Jadi cewe yang kuat, mandiri, bisa ngerjain kerjaan cowok, itulah yang Chelsea jalani semasa muda nya. Dan kini saat dia bercerai, kembali ia jalani hari harinya dengan tanpa masalah. Sampai suatu hari, sang mantan kembali dan mengajaknya untuk rujuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon herlia ia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27. Menginap 2
Tiba di rumah kontrakan sederhana, Chelsea langsung membuka semua pintu dan jendela agar udara pengap dan lembab tergantikan dengan udara segar, meski waktu sudah larut namun Chelsea dengan sigap membersihkan setiap sudut rumah. Dia menyuruh Alexa dan ayahnya untuk menunggu sebentar di teras rumah, dimana terdapat kursi rotan untuk sekedar bersantai. Brian memaksa agar ikut, namun hanya sekedar mengantar, faktanya ia ingin tau dimana wanita pujaannya tinggal. Brian sempat menawarkan diri untuk membantu, namun Chelsea menolak, dengan alasan Brian tidak tau tata letak alat alat kebersihan dan apa saja yang harus dilakukan, dan itu malah semakin memperlambat pekerjaan, Chelsea akan bekerja dobel karena Brian pasti bertanya ini dimana, ini harus diapakan, ini dibuang kemana. Lain hal nya jika dalam keadaan siang hari atau waktu santai.
"Beres.. yuk masuk" ajak Chelsea setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya.
"wow.. momy... it's so cozy momy..." Alexa dan Brian terperangah dengan desain ruang tamu minimalis rumah itu. Dari luar tampak sangat sederhana, namun rapi, begitu masuk ke ruang tamu, suasana terasa sangat nyaman, dengan 2 buah sofa single dan 1 sofa yang agak memanjang yang bisa dialih fungsikan menjadi kasur jika ditarik ke depan, mungkin hanya cukup untuk 2 orang, namun warna dan bentuk sofa itu berbeda beda namun masih senada. Dengan meja yang berbentuk oval dan karpet bulu, juga beberapa ornamen gantung dan hiasan dinding, menambah kesan santai.
"Aku suka disini,dady. Mungkin Lexa bisa betah tinggal berdua dengan momy" Alexa berbicara dengan bibir yang mengembang penuh, menampakkan deretan gigi putihnya dan lesung pipi yang sedikit menjorok kedalam.
"Hei..hei... ga adil buat dady, honey... dady sendirian dong. Ga bisa, kamu cuma dady ijinin 2 malam, atau tidak sama sekali, kecuali...." kalimatnya digantung kala melihat Chelsea yang sedang menatapnya tajam dengan kedua tangan yang melipat di dada.
"kecuali apa dady?" Alexa menunggu kelanjutan kalimat Brian yang ambigu.
Brian tersihir dengan tatapan Chelsea yang mengintimidasi, namun dia langsung tersadar, dia tak boleh kalah, kemudian dia melihat lihat kedalam mencari sesuatu sampai..
'aha'💡
"Kecuali kalau dady juga tinggal disini" ucapnya enteng sembari membuka salah satu kamar.
"What?" kini Chelsea yang terkejut. Sedangkan Alexa? dia hanya menutup mulutnya menahan tawa, ia tau arah maksud dady nya, sepertinya sang dady banyak belajar padanya.
"No, you can't do that"
"yes, I can"
"Gabisa pokonya gabisa, kamu pikir ini rumah nenekmu? gimana nanti kata tetangga?ga bisa pokonya ga bisa" gusar Chelsea seraya menarik keluar Brian dari kamar yang ia masuki.
"Sabodo sama tetangga, kamu nanti saya laporin nyekap anak saya, ok Lexa, deal?"
"Ok, dady, deal" jawab Alexa sambil menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk huruf 'O'.
Chelsea hanya menggembungkan kedua pipinya yang memerah karena kesal dengan ulah ayah dan anak ini, tadi aja mewek mewek, sekarang kompakan ngerjain.
Akhirnya Brian memutuskan untuk pulang setelah menghabiskan 2 cangkir teh panas beserta sepiring kukis. Saat sedang bertiga, terasa kehangatan suasana layaknya keluarga kecil. Mereka membahas apapun yang ada di pikiran mereka, diselingi canda tawa, membuat ketiganya enggan untuk berpisah. Sesekali Brian dan Chelsea saling melirik, bukannya Alexa tak tau, ia hanya membiarkan hubungan keduanya mengalir bagaikan air, seperti keinginan mereka berdua, Alexa hanya perlu bersabar.