Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Protektif
Luis baru saja selesai mengunci pintu rumah ketika ia mendengar suara langkah Ellena yang mendekat dari dalam. Ia berbalik dan tersenyum lembut ketika melihat istrinya berdiri di sana, mengenakan pakaian tidur yang longgar. Wajah Ellena terlihat sedikit pucat, meski tetap ada pancaran kebahagiaan di sana. Luis tahu betul bahwa kehamilan ini menjadi salah satu momen paling istimewa dalam hidup mereka, dan dia bertekad untuk melakukan apa pun demi memastikan Ellena nyaman dan aman.
"Sayang, kau sudah makan?" Luis bertanya sambil berjalan mendekati Ellena. Tangannya langsung terulur untuk menyentuh lembut perut Ellena yang mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Ada perasaan bahagia yang memenuhi hatinya setiap kali menyentuh perut itu, menyadari bahwa di dalam sana, seorang bayi sedang berkembang.
Ellena tersenyum kecil, meskipun terlihat sedikit lelah. "Sudah, tapi rasanya tidak terlalu enak. Aku merasa sedikit mual tadi."
Luis mengerutkan kening, perasaan khawatir langsung muncul di benaknya. "Mual lagi? Kau harus banyak istirahat, Ellena. Aku benar-benar tidak ingin kau kelelahan atau stres."
Ellena mengangguk pelan, tetapi ada sedikit canda dalam suaranya ketika ia menjawab, "Luis, aku hanya hamil, bukan sakit parah. Kau tidak perlu terlalu khawatir seperti ini."
Luis menatapnya dengan serius. "Ellena, aku tahu kamu bisa mengurus dirimu sendiri, tapi aku tetap tidak bisa menahan perasaan ini. Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan dengan baik. Itu sebabnya aku memutuskan untuk mengambil cuti dari rumah sakit."
Ellena terkejut mendengar keputusan Luis. "Cuti? Luis, bukankah pekerjaanmu di rumah sakit sangat penting? Kau tidak perlu sampai mengambil cuti hanya karena aku hamil. Aku baik-baik saja."
Luis menggelengkan kepala tegas. "Tidak, Ellena. Kamu dan bayi ini adalah prioritas utamaku sekarang. Pekerjaan bisa menunggu. Lagi pula, kita tidak akan kehabisan uang meskipun aku tidak bekerja untuk sementara waktu. Aku ingin memastikan bahwa kau tidak perlu khawatir tentang apa pun. Dan aku ingin berada di sini, setiap saat, mendukungmu."
Ellena merasakan kehangatan mengalir melalui tubuhnya mendengar kata-kata Luis. Meskipun ia merasa sedikit terbebani dengan perhatian berlebihan suaminya, tetapi ada cinta dan kasih sayang yang sangat tulus di balik sikap protektifnya itu. "Luis, aku benar-benar menghargai perhatianmu, tapi aku juga tidak ingin kau terlalu terbebani. Aku tidak ingin kamu merasa bahwa kamu harus mengorbankan segalanya untukku."
Luis tersenyum dan memeluknya erat. "Ini bukan pengorbanan, sayang. Ini adalah pilihanku. Kau adalah bagian terpenting dalam hidupku sekarang, dan aku akan melakukan apa pun untuk memastikan kamu bahagia dan sehat."
Mereka berdua berdiri dalam pelukan itu selama beberapa saat, merasakan kenyamanan dalam kehadiran satu sama lain. Setelah beberapa saat, Luis melepaskan pelukan itu, tetapi tetap memegang tangan Ellena. "Bagaimana kalau kita duduk di sofa dan menonton sesuatu? Kau bisa bersandar padaku, dan aku akan memastikan kamu merasa nyaman."
Ellena tersenyum dan mengikuti suaminya ke ruang tamu. Mereka duduk di sofa, Luis menarik Ellena ke dalam pelukannya sehingga ia bisa bersandar dengan nyaman. Ellena merasakan kehangatan tubuh Luis dan aroma familiar yang selalu membuatnya tenang. Dia menyadari betapa beruntungnya memiliki suami yang begitu perhatian dan penuh kasih.
"Ellena," Luis memulai dengan suara lembut sambil menyisir rambutnya dengan jari-jarinya. "Aku tahu kadang kau merasa tidak nyaman dengan semua perhatian ini, tapi tolong mengerti, aku hanya ingin yang terbaik untukmu."
Ellena menghela napas ringan. "Aku tahu, Luis. Dan aku sangat bahagia memilikimu. Terkadang aku hanya merasa seperti beban, padahal aku tahu itu tidak benar."
Luis menatapnya dengan penuh kasih. "Kau sama sekali bukan beban, Ellena. Kau adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Jika aku bisa, aku ingin melindungi kau dari segala hal buruk yang mungkin terjadi. Aku ingin berada di sini untukmu setiap saat."
Mata Ellena berkaca-kaca mendengar kata-kata Luis. "Kau membuatku merasa sangat dicintai, Luis. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak bertemu denganmu."
Luis tersenyum, tetapi ada keseriusan dalam tatapannya. "Kau tidak perlu berpikir seperti itu, karena aku di sini, dan aku tidak akan ke mana-mana, dan aku akan selalu ada untukmu."
Ellena merasakan hatinya dipenuhi oleh rasa syukur. Dia tahu bahwa kehamilan ini adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, tetapi dengan Luis di sisinya, dia yakin bisa melewati semuanya. "Aku mencintaimu, Luis."
"Aku juga mencintaimu, Ellena," balas Luis sambil mengecup keningnya dengan penuh kasih.
Waktu berlalu, dan mereka berdua terlarut dalam obrolan ringan sambil menonton televisi. Namun, Luis terus memperhatikan setiap gerakan Ellena, memastikan dia tidak terlalu lelah atau merasa tidak nyaman. Ketika akhirnya Ellena merasa mengantuk, Luis dengan lembut membimbingnya ke kamar tidur.
"Sudah waktunya kau beristirahat, sayang," kata Luis sambil membantu Ellena naik ke tempat tidur.
Ellena mengangguk, tetapi sebelum Luis sempat meninggalkan kamar, dia menarik tangan suaminya. "Luis, aku tidak ingin kamu khawatir berlebihan. Aku ingin kita melalui ini dengan tenang, tanpa terlalu banyak tekanan."
Luis duduk di tepi tempat tidur dan menatapnya dengan lembut. "Aku mengerti, Ellena. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi aku berjanji, aku akan berusaha lebih santai, asal kau juga berjanji untuk selalu memberi tahuku jika ada sesuatu yang tidak beres."
Ellena tersenyum dan mengangguk. "Aku janji."
Setelah memastikan Ellena sudah nyaman dan hampir tertidur, Luis mematikan lampu kamar dan berbisik, "Selamat malam, sayang. Aku akan selalu ada di sini untukmu."
Ellena tersenyum dalam kantuknya dan mengucapkan selamat malam sebelum akhirnya terlelap. Luis duduk sejenak di sisi tempat tidur, menatap wajah istrinya yang tertidur dengan damai. Ada perasaan hangat yang menjalar di hatinya, perasaan yang hanya bisa dia rasakan karena cinta yang begitu besar untuk wanita yang kini menjadi pusat dunianya.
***
Bersambung
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️