Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 Pecahan Jiwa Erlang Xiang
Matahari yang bersinar terik perlahan-lahan kehilangan sinarnya. Erlang Shen dan Zi Yue yang melihat itu lantas menoleh ke atas. Keduanya melihat bayangan hitam besar yang menghalangi sinar matahari.
"Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba terjadi gerhana?" tanya Zi Yue.
"Sepertinya aku tahu siapa penyebabnya." Erlang Shen membuat segel tangan. Tak lama kemudian, serbuk cahaya berkumpul dan membentuk bayangan seseorang. Bayangan yang terbentuk adalah bayangan Erlang Gao.
"Dia benar-benar dikendalikan oleh kegelapan." Erlang Shen bergumam. Meski hanya bayangan saja, tapi Erlang Shen bisa menebak kalau Erlang Gao dikendalikan oleh sisa jiwa Erlang Xiang.
"Sepertinya si sialan itu berulah lagi." Erlang Shen mengibaskan tangannya lalu bayangan Erlang Gao berubah menjadi sebuah portal. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Erlang Shen dan Zi Yue melesat memasuki portal tersebut.
Tak butuh waktu lama, mereka muncul tak jauh dari tempat Erlang Gao berada. Dari sana, mereka dapat melihat Erlang Gao yang diselimuti oleh asap hitam.
"Orangnya sudah tidak ada di sini dia malah menggantikannya!" Erlang Shen mendekati Erlang Gao. Ia menyuntikkan elemen cahaya ke dalam tubuh adiknya itu sehingga perlahan-lahan, Erlang Gao mulai sadar.
"Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Seharusnya aku yang bertanya apa yang terjadi denganmu? Mengapa kau dikendalikan seperti ini," ucap Erlang Shen.
"Akkkkhhhh"
Erlang Gao berteriak seperti orang yang kesakitan. Warna bola matanya berubah-ubah dari ungu ke hitam lalu ke biru. Pergantian warna itu terjadi berulang-ulang dan berakhir di warna ungu.
Swiiiinnggg
Erlang Gao tiba-tiba saja menyerang Erlang Shen menggunakan belati. Ia menyerang terus menerus tanpa jeda. Bahkan, ia juga menggunakan api dan petir sebagai serangan susulan.
Swiiiinnggg
Boooommmmmm
Sebuah tapak raksasa menghantam dada Erlang Gao. Hantaman tapak itu menyebabkan ia terpental puluhan meter. Erlang Gao memegang dadanya yang kesakitan dan memuntahkan darah berkali-kali.
"Aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu. Jadi, untuk sementara aku akan mengurungmu di dalam piramida dimensi!" Sebelum Erlang Gao mengatakan sesuatu, piramida kecil sudah menariknya dengan paksa.
"Sepertinya pecahan jiwa Erlang Xiang masih tersebar. Aku yakin sekali pecahan jiwa itu akan berbuat kekacauan di alam atas." Zi Yue berkata sembari menatap langit yang masih gelap.
"Sebelum kegelapan ini benar-benar mengubah alam atas menjadi alam mati sebaiknya kita hancurkan pecahan jiwa Erlang Xiang," lanjutnya.
Erlang Shen dan Zi Yue kembali melesat. Keduanya menyusuri hutan untuk mencari pecahan jiwa Erlang Xiang yang tersembunyi di dalam hutan tersebut. Tak sampai sejam, mereka menemukan ratusan orang yang seperti sedang berjaga. Mata ungu mereka menandakan bahwa mereka sedang dikendalikan oleh sesuatu.
"Gunakan elemen cahaya karena elemen lain tidak akan bekerja." Erlang Shen menciptakan pusaran cahaya yang dilemparkannya kearah ratusan orang yang ada di sana. Tak butuh waktu lama, pecahan jiwa Erlang Xiang terbang ke langit. Erlang Shen mengunci jiwa itu di dalam piramida lalu ia kembali menyerang beberapa orang yang masih bersembunyi.
Wuuuussss
Satu persatu, pecahan jiwa Erlang Xiang disedot oleh gelang jiwa Zi Yue. Bahkan, wadah yang bersembunyi sekalipun tak luput dari sedotan gelang jiwa.
"Ada seratus orang yang dijadikan wadah. Kalau diberi waktu selama setahun saja, maka pecahan jiwa itu akan sempurna," jelas Zi Yue.
"Mungkin pecahan jiwa itu sudah mengendalikan orang untuk waktu yang lama. Jadi, kita harus mencari yang pecahan lain secepatnya." Erlang Shen menimpali. Keduanya kembali melesat menyusuri hutan gelap tersebut.
Di kawah gunung, salah satu pecahan jiwa Erlang Xiang sudah sempurna. Pecahan jiwa yang sudah sempurna itu membentuk tubuh baru dengan tingkat kultivasi ranah abadi.
"Akhirnya aku kembali! Sekarang sudah saatnya aku mengumpulkan pasukanku." Erlang Xiang meninggalkan kawah gunung. Ia melesat ke langit hingga menembus lautan awan.
"Hanya dengan satu gerakan tangan saja, ribuan pecahan jiwa Erlang Xiang yang tersebar di seluruh alam atas di sedot olehnya. Bahkan, ada 2 jiwa yang sudah membentuk tubuh baru.
"Ada berapa orang yang berhasil di kendalikan?" tanya jiwa pertama.
"Satu juta orang." Jiwa kedua menjawab.
"Itu sudah lebih dari cukup untuk menaklukkan alam atas." Jiwa pertama tersenyum puas. Bahkan, tanpa pasukan sekalipun tiga jiwa itu sudah bisa menaklukkan alam atas, tapi dengan syarat mereka harus mengalahkan Erlang Shen, Yun Feng, Zi Yue, Gu Xia, dan keempat kaisar suci.
"Kita harus menyerang lebih dulu sebelum dua orang itu menyadari rencana kita." Jiwa ketiga menimpali.
"Tapi sebelum itu kita harus menundukkan pegasus langit. Merekalah satu-satunya ras hewan suci yang tak bisa diperintah oleh kaisar suci. Kekuatan mereka akan membuat keempat kaisar suci kewalahan," jelas jiwa kedua.
"Jangan lupakan musuh keempat kaisar suci. Kelabang ashura. Mereka bersembunyi di tempat tergelap di alam atas. Kita juga harus menundukkan mereka." Jiwa ketiga menimpali.
"Kalian datangi mereka. Aku akan memberi peringatan kepada kedua kakakku yang sok baik itu." Jiwa pertama melesat ketempat Erlang Shen. Keberadaan pecahan jiwa Erlang Xiang yang lain membuatnya bisa menemukan Erlang Shen dengan sangat cepat.
"Ternyata kau lebih cepat dari yang kuduga. Sayang sekali kau datang di waktu yang salah." Jiwa pertama mengernyit heran. Sebelum ia melakukan sesuatu, sebuah pusaran ruang muncul di dekatnya.
"Maaf saja! Piramida ini tidak akan bisa mengunciku untuk kedua kalinya." Jiwa pertama meloncat ke langit lalu ia meledakkan pusaran ruang itu.
"Jangan berpikir untuk menangkap menggunakan teknik sialan itu. Itu tidak akan terjadi. Aku kesini mau memberitahumu kalau sebentar lagi aku akan menyerang alam atas ini. Kalian sekumpulan orang lemah tidak akan bisa mengalahkanku pasukanku," jelas jiwa pertama Erlang Xiang.
"Hanya itu?" tanya Erlang Shen. Pertanyaan itu membuat Erlang Xiang mengernyit heran. Awalnya dia mengira kalau Erlang Shen ketakutan dan panik, nyatanya tidak sama sekali.
"Kau tidak takut? Padukanku berjumlah 1 juta orang." Erlang Xiang mencoba menakut-nakuti Erlang Shen, tapi percuma saja. Erlang Shen hanya menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi sama sekali.
"Tanpa tubuh dan jiwa asli kau hanyalah bayangan yang bisa menghilang kapan saja. Jadi, jangan menyombongkan pasukanmu itu." Erlang Shen menimpali.
"Aku ingin lihat apakah kau bisa berbicara seperti itu lagi. Yang terpenting alam atas akan menjadi milikku." Jiwa pertama Erlang Xiang menghilang meninggalkan jejak berupa sisa-sisa asap hitam.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zi Yue.
"Tentu saja kita harus menghadapi pasukan Erlang Xiang," jawab Erlang Shen.
"Kita kembali ke lembah dewa sekarang!"
Sebuah portal muncul di hadapan Erlang Shen. Portal itu menghubungkan tempat mereka sekarang dengan lembah dewa.
"Aku juga harus memanggil Yun Feng dan yang lainnya." Erlang Shen dan Zi Yue memasuki portal. Dalam sekejap, mereka muncul di lembah dewa. Ternyata keempat kaisar suci sudah menunggu.