Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 27
Sudah tiga hari Ajeng dirawat di rumah sakit, kini kondisinya berangsur-angsur membaik. Ars selalu menemani Maminya sepulang sekolah. Sedangkan Jonathan, terkadang dia harus kekantor dan juga mengurusi beberapa masalah penting. Setelahnya diapun menghabiskan waktunya untuk menemani Ajeng.
Selama Ars sekolah dan Jonathan sibuk dengan pekerjaannya. Ajeng selalu ditemani oleh Nani. Nani terkejut mendapat kabar dari Alex bahwa Ajeng sedang terluka dan dirawat dirumah sakit. Nani pun segera menjenguk sahabatnya dan selalu menemaninya disaat Ars dan Jonathan tidak ada. Jonathan pun mengizinkan Nani untuk menemani Ajeng.
Andrew yang sudah mendengar tentang kabar Ajeng pun sangat khawatir. Diapun memaksa Nani agar dirinya bisa ikut menjenguk Ajeng. Karena Andrew terus saja mendesak Nani, akhirnya Nani pun mengajaknya menjenguk sahabatnya.
Andrew sangat senang karena akan bertemu dengan Ajeng. Karena sampai saat ini dia masih menyimpan rasa terhadap Ajeng.
****
"Aku ke kantor dulu, kalau ada apa-apa hubungi nomorku!," ucap Jonathan seraya mengecup kening Ajeng. Pipi Ajeng merona mendapat perlakuan manis dari Jonathan.
Ars pun menatap Mami dan Papinya jengah. Kemudian dia menghampiri Maminya untuk berpamitan ke sekolah diantar oleh Jonathan.
"Mam Ars sekolah dulu," ucap Ars mencium pipi Maminya. Ajeng pun tersenyum, kemudian dia mencium kembali pipi Ars. Namun Jonathan yang melihat Ajeng mencium pipi Ars merasa cemburu.
"Kenapa hanya Ars saja yang dicium?!," ucap Jonathan cemberut.
Ajeng hanya menggelengkan kepalanya merasa Jonathan seperti anak kecil. Ars yang melihatnya pun kembali memutar bola matanya. "Ars tunggu Papi di mobil saja," ucap Ars kemudian segera berlalu meninggalkan Mami dan Papinya.
Jonathan yang melihat Ars keluar dari ruangan tersebut, tersenyum sambil mengarahkan pipinya kedepan muka Ajeng. "Aku juga mau dicium seperti Ars," ucapnya seraya menunjuk pipinya.
"A..apa?," Ajeng terkejut sekaligus malu-malu.
"Cepatlah!,atau aku akan terlambat."
"Ta..tapi...," Ajeng ragu-ragu, namun tanpa diduganya Jonathan tiba-tiba ******* bibir Ajeng lembut. Kemudian dia melepaskan ciumannya itu.
Begitu singkat, namun itu sukses membuat pipi keduanya merona. "Aku berangkat dulu," ucap Jonathan mengusap rambut Ajeng.
Ajeng menganggukkan kepalanya,dan tersenyum. Kini Jonathan benar-benar menghilang dari bilik pintu.
Ajeng merasa dirinya dicintai saat ini, namun Ajeng tetap membentengi hatinya.Dirinya takut suatu saat Jonathan akan mencampakkannya.
Ajeng kembali membaringkan tubuhnya,menatap langit-langit ruang rawat tersebut. "Kenapa Nani belum sampai?,tidak biasanya dia terlambat datang kemari," gumam Ajeng memainkan ponselnya. Dia pun berniat akan menghubungi Nani.
"Belum sempat Ajeng menelpon Nani, pintu ruangan itu pun terbuka. Disana terlihat Nani muncul dari balik pintu, diikuti oleh Andrew dibelakangnya.
" Je, sorry aku telat. Soalnya pak Bos ngotot pengen ikut nih."
"Aku kan juga pengen tau keadaan Ajeng Na, masa gak boleh," tutur Andrew.
"Nanti dimarahin suaminya tau rasa tuh si Bos," gerutu Nani namun masih terdengar di telinga Andrew.
"Maksudnya suami apa Na?," tanya Andrew bingung. Andrew memang belum mengetahui jika Ajeng saat ini sudah menikah dengan Jonathan.
"Ups, maaf Bos aku lupa memberitahu Bos kalau Ajeng sudah menikah dengan Tuan Jonathan Prawira Nugraha," Nani menepuk keningnya.
"A..apa...," ucap Andrew terkejut.
Ajeng merasa bersalah kepada Andrew, ia tahu Andrew menyukainya. Karena beberapa kali Andrew sering mengajaknya menikah dan mengungkapkan perasaan padanya.
"Maaf mas Andrew, aku tidak memberitahumu. Karena pernikahanku dengan Tuan.. eh maksud saya mas Jonathan sangat mendadak," ucap Ajeng meralat ucapannya.
Andrew begitu terluka hatinya, namun didepan Ajeng, dia tidak memperlihatkannya.Andrew berusaha tersenyum walau hatinya pedih.
"Aku akan bahagia kalau kau bahagia Je, mungkin memang Tuan Jonathan yang akan menjadi jodohmu," ucap Andrew menahan sesak. "Ars pasti bahagia saat ini," ucap Andrew kemudian.
Ajeng tahu saat ini Andrew sedang tidak baik-baik saja. Dia memilih diam dan sesekali tersenyum menanggapi ucapan Andrew.
Sedangkan Nani yang melihat mimik wajah Andrew,menatapnya sendu. Nani tahu Andrew mencintai Ajeng. Ia juga tahu berbagai macam bentuk penolakan Ajeng terhadap Andrew saat Andrew berkali-kali melamar Ajeng.
Andrew tidak sanggup bila harus berlama-lama menatap Ajeng. Dia pun memutuskan untuk keluar dari sana dengan beralasan ada kepentingan di restoran. "Ajeng, Nani, ada kepentingan yang harus ku selesaikan di restoran. Aku kesana dulu ya?," ucap Andrew.Kemudian dia menatap Ajeng seraya tersenyum. "Kamu cepat sembuh ya Je dan selamat untuk pernikahannya," ucap nya pada Ajeng.
Ajeng pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Baiklah bos, hati-hati dijalan," sambung Nani.
Andrew pun pergi dari ruangan rawat Ajeng dengan perasaan sesak.
Setelah kepergian Andrew, Nani dan Ajeng sama-sama saling berpandangan.
"Aku gak enak sama mas Andrew Na."
"Jangan difikirkan Je, lama-lama Andrew juga bakal bisa lupain kamu."
"Semoga mas Andrew bisa mendapatkan wanita yang baik Na," ucap Ajeng.
"Amiin," Nani mengamini ucapan Ajeng.
"Eh Je, trus gimana kabarnya Nona Hany. Kata kamu waktu itu Nona Hany tertembak?," tanya Nani penasaran.
"Aku juga tidak tahu Na, karena tiap aku bertanya tentang Nona Hany pada Jonathan, dia pasti selalu mengalihkan pertanyaanku itu," jujur Ajeng.
Nani hendak bertanya lagi, namun pintu ruangan tersebut kembali terbuka. Nani dan Ajeng pun menoleh ke arah pintu yang terbuka itu.
Terlihat Jonathan dengan muka yang masam berjalan menghampiri mereka.
Ajeng pun mengerutkan keningnya, dia heran kenapa Jonathan kekantor secepat itu.
"Tuan Jonathan," ucap Nani membungkuk.
Jonathan pun berjalan melewati Nani dia langsung mengecup kening Ajeng membuat Ajeng membeliak. Pasalnya masih ada Nani diruangan itu, tentu saja Ajeng merasa malu dengan Nani.
Sedangkan Nani mengalihkan pandangannya, dia merutuki dirinya sendiri yang saat ini masih menjomblo. "Dasar...,kalian tidak tahu apa kalau disini ada orang."
Nani yang merasa canggung pun berniat untuk keluar dari sana. "Tuan Jonathan, Je,kalau begitu aku ke restoran dulu," ucapnya membungkuk.
"Lho, bukannya kamu masuk siang Na?," tanya Ajeng.
"Aku lupa ada yang harus ku kerjakan Je. Yaudah ya, aku pergi dulu," ucap Nani kemudian buru-buru keluar dari tempat itu.
Ajeng kemudian menatap Jonathan, dan kebetulan Jonathan juga sedang menatapnya tajam. Ajeng heran kenapa Jonathan menatapnya tajam. "Apa aku melakukan kesalahan?," batin Ajeng.
"A..apa ada masalah?," tanya Ajeng.
Namun Jonathan tak menjawab pertanyaan Ajeng. Ia mendekati Ajeng perlahan membuat Ajeng begitu ketakutan.
Disaat jarak wajah mereka begitu dekat, detak jantung Ajeng sulit ia kontrol. "Untuk apa pria itu menemuimu?!," tanya Jonathan datar.
"Ma...maksud kamu?," Ajeng tidak mengerti pertanyaan Jonathan.
"Kenapa pria yang mengaku sebagai ayah Ars dan kau akui sebagai suamimu itu kemari!,"tanya Jonathan penuh penekanan.
Ajeng mulai mengerti pertanyaan Jonathan." Darimana kau tahu?, dia kemari hanya ingin menjenguk ku, apa ada yang salah?, "jelas Ajeng.
" Tentu saja salah!,kau adalah milikku dan aku tidak ingin pria lain menatapmu apalagi menyentuhmu,"ucap Jonathan semakin mendekatkan wajahnya.
"Ta...tapi.. kam...," belum sempat Ajeng menyelesaikan ucapnya, Jonathan sudah ******* habis bibir merah Ajeng. Membuat sang empunya membelalakkan matanya.
********
Maafkan author yang jarang up🙏🙏 kedepannya akan author usahakan agar up tiap hari minimal satu bab.
Jangan lupa like komen dan votenya ya genks😘😘😘😘.
cuma karena mau ars nikah, dengan alasan pesan terakhir, tapi gak mikirin perasaan lexa...