Ellena Season 2 (Takdir Cinta)

Happy Reading.

***

Akhirnya keberangkatanku pun tiba. Aku diantar oleh Kak Olivia, Kak Saga dan yang pastinya Sella yang selalu ada buat aku.

El memeluk Kak Olivia sebagai tanda perpisahan.

"Hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung telepon nomer ini aja?",pesan Kak Olivia memberikan kartu nama kantornya.

El menerima dengan senang hati. "Terimakasih banyak Kak", ucap El.

"Sama-sama",jawab Kak Olivia.

Tiba-tiba teman satu rombongan kafe datang. Mereka memeluk El satu persatu sebagai perpisahan. Apa lagi Adele yang merasa kehilangan sahabatnya, ia menangis tersedu-sedu.

"Udah gak bisa lagi curhat-curhatan sama kamu, El!",ungkap Adele sambil terisak.

El langsung menghampirinya. Memeluk dengan erat. "Jangan sedih dong, aku kan perginya tiga bulan. Toh, kalau kangen barang-barangku ada di tempat kamukan?",ucap El menggodanya.

"Kalau aku kangen, barang-barang kamu, aku pakai semua lho?",jawab Adele.

"Boleh kok", kata El. Lalu ia berfokus kepada Sella sang sahabat. Ia memeluk erat.

Sella meneteskan air matanya. "Baru kemarin kita bertemu, tapi takdir yang memisahkan kita lagi?",lirih Sella.

"Bentar lagi kita akan ketemu kok. Cuma tiga bulan aja Sel. Setelah itu, aku akan stay di Indonesia",jawab El.

"Hati-hati ya disana. Kalau ada apa-apa, langsung telepon polisi. Karena, pasti kamu gak kenal sama orang sana!",pesan Sella.

"Dulu aku juga gak kenal sama orang yang ada disini. Tapi lama kelamaan, aku jadi nyaman",sahut El. Ia langsung melepaskan pelukannya. Ia beralih kepada Kak Saga.

Kak Saga menatap El dengan tajam. Wajahnya El akan selalu ia lukis didalam hatinya. "Boleh meluk?",kata Saga.

El langsung memeluk, ia merasa nyaman dipelukan Kak Saga. Ia sudah menganggap Kak Saga seperti Abang kedua baginya. "Cepat sembuh ya Kak?",pesan El. Lalu ia melepaskan pelukannya.

"Baiklah. Hati-hati disana?",sahut Kak Saga yang masih memegang tangan El.

El menganggukkan kepalanya tanda iya.

"Aku bakal kangen banget sama kamu. Dulu aku yang pergi meninggalkan kamu melalui senja, tetapi ini beda, kamu meninggalkan aku dengan sebuah perpisahan di waktu yang gelap",kata Kak Saga.

Tangannya masih saling mengaut satu sama lain. El mencoba untuk melepaskan genggaman Kak Saga dengan pelan, tetapi semakin El merenggangkan tangannya semakin kuat genggaman tangan kak Saga.

Saga benar-benar tidak mau kehilangan wanita yang ia sayangi saat ini. Tetapi ia harus merelakan itu semua. Tangannya semula menggenggam, lalu ia renggangkan.

"Aku pergi dulu ya Kak?",pamit El lagi genggamnya lepas.

Kak Saga menjawab dengan anggukan.

El berjalan sambil membawa kopernya menuju tempat check in. Setelah check in El menengok kebelakang, disana para teman dan sahabatnya menangis dengan air mata yang tidak bisa dibendung. Lalu ia melambaikan tangannya tanda perpisahan.

Semua teman-temannya membalas lambaian tangan El.

El masih melihat para teman dan sahabatnya saling berpelukan menguatkan satu sama lainnya. Ia kemudian berjalan menuju ruang tunggu. Ia duduk di dekat calon penumpang lainnya.

Beberapa jam kemudian.

El masuk kedalam pesawat. Ia mencari tempat duduknya. "Dimana sih ini?",bisiknya sambil menengok kesana dan kemari.

"Ada yang bisa saya bantu Bu?",tanya seorang pramugari.

El menoleh kesamping, ternyata seorang pramugari datang ingin membantunya. "Ini Kak, mau tanya tempat kursi ini mana ya?",tanya El sambil menunjukan kertas boarding pass.

Pramugari melihat kertas dan membacanya. "Oh... Ini ada disebelah sana bu. Mari saya antar?",kata pramugari sambil berjalan menuju kursi yang El maksud.

El mengikuti kemana pramugari itu membawanya.

"Disini mbak?",ucap pramugari itu.

El mendekati. Ia mengucapkan terimakasih dan meletakkan tasnya kedalam bagasi atas.

Disampingnya ada seseorang yang sudah duduk. Ia memakai jaket hoddie, kaca mata hitam dan topi yang serupa. El langsung duduk disampingnya. Lalu ia mengambil ponsel dari saku dan mengabari keluarganya bahwa ia akan segera terbang.

Pramugari menyampaikan bahwa pesawat akan segera lepas landas. Dan memberikan arahan sebelum terbang.

El langsung menonaktifkan ponselnya. Ia mendengarkan arahan dari pramugari.

Akhirnya pesawat terbang dengan sempurna.

Ia tidak lupa mengabadikan momen terbang sendirian. Ia memotret dengan mengarahkan ke arah jendela dengan pemandangan yang sangat indah dengan lampu yang menyala.

Seseorang yang duduk disampingnya juga mengambil foto dengan latar yang sama.

El heran, kenapa seseorang itu bersikap aneh dan masih memakai topi dan kaca matanya. El tidak sadar telah menatapnya beberapa detik.

"Ada yang salah?",tanya seseorang itu dengan nada yang sedikit aneh.

El dapat melihat jelas seseorang itu dengan jenis kelamin laki-laki. Laki-laki itu sedikit berkumis dan senyumannya mengingatkan kepada seseorang. "Tidak ada-ada tuan!",jawab El yang langsung memposisikan dirinya kembali seperti semula. Kenapa jantungku berdebar dengan kencang!. Siapakah laki-laki itu?. Apa jangan-jangan aku sudah mulai suka sama laki-laki yang lebih dewasa dariku. Tidak... Tidak mungkin! pikir El dalam hati.

"Kalau boleh tahu, kemana tujuan anda?",tanya laki-laki itu dengan suara dan nada yang aneh.

"Tujuan saya cuma sampai New York tuan. Sedangkan tuan tujuannya kemana?",tanya El kembali.

"Kalau begitu sama dong. Tujuan saya juga sampai di New York!",jawab laki-laki itu. "Masih kuliah?",lanjutnya.

"Masih tuan. Saya kesini menjadi salah satu pertukaran mahasiswa",jawab El singkat ingin mengakhiri tanya jawab.

"Wah...berarti kamu termasuk mahasiswi yang berprestasi dong",kata laki-laki itu.

El tersenyum manis. "Gak juga tuan. Masih ada kok, mahasiswa dan mahasiswi yang lebih berprestasi. Tapi mungkin takdir telah membawa saya sampai ke New York ini",jawab El tenang.

"Tapi kalau menurut saya,kamu sangat berprestasi dalam bidang apapun",kata laki-laki itu.

El tersenyum. Ia lama-lama sangat risih dengan laki-laki itu. Lalu ia pamit untuk pergi ke toilet dengan tujuan mengakhiri bincang-bincangnya.

Laki-laki itu lalu mengeluarkan sebuah kotak dengan terbungkus kertas kado. Ia meletakkan kotak itu di kursi El. Dan langsung pura-pura tidur.

El kembali ke tempat duduknya setelah dari toilet. Ia melihat sebuah kotak misterius ada di kursinya. Ia mengambil kotak itu dan bertanya kepada orang-orang yang ada disampingnya. Tetapi jawaban mereka tetap sama, bahwa kotak itu tidak miliknya. Ia heran, padahal tadi sebelum ia pergi ke toilet barang itu tidak ada.

Ia mencoba membangunkan laki-laki disampingnya itu. Tetapi, tidak ada respon sama sekali. Dasar laki-laki, kalau molor aja susah di bangunin! kesal El. Ia kemudian memanggil pramugari untuk menanyakan benda itu.

Pramugari langsung menghampiri El. Semua penumpang sedang tertidur ditempat mereka. "Ada yang bisa saya bantu Bu?",tanya pramugari itu.

"Tadi saya ke toilet, tapi setelah saya kembali ada sebuah kotak ini ditempat duduk saya. Apakah ada yang meninggalkan di tempat duduk saya?",kata El menjelaskan.

"Sepertinya seluruh penumpang yang ada di pesawat ini sedang istirahat bu. Mungkin itu punya ibu?",ucap pramugari itu.

"Tapi saya tidak merasa mempunyai barang itu Kak. Tolong, tolong beritahu seluruh penumpang yang ada di pesawat ini. Mungkin mereka salah menaruhnya!",kata El.

"Oke. Saya akan bantu. Tetapi, kalau barang itu tidak ada yang memiliki, berarti itu punya anda Bu",jawab pramugari itu.

"Iya. Terimakasih sebelumnya kak!",ucap El.

"Sama-sama Bu!",jawab Pramugari sambil mengambil kotak dari El dan mengumumkan di telepon.

El duduk menyandarkan punggungnya. "Semoga pemiliknya ketemu!",bisik El.

Disisi lain, laki-laki yang duduk disamping El mengintip dari balik kaca matanya. Ia senang bisa memandang El dari dekat. Ia merasa semangat hidupnya telah kembali, setelah beberapa tahun menghilang. Ia berjanji, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua ini.

***

Ayooooo tebak, siapakah laki-laki yang duduk disampingnya El?☺️☺️☺️

Jangan lupa komen, like dan vote.

Terimakasih.

Biar akunya tambah semangat dalam menulis...

See You...😘😘😘