Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Bertemu Kongqi Chu dan Baoyang Ran.
Luo Feng menatap kepergian Qing Ruo dengan heran, sedangkan Luo Zhao dengan sikap hormat.
" Semoga Ruo er dapat mengatasi kesulitannya," membatin.
Setelah meyakini Qing Ruo benar-benar telah meninggalkan kawasan istana petir kuno, Luo Feng lalu melanjutkan pembicaraannya.
" Prajurit Zhao, sebelumnya Ruo er telah mengatakan bahwa daratan ilahi telah mengalami perubahan. Benarkah demikian?"
" Benar penguasa Agung. Kini daratan Ilahi telah memiliki struktur pemerintahan dengan berbagai jenis aturan yang sangat ketat, dan itu dimulai sejak tujuh ratus tahun yang lalu saat Baoyang Tian tiba-tiba menunjukkan kekuatan dan kekuasaan nya..."
" Klan dewa kuno, Shen Guoshi Baoyang...." ucap Luo Feng pelan.
" Benar penguasa Agung. Bahkan Baoyang Tian kini menyebut dirinya sebagai Kaisar langit...." ucap Luo Zhao dengan seriuas.
" Baik, ceritakan padaku," ucap Luo Feng dengan tenang.
" Baik Penguasa agung." lalu mulai bercerita.
****
Di tempat lain. Menjelang pagi.
" Swhus...." sosok Qing Ruo muncul di dalam ruangan, mengejutkan Huo Mingzhi dan Huo Zhoudao yang sedang berjaga.
" Mingzhi, Zhoudau, waktunya kembali..." ucap Qing Ruo, sambil membuka dimensi dunia jiwa.
" Baik penguasa..."
" Tenanglah, setelah keluar dari tempat ini, kalian akan memiliki banyak waktu untuk bermain di daratan ilahi..." ucap Qing Ruo dengan senyumnya yang ramah. .
Setelah kedua Qilin Api itu kembali ke dalam dunia jiwa, Qing Ruo lalu mengambil sikap duduk dan mulai menenangkan dirinya saat kekuatan aura emas yang ada di dalam tubuhnya terus menguapkan informasi yang baru saja dia serap dari Luo Zhao sebelumnya.
" Aneh, mengapa semua informasi ini menghilang." Qing Ruo membatin saat dirnya mulai lupa dengan informasi yang diserapnya. Yang masih tersisa dari pikirannya adalah kedudukan dua belas jenderal utama yang di bagi dalam empat kelompok besar, yaitu jenderal timur, barat, utara dan selatan, dimana Luo Xing, Boyang Ran, dan Kongqi Chu adalah tiga jenderal Utara, yang masing-masing memiliki barak militer mereka sendiri.
Selain memiliki barak militer sendiri, para jenderal utama itu juga memiliki dua belas jenderal bawahan, seratus dua puluh komandan pasukan dengan total prajurit seratus empat puluh empat ribu orang, dan belu termasuk dengan pasukan elit, yang informasi menghilang.
" Ini hanya satu barak militer. Dua belas jenderal utama dikali seratus empat puluh empat ribu prajurit, itu berarti kekaisaran langit memiliki satu juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu prajurit. Dan belum termasuk dengan pasukan khusus dari klan Baoyang. Mengapa dalam pertempuran sebelumnya Baoyang Tian hanya mengirim sedikit orang?" Qing Ruo membatin sambil terus memeriksa informasi yang tersisa, hingga semuanya lenyap begitu saja.
" Apakah ini karena aura emas dalam tubuhku yang masih begitu sedikit?" membatin penasaran dan kesal.
Qing Ruo terdiam dalam kebingungan, merasa tidak berdaya.
" Tanpa informasi, ini sama seperti berjalan dalam kegelapan tanpa penerangan. Menyerap informasi dari pengetahuan orang lain ternyata tidak terlalu efektif..." batinnya kesal.
*****
Di luar kamar.
Sepuluh menit kemudian.
Lima belas meter dari pintu kamar. Dua sosok prajurit yang berjaga di tempat itu dikejutkan dengan kedatangan Na Mu dan Bing Wu.
" Komandan..." kedua prajurit itu berlutut memberi hormat.
" Bangunlah, kalian berdua boleh beristirahat..." ucap Na Mu meminta kedua prajurit untuk pergi dari tempat itu.
" Terima kasih komandan..." berlalu meninggalkan tempat itu.
Setelah kedua prajurit itu pergi, Na Mu dan Bing Wu lalu menghampiri kamar Qing Ruo.
" Prajurit Luo Zhao," ucap Na Mu memanggil Qing Ruo, mengetuk pintu dengan sedikit kasar.
Qing Ruo yang berada di dalam ruangan, yang telah mengetahui kedatangan Na Mu dan Bing Wu dengan segera membuka pintu.
" Jenderal..." ucap Qing Ruo sambil mepersilakan kedua sosok itu memasuki ruangan, namun langsung di hentikan oleh Bing Wu.
" Ikut kami," ucapnya dengan nada kesal, membuat Qing Ruo terdiam.
" Baik komandan," jawab Qing Ruo lalu bergerak mengikuti kedua sosok tersebut.
Qing Ruo yang tidak bisa menyerap pengetahuan dari Luo Zhao sebelumnya hanya bisa mengikuti kedua sosok itu dengan kesal, di mana seluas mata memandang, yang dia lihat hanya bangunan-bagunan indah yang merupakan barak militer pasukan utara.
Setelah perjalanan cukup lama. Mereka akhirnya tiba di sebuah bangunan istana yang lebih megah dari bangunan yang lainnya.
Tanpa banyak bicara, Na Mu dan Bing Wu lalu membawa Qing Ruo memasuki aula istana.
Di dalam ruangan.
Dua sosok yang Qing Ruo kenal, duduk pada kursi utama, menatap kedatangannya dengan ramah..
" Baoyang Ran dan Kongqi Chu..." Qing Ruo membatin.
" Jenderal," ucap Na Mu dan Bing Wu dengan hormat.
" Baik, kalian berdua silakan pergi..." ucap Boyang Ran memerintahkan kedua komandan itu untuk menunggu di depan pintu istana.
" Baik Jenderal..." jawab Na Mu dan Bing Wu menangkupkan tangannya dengan hormat, lalu meninggalkan ruangan.
Setelah kedua Jenderal itu pergi, Baoyang Ran lalu membuka pembicaraan.
" Prajurit Luo Zhao. Apakah kamu tahu kesalahanmu dibawa ke tempat ini?" tanya Baoyang Ran dengan wajah serius.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya, membuat wajah Baoyang Ran dan Kongqi Chu terlihat kesal.
" Apakah kamu serius?" tanya Kongqi Chu.
Qing Ruo dengan tenang sekali lagi menggelengkan kepalanya, membuat Baoyang Ran dan Kongqi Chu begitu kesal.
" Apakah kamu benar-benar bod*h bahkan kesalahan sendiripun kamu tidak tahu!" ucap Baoyang Ran kesal.
" Jenderal, aku juga bingung dengan kesalahanku. Jika aku bersalah, bukankah aku harus dibawa ke pengadilan militer dan dipenjara. Lalu mengapa aku harus di bawa di tempat ini. Seharus jenderal lah yang harus memberi penjelasan padaku...." ucap Qing Ruo dengan tenang, membuat wajah kedua sosok Jenderal besar itu menjadi sangat masam.
" Baj***n. Sejak kapan prajurit rendahan berani bicara seperti itu pada jenderal utama. Apakah kamu menantang kami!" suara Kongqi Chu meninggi.
" Jenderal, sedikitpun tidak ada kalimat tantangan dari kata-kataku sebelumnya. Jika maksudku yang meminta penjelasan itu salah, lalu apa yang harus aku lakukan..."
" Sungguh tidak tahu malu. Sudah bersalah tetapi masih tidak jujur...." ucap Kongqi Chu kesal.
Qing Ruo menggelengkan kepala, menatap Kongqi Chu dengan santai.
" Siapa yang tidak jujur dalam hal ini? Bukankah jenderal juga melakukannya? Kembali ke pertanyaanku sebelumnya, jika aku bersalah mengapa aku harus di bawa ke tempat ini. Aku tahu jenderal berdua memiliki niat tersembunyi, lalu mengapa tidak langsung saja."
Keberanian Qing Ruo muncul karena dia memahami bahwa kedua sosok yang ada di hadapannya itu tidak akan berani bertindak sembarangan. Karena jika terjadi sesuatu padanya, hal itu akan menarik perhatian banyak pihak, terutama Luo Xing. Namun yang masih belum dia pahami saat ini adalah rencana kedua sosok tersebut.
" Saudara Baoyang Ran, prajurit rendahan ini benar-benar menguji kesabaranku. Apa sebaiknya kita menggunakan kekerasan saja," ucapnya Kongqi Chu berbicara melalui telepati.
" Jangan gegabah. Jika terjadi sesuatu padanya, kita akan dicurigai oleh Luo Xing. Aku akan mencoba menjinakkannya. Jika tidak bisa, maka kita akan mengirimnya ke penjara Api Gunung langit."
" Baik," jawab Kongqi Chu kesal.