mendadak jatuh dengan bebasnya kembali mematahkan benteng pertahanan yang sudah ia bangun.
Bahkan ia sendiri tidak berani lagi melihat wajah mereka. Banyak siswa lain juga yang menonton kejadian tersebut.
"Lo semua gk ada kerjaan? ". Tanya Seseorang dari pintu.
Vasca mengenali suara itu, tapi ia tidak berani menatap karena ia tahu apa yang akan terjadi.
Semua yang mendengarkan suara itu menunduk takut. Merekapun satu persatu mulai meninggalkan ruangan itu.
Sekarang hanya dia seorang diri. Vasca merasa dirinya saat ini sangat lemah.
"Dasar bodoh Ca... kenapa si ko gk balas aja?" Kata Vasca pada dirinya sendiri.
Pukul 16:00 Vasca sudah siap dengan pakaian kerjanya. Keadaannya cukup membaik dan kembali bersemangat walaupun tidak ada penyemangat. Dia sadar kalau Langit sedang membencinya tapi belum ada kata putus diantara mereka.
..."Dek Vasca, kamu dipanggilin Sama Manajer"....
Kata teman kerjanya.
Vasca mengikuti perintah tersebut. Dia melepaskan pekerjaan sebentar dan pergi menemui manajer.
"Kenapa bu? " Tanya Vasca sopan, ketika sampai dalam ruangan tersebut.
"Dek Vasca, sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengganggu waktu kamu. Saya hanya memberitahukan suatu hal bahwa mulai besok dek Vasca sudah berhenti bekerja disini". Kata Manajer itu menjelaskan.
Vasca begitu kaget mendengarkan perkataan itu. Dia semakin merasa dunia tidak adil kepadanya.
"Tapi kenapa bu, apakah saya ada salah? " Tanya Vasca dengan suara bergetar.
"Maaf, tapi saya tidak bisa memberitahukan apa alasannya. Tetapi, yang pastinya kami diminta untuk tidak mempekerjakan kamu disini". Kata Manajer itu.
Hancur. Dunianya semakin gelap saat ini. Satu persatu orang pergi meninggalkan dia ditengah dunia yang begitu sakit ini. Kemana lagi ia harus pergi?.
Vasca menerobos hujan deras untuk kembali ke kontrakan kecilnya. Ia sedikit merasa bersyukur karena uang kontrakan untuk bulan depan sudah dibayar oleh manajer tempatnya bekerja. Sekarang, ia hanya harus mencari lagi kemana ia harus bekerja.
Vasca merasa dirinya benar-benar sendiri. Biasanya Langit akan datang menjemputnya apalagi ditengah hujan begini.
Vasca menghempaskan tubuhnya diatas kasur miliknya dan membuka ponselnya. Sudah hampir 5 hari, setelah Langit mengetahui kisah hidupnya, Langit tidak pernah menelponnya.
"Mungkin dia udah benci sama aku". Kata Vasca dengan suara miris.
"Ha.. ha... ha.. bodoh banget si kamu Vasca, bisa-bisanya kamu percaya sama dia? " Vasca menertawakan dirinya sendiri.
🌹🌹🌹
Pagi ini, Vasca sudah siap dengan pakaian seragamnya. Ia selalu bersemangat walaupun keadaan sedang tidak baik-baik saja.
Ia yakin bahwa hari ini pasti ada luka lain tapi, ia tetap berusaha untuk menjalaninya.
"Cepatan sayang, sebelum hujannya tambah besar". Vasca kaget mendengarkan suara itu. Ia kenal pemilik suara itu tapi, ia tahu kalau kalimat itu bukan ditujukan untuknya.
"Ya sabarlah Langit, aku rapiin rambut dulu".
Deg....
"Langit? " Guman Vasca sambil menoleh keasal suara. Hatinya hancur ketika melihat Langit sedang memakaikan jeket kepada seorang siswi. Kelihatannya begitu mesra. Cewek itu bahkan merapikan rambut Langit karena berantakan.
Hati Vasca begitu berdesir karena melihat hal itu. Ia teringat akan dirinya yang sering melakukan hal yang sama.
Tanpa sengaja, mata Vasca bertemu dengan mata Langit. Tetapi, Langit langsung memutuskan kontak mata mereka dan kembali fokus kepada cewek itu, merangkulnya agar semakin dekat dengannya.
"Kamu jahat Langit". Guman Vasca sambil meneteskan air matanya.
Vasca kembali melanjutkan langkahnya kedalam kelas.
"Kasihan ya, udah bangga dekat sama Langit, eh taunya diduakan ".
"Ya...Langit gk panteslah buat dia, masa cowok ganteng berpacaran dengan pembunuh? ".
"Nanti kalau pacaran sama Langit, yang ada malah Langit juga yang dibunuh ".
Kata-kata itu langsung menyambut kedatangan Vasca dalam kelas.
Ia melihat Langit yang dengan santainya memainkan ponselnya, bahkan tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh mereka.
Brak....
Vasca menggebrak mejanya melampiaskan amarahnya.
"Kenapa si kalian semua selalu sibuk dengan urusan orang lain? " Kata Vasca dengan suara yang bergetar dan wajah yang memerah.
Plak.....
Satu tamparan keras melayang dipipi kanan Vasca dengan Andin sebagai pelakunya.
Vasca mengangkat kepalanya, dan kaget melihat itu.
Tes...
Darah keluar dari hidung Vasca membasahi tangannya.
Vasca berlari keluar dari kelas, dan pergi kekamar mandi.
Vasca menangis tanpa ada yang peduli. Buktinya tidak ada yang mengejarnya bahkan sekedar untuk menanyakan keadaannya.
"Langit... kamu jahat Langit. Kamu egois. kamu tau Langit, aku sudah sepenuhnya berharap pada kamu, bahwa kamu akan terus menjaga aku, dan memegang tangan aku".
Vasca terus bergumam sambil menangis.
Tok...Tok... Tok...
"Ca... lo didalam? " Tanya Kiara dari luar kamar mandi.
Ceklek
Vasca membuka pintu dan menampilkan senyumnya kepada Kiara.
"Gk usah bohong Ca, kalau mau menangis, nangis aja".
Kata Kiara sambil membawa Vasca dalam pelukannya.
Sekali lagi, Vasca kembali menangis dipelukkan orang lain. Dia begitu lemah saat ini.
"Maaf Ca, aku telat datang". Kata Kiara berusaha menenangkan hati Vasca.
Vasca mengangguk dalam pelukan Kiara.
"Makasih Ki ". Kata Vasca pelan.
"Kuat Ca, gk apa-apa, semua ini pasti berlalu". Kata Kiara.
"Eh Ca,... Kamu sama Langit udah putus ya? " Tanya Kiara pelan kepada Vasca.
"Kenapa Ki? " Tanya Vasca.
"Gk kok, karena katanya Langit sama Fara udah jadian dari kemarin". Kata Kiara.
"Oh... jadi cewek itu namanya Fara ya? ". Kata Vasca dengan suara yang kembali bergetar.
"Maaf ya Ca". Kata Kiara yang merutuki kebodohannya.
"Gk apa-aja Ki, kan cepat atau lambat pasti aku tau kan". Jawab Vasca pelan.
Sekarang, Vasca hanya memiliki satu orang sahabat yaitu Kiara. Ia juga tidak tau apakah Kiara akan terus setia dengannya atau tidak, karena dari Langit, Vasca belajar untuk jangan terlalu percaya kepada orang lain dan sejatinya adalah Vasca tidak mau merasakan sakit yang sama.
🙏