Takdir Cinta Alana

"Ayo nak turun." ajak sangat ibu.

Mahendra tersenyum sambil dia menarik nafas berat. Kedua nya melangkah menuju keruangan di mana Adit berada. Saat tiba dia melihat Nita ada di dekat Adit memeriksa keadaan Adit bersama dengan Vina.

Ceklek.

pintu di buka perlahan dan Nita menatap kearah pintu dia terkejut saat melihat kehadiran Mahendra. Sedangkan Mahendra yang melihat Nita langsung membuang pandangan nya.

"Apa yang terjadi Key?" tanya Rania yang duduk di dekat Keyla.

"Biasa Ran kecelakaan saat terjadi gempa dan Adit ada di dalam bangunan itu bersama beberapa rekan nya yang lain hanya dia yang terjebak karena membantu anak kecil." jawab Keyla.

Setelah memeriksa keadaan Adit, Nita memilih keluar dari ruangan Adit karena dia merasa tak enak hati saat Mahendra datang dengan tatapan kebencian. Saat Nita akan pergi dia mendengar apa yang di katakan oleh Hendra.

"Mah Hendra pulang dulu ya. ada kerjaan di singapura." ucap Hendra.

"Pekerjaan apa nak tumben mendadak?" tanya Rania.

"Urusan kantor mah. Hen pulang dulu ya." pamit Mahendra.

Rania tak bisa berbuat apa pun dia hanya khawatir saja dengan apa yang terjadi dengan putra nya beberapa tahun ini.

"Vin abang pulang dulu. kamu jangan khawatir Adit pasti sembuh. abang akan datang lagi nanti." ucap Hendra.

Nita hanya menatap saja apa yang di lakukan oleh Hendra. Sedangkan Vina memeluk pinggang Hendra dan Hendra mengelus punggung Vina sebelum dia pergi.

Hendra pergi di susul oleh Nita. Nita sengaja mengejar Hendra yang langkah nya cepat.

"Tunggu dulu Mahendra? Kenapa kamu pergi saat Mbak Vina sedih? apa karena kehadiran saya membuat kamu tak nyaman?" tanya Nita.

"Bukan urusan kamu urusan saja urusan mu." ucap Hendra dengan ketus.

Setelah itu Hendra pergi menuju ke area parkir. Sedang kan Anita hanya bisa menatap punggung Hendra.

"Kamu benar Mahendra. Saya akan urus diri saya. Maaf sudah membuat kamu kecewa sedalam itu." Batin Nita dengan melihat Mahendra yang sudah tak terlihat lagi.

Saat sampai di parkiran Dia melaju dengan kecepatan tinggi menuju kerumah keluarga Prayudha untuk mengambil kopernya. Di saat dia berusaha keras untuk melupakan gadis yang sudah membuat nya terluka dia malah di pertemukan kembali.

Saat sampai Hendra langsung berkemas dan memesan taksi menuju ke bandara di sana dia bisa menenangkan diri tanpa ada yang akan mencemaskan keadaan nya.

*****

Di rumah sakit Aisyah yang melihat Vina hanya diam saja mendekat dan mengajak Vina untuk ke mushola agar pikiran dan hati Vina tenang.

"Kamu sahabat saya kan, ikut saya." ajak Ais

"Tapi kak Adit." Vina takut meninggalkan suami nya sendirian dan hanya bersama dengan keluarga nya.

"Ada ayah dan bunda, ada mami dan papi. Mereka akan menjaga Adit." ucap Aisyah.

Vina menuruti saja kemana Ais membawa nya dan saat sampai dia melihat sebuah mushola dan Ais tersenyum.

"Pergi lah ambil wudhu keluar kan apa yang kamu rasa kan." ucap Aisyah.

Seperti yang di bilang Aisyah, Vina melakukan sholat ashar hingga selesai dia menangis di hadapan sang pencipta menumpahkan rasa sedih nya. Selesai sholat dia keluar dan melihat Aisyah bersama dengan Vivian dan juga Jesika.

Jesika memeluk Vina agar Vina tak merasa sedih lagi dan kuat karena semua keluarga nya ada bersama dengan diri nya saat ini.

"Mas temani saja anak - anak di luar mereka bersama Vino dan Chan." ucap Vivian dia tak ingin suami nya berkata yang membuat Vina terluka saat ini.

"Jangan sedih semua akan baik - baik saja." ucap Jesika.

"Bagaimana saya gak sedih Jes, saya terima jika di beri ujian soal anak. saya terima hinaan orang tapi jika ujian dan cobaan saya harus melihat suami saya terbaring diam saya gak kuat lebih saya yang menggantikan kak Adit."

"Jangan bicara seperti itu Vin. jika kamu yang berada di posisi Adit. Adit juga akan hancur jadi kamu harus kuat insyaallah Adit akan segera sadar semua berkat doa kamu dan yang lain." ucap Aisyah dengan menggenggam jari tangan Vina.

"Benar yang di bilang Aisyah Vin. Kamu harus kuat saat ini Adit butuh kamu yang kuat dan tegar." ucap Vian dengan menghapus air mata Vina.

Chan yang mengejar putra nya yang berlari bersama Ken tak sengaja melihat Vina bersama dengan istrinya dan yang lain. Begitu juga dengan Vino hati sakit melihat keadaan Vina seperti ini.

"Kita harus bagaimana bang! Saya gak tega lihat Vina kayak gitu." ucap Vino.

"Dia hanya butuh Adit, Vin. Kita tidak bisa berbuat apapun. Biarkan Ais dan yang lain yang menghibur Vina." ucap Chan.

Sedangkan Mahendra terbang ke Singapura tapi dia tak kembali kerumah kedua orang tuanya, karena dia tau sang ayah ada di rumah belum pergi menemui ibunya. 2 jam lebih perjalanan akhirnya dia sampai dan langsung menuju ke hotel untuk memenangkan diri. Saat sampai hotel Mahendra langsung memesan kamar dan memesan minuman untuk di antar ke kamar nya tak lama pesanan tiba.

Mahendra menatap saja minuman beralkohol tinggi itu hingga dia meneguk nya. Semua kenangan kebersamaan diri nya bersama Anita berputar sulit bagi nya untuk melupakan Anita.

"Kenapa kamu muncul lagi saat saya berusaha hampir melupakan kamu. Kamu wanita brengsek. Mana kekasih mu saat kamu dalam bahaya." Hendra melempar nampan kearah dinding untuk meluapkan kesedihan nya.

Dia meneguk minuman itu hingga dua botol dia habis kan dan akhirnya dia tertidur dalam keadaan mabuk berat.