NovelToon NovelToon
Sonev

Sonev

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Umu Salma

Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesedihan Sonev

Mobil yang di bawa Kaito.Sudah sampai di pelataran parkir rumah sakit Medica. Sonev yang masih menangis segera masuk.le.dalam lobi rumah sakit, kemudian bertanya pada resepsionis tentang pasien korban tabrak lari.

Setelah pihak.resepsionis memberitahukan dimana bu Maria ditempatkan, kemudian Sonev berlari ke arah kamar mayat.

Kemudian seorang petugas kamar mayat memberitahukan brankar bu Maria.

Sampai di sana, Sonev melihat kain putih sudah menutupi tubuh kaku milik.bu Maria.

"Kamu sudah siap Nev?"

"Iya gue sudah, bagaimanapun juga harus siap." Sonev mengangguk dengan deraian air mata yang tidak mau berhenti mengalir di pipinya.

"Bismillah..." Sonev di bantu petugas menyingkap kain penutup tubuh kaku bu Maria.

Dengan perasaan yang tidak menentu dan hari yang berdebar debar, Sonev melihat wajah ibunya yang terlihat sudah membiru, di pelipis nya tampak luka, menurut petugas yang mengautopsi jenazah, tangan bu Maria patah. Dadanya remuk karena di hantam mobil dengan sangat keras dan jatuh di atas aspal.

Sonev tidak kuat melihat jenazah bu Maria, dan akhirnya tumbang. Di samping Sonia, dengan sigap David yang ada di sebelah Sonev berdiri membawa Sonev ke ruangan lain.untuk mendapatkan perawatan.

Di luar kamar rawat Sonev ada Vano.dan.segera menghampiri Sonev yang masih belum sadarkan diri.

Vano menggenggam.tangan Sonev yang terasa sangat dingin.

"Nev, gue tahu sedih dan juga terguncang, gue akan selalu buat elo. Sekarang bangunlah." Vano menatap wajah Sonev yang sangat pucat dengan matanya yang masih tertutup.

Beberapa saat kemudian, Sonev membuka matanya, Soneb merasa sangat asing dengan.kamar yang bercat putih, namun tangannya merasa ada yang menggenggam, Kemudian Sonev melihat ke arah tangan yang di genggam, Vano yang sedang menatapnya kemudian tersenyum memberikan kedamain dan.kekuatan.

"Ibu.mana?"

"Nev, ibu sudah pergi."

"Kenapa ibu meninggalkan gue sendirian, gue ga punya siapa siapa lagi. Kenapa ibu tega pergi tanpa bilang sana gue?"

"Masih ada gue Nev, ada mamah sama papah yang pasti akan sayang sama elo." Vano berusaha menghibur Sonev

"Yang sayang gue cuma paoah, lo sama mamah benci gue."

Sonev bangkit dari tidurnya, melepaskan selang infus yang masih menempel di tangannya. Dengan masih sempoyongan Sonev turun dari tempat tidur.Vano.berusaha untuk menahan agar Sonev tidak turun dari tempat tidur tapi dengan.sangat.keras tangan.Vano.di hempaskan Sonev. Akhirnya Sonev keluar dari ruang rawat menuju ke kamar mayat tenpat bu Maria masih di simpan.

Sonia dan David serta Kaito masih setia menunggu Sonev, mereka bertiga sudah siap untuk.segera.membawa pulang jenazah bu Maria ke rumah Sonev.

"Bagaimana dengan ibu?"

"Senuanya.sudah beres, kita tinggal.membawa ibu.ke rumah."

"Siapa.yang mengurus semua ini?"

"Tuan Kaito yang mengurus semuanya, kami tidak usah khawatir."

Pak Gunawan yang sedari tadi hanya.diam duduk bersama bu.Kania, akhirnya menghampiri Sonev yang sedang berpelukan dengan Sonia.

"Sonev..."

Sonev mengalihkan pandangannya ke arah pak Gunawan, Sonev menghambur ke dalam pelukan pak Gunawan karena menurut Sonev hanya pak Gunawan yang menyayangi dirinya dengan sepenuh hati. Sedangkan bu Kania hanya berdiri di belakang pak Gunawan tanpa ada niat untuk mengucapkan bela sungkawa.

"Ibu sudah pergi pah, sekarang Sonev sendirian tidak ada lagi tempat Sonev pulang."

Sonev masih tetap menangis di pelukan pak Gunawan.

"Kamu tidak sendiri, ada kami semua, papah akan selalu ada buat kamu, jangan pernah berkecik hati dan jangan pernah merasa sendiri." Pak Gunawan mengusap kepala Sonev dengan kasih sayang, Karena bagi pak Gunawan Sonev adalah putrinya yang tidak pernah di miliki.

"Terima kasih pah." Sonev menangis dengan tergugu.

"Keluarga ibu Maria!" Seorang perawat datang memberitahukan.

"Iya suster..." Sonev yang berbicara.

"Jenazah ibu Maria sudah bisa di bawa pulang sekarang karena kelengkapan surat surat sudah selesai."

"Terima kasih suster."

Sonev berjalan keluar dari rumah sakit menuju ke arah ambulance yang sudah menunggu di luar siap untuk berangkat.

Sonia dan David masih setia bersama Sonev. Sedangkan Kaito sengaja memisahkan diri karena dirinya merasa tidak nyaman jika berada di dekat Sonev karena sedari tadi Vano terus saja.l memandangnya dengan mata permusuhan.

Suara mobil.ambulance mulai terdengar seiring dengan mobil ambulance yanh mulai keluar dari are rumah sakit, Sonev dan Sonia.serta David sengaja ikut dengan Mobil ambulance. Sedangkan pak Gunawan dan bu Kania juga Vano mengikuti dari belakang menggunakan mobil pak Gunawan.

Suara mobil ambulance terasa mengiris hati, seakan menggambarkan hati dan perasaan Sonev saat ini. Tangisan pilu Sonev seperti di gambarkan oleh suara sirine ambulance yang sedang melaju kencang menuju rumah Sonev.

Satu.jam kemudian ambulance sampai di depan rumah bu Maria, ternyata di halaman rumah sudah ada tenda dengan lampu yang terang karena suasana masih gelap. Pak Rt dan beberapa orang bapak bapak dan juga ibu ibu tetangga bu Maria sedang menunggu di rumah segera keluar setelah mengetahui kalau ambulance yang membawa tubuh kaku.bu Maria sudah sampai di rumah.

Sonev di bantu David dan Sonia turun dari mobil ambulance, kemudian keranda menyusul. Vano yang ingin mendekati Sonev selalu.saja tidak bisa karena Sonev masih tidak ingin di dekati oleh Vano.

Sonev masuk.ke dalam rumah, jasad bu Maria di letakkan di tengah tengah rumah. Sonev sudah tidak kuat lagi untuk berdiri, Sonev masih tidak dapat berhenti menangis walaupun sudah di hibur oleh ibu ibu yanh sudah berada di sana.

Suara orang orang melafazkan surah Yasin terdengar, Sonev pun tidak ingin ketinggalan membacakan surah Yasin untuk ibunya.

Sonia yang sedari tadi tidak lepas dari Sonev. Pak Gunawan duduk tidak jauh dari Sonev sedangkan bu Kania sudah pulang ke rumahnya saat beriringan dengan ambulances tadi, bu Kania minta turun di jalan dan memilih menggunakan taksi dengan alasan sedang tidak enak badan.

Pak Gunawan tidak dapat mencegahnya karena tidak ingin ada keributan di saat menantunya sedang berduka.

Hari mulai pagi, Sonev sudah berganti pakaian dengan menggunakan gamis berwarna hitam senada dengan hijabnya. Jasad bu Kania sudah selesai di mandikan dan juga sudah selesai di kafani. Dengan isak tangis yang tidak berhenti, Sonev berusaha untuk tetap tegar menghadapi badai kehidupan setelah ibunya tidak ada lagi di sampingnya.

"Semua nya sudah selesai, sebentar lagi kita akan berangkat ke makam, apa lo mau ikut ke sana?"

"Iya gue ikut kesana untuk yang terakhir kali melihat ibu."

"Yakin?"

"Apa lo kuat?"

"Bismillah, gue kuat."

...****************...

Hai reader kesayangan othor, kita nangis nangis dulu yau, sedih dulu, maaf ya kalau ada salah typo. Jangan lupa.like dan komen nya. Happy reading. Love U all...

1
Renji Abarai
Menyentuh hati ❤️
Umu Salma: terima kasih,
total 1 replies
Mamimi Samejima
Karya indah dengan plot yang tak terduga!
Umu Salma: Terima kasih/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!