"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.
Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.
Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keinginan Kembali Mengajar
Setelah perbincangan yang awalnya alot, tapi berhasil selesai dengan sebuah kesepakatan. Arya meminta harga di atas harga pasaran karena prospek kedepannya tanah itu sangat tinggi. Si mahasiswa tengil itu memiliki otak bisnis yang cemerlang, tidak salah karena almarhum ayahnya merupakan saudagar yang penuh perhitungan. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Sore itu juga Arya kembali datang dengan membawa setumpuk sertifikat tanah. Karena tanah itu sangat luas, dan mungkin ayahnya dulu membeli dari banyak nama pemilik. Setelah itu Garvin pun mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi Arya sebagai uang muka. Sedangkan pelunasan menunggu sertifikat itu resmi berganti nama menjadi nama Zura.
Ya, Garvin memberikan kepemilikan tanah itu untuk Zura. Sebagai bukti bahwa cintanya pada perempuan yang sedang berjuang mengandung keturunan untuk dirinya itu tidak main-main.
Ketulusan hati Zura mempertahankan kehamilan ditengah penyakit yang bisa merenggut nyawanya membuat hati Garvin tersentuh. Yang menjadi bukti cinta Zura terhadapnya, sekarang Garvin akan membalasnya.
Zura sama sekali tidak menyangka, jika suaminya akan membalas rasa cintanya dengan sangat besar. Dia yang terbiasa hidup susah sebelum menikah dengan Garvin, sekarang mendadak jadi pemilik tanah senilai ratusan milyar rupiah. Zura merasa dirinya bagaikan Cinderella yang dipinang seorang pangeran. Zura bersyukur, ternyata Tuhan memberikan bahagia yang luar biasa.
"Apa semua ini tidak berlebihan untukku mas Garvin?" Tanya Zura.
"Tidak ada yang berlebih untuk istri tercintaku ini." Jawab Garvin.
"Aku merasa seperti seorang Cinderella yang dinikahi pangeran tampan. Rasanya seperti mimpi, aku sangat bahagia."
"Mas yang beruntung karena menemukan Cinderella yang memiliki ketulusan hati dan cinta yang besar sepertimu."
"Ngomong-ngomong apa Arya sudah kembali ke kota?" Tanya Zura penasaran dengan cowok tengil itu.
"Kamu kangen dengan dia? Kenapa mencarinya?" Tanya Garvin dengan sewot.
CUP
"Tidak usah cemburu, aku bukan rindu tapi karena penasaran dengannya. Kok bisa-bisanya dia tidak kenal dengan mas Garvin. Dosen tertampan di kampus kita."
Garvin yang dua kali mendapat serangan tepat sasaran, bersemu merah. Terlihat pria tampan itu tersipu karena istrinya mulai agresif terhadapnya. Karena tidak biasa, Zura mencuri kecupan darinya seperti saat ini.
"Mungkin karena fakultas kalian berbeda, lagi pula mas tidak pernah ada kelas di gedung lain selain di kelas kamu." Jawabnya.
"Jadi kapan rencana mas membangun gedung sekolah itu?" Tanya Zura.
"Tunggu kamu lahiran saja ya sayang, mas tidak ingin fokus mas terbagi karenanya." Jawab Garvin.
"Tapi itu masih tiga bulan lagi, apa tidak terlalu lama. Aku jadi merasa bersalah, karena mas menikahi aku, sejak saat itu mas tidak punya kesibukan."
"Mas hanya terus bersamaku, hingga mas kehilangan pekerjaan yang menjadi jati diri mas Garvin." Lanjutnya.
"Kamu ini bicara apa sayang, mas justru senang punya banyak waktu berdua bersama denganmu. Sudah, jangan pikirkan apapun. Cukup berfikir positif dan jaga kesehatan. Itu saja yang mas minta dari kamu saat ini." Jawab Garvin.
"Bagaimana, jika sambil menunggu tiga bulan lagi. Mas mulai membuat sketsa gedung sekolah yang mas ingin dirikan. Rencananya mau sekolah tingkat apa saja? Lalu mulai membeli bahan bangunan dari kota. Karena di sini sangat susah mendapatkan bahan dengan kwalitas bagus, takutnya tidak sesuai dengan spekulasi mas Garvin." Zura memberi sarannya.
"Untuk denahnya, mas punya teman arsitektur. Nanti coba mas hubungi, apakah dia bersedia datang kemari. Lalu untuk tingkat sekolahnya, mas ingin buat dari TK, SD, SMP, SMA, hingga sebuah Universitas."
"Wah ide mas sangat bagus, dan kemungkinan semua tingkatan sekolah bisa di bangun di atas satu lokasi. Pasti menyenangkan mas."
"Kamu setuju sayang?" Tanya Garvin.
"Tentu saja, dan nanti anak-anak kita akan bersekolah di sana. Aku juga ingin meneruskan cita-citaku menjadi seorang guru."
"Kamu ingin berkarir sayang?" Tanyanya.
"Apa mas keberatan, kalau begitu tidak usah. Aku hanya akan bekerja jika mendapatkan ijin dari mas sebagai suamiku." Jawab Garvin.
"Tidak seperti itu, mas hanya takut..." Kalimat Garvin mengambang, pria itu punya kenangan buruk tentang istri yang memiliki karir. Karena istri pertamanya meninggalkan dirinya demi karir. Garvin takut kembali terulang.
"Mas takut aku seperti mba Mesya yang meninggalkan mas demi mengejar karir, apa benar dugaanku?"
"Maaf..." Ucap Garvin menundukkan kepala.
"Tidak apa mas, tidak perlu meminta maaf. Aku mengerti kekhawatiran yang mas miliki, tapi maa harus ingat jika aku adalah Zura bukan Mesya. Kami berbeda. Aku ingin menjadi guru bagi anak-anakku mas, jika tidak diperbolehkan menjadi pengajar profesional. Menjadi guru di rumah juga tidak masalah, aku akan menurut mas."
"Terima kasih, atas pengertian kamu sayang. Nanti kita pikir ulang rencana kamu ini. Apakah nanti mas akan mengijinkanmu atau tidak."
"Lalu, apa mas berniat jadi dosen lagi?" Tanya balik Zura.
"Kemungkinan besar iya. Ada apa?"
"Jangan jatuh cinta lagi pada mahasiswi ya mas Garvin." Kali ini Zura yang merasa cemburu.
Garvin tersenyum, kemudian memeluk erat tubuh istrinya sambil berkata "Tentu saja tidak, karena mas sudah punya istri cantik yang luar biasa yang setia menunggu kepulangan suaminya. Yang selalu menyambut dengan senyuman dan cinta yang besar.
"Kalau begitu, aku ijinkan mas kembali jadi dosen. Asalkan kembali ke setelan awal." Ucap Zura.
"Setelan awal?" Garvin tidak mengerti.
"Benar, setelan awalnya adalah pak Garvin dosen berwajah datar dan dingin yang tidak pernah tersenyum."
"Hahaha... Kamu bisa saja, sayang."
"Karena memang seperti itu kan kenyataannya. Aku harap mas bisa menjaga jarak dengan wanita manapun di luar sana." Pinta Zura.
"Pasti, mas berjanji padamu." Tegasnya.
Beberapa hari kemudian, seorang pria yang bernama Damar Wisnu Aji, teman kuliah Garvin sekaligus arsitektur yang ditunjuk untuk pembangunan sekolah datang bertamu ke rumah Zura.
Pria itu juga yang waktu itu memberikan saran renovasi rumah Zura sehingga berubah menjadi mewah. Damar adalah pria lajang, yang punya trauma akan sebuah hubungan.
Beberapa kali, Damar menjalin kasih tapi selalu gagal naik pelaminan. Ada saja masalah yang membuat wanitanya pergi tanpa alasan jelas. Dua kali kegagalan, cukup membekas di hati pria bertubuh tambun itu. Sehingga di umur yang sama seperti Garvin, dirinya masih berstatus single. Lajang ting ting bukan seorang duda seperti Garvin.
Di sebuah ruangan yang yang disulap menjadi ruang kerja, Garvin dan Damar terlihat serius membahas perihal rencana pembangunan gedung. Mulai dari sketsa, bahan bangunan, hingga soal biaya. Semua dibahas tuntas hari itu juga, karena kesibukan Damar sebagai arsitek yang mempunyai banyak klien di berbagai kota.
"Terima kasih sudah bersedia datang."
"Aku bertemu Mesya." Ucap Damar.
"Untuk apa mengatakannya padaku, aku sudah tidak punya hubungan dengannya."
"Tapi dia menanyakan keberadaanmu, katanya dia ingin kembali." Jawab Damar.
"Kamu sudah tahu jawabannya, aku sudah menikah lagi setelah 10 tahun lamanya menyandang status duda."
"Aku sudah memberitahukan padanya, tapi dia bilang tidak peduli."
Deg
semangat....💪💪💪💪💪💪💪