Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
merasa kalah saing
"Ustadz Zaki jangan heran seperti itu, Kimmyku memang ajaib, lebih baik jawab saja pertanyaannya, jika kau berani mendebatnya maka kelasmu akan selesai esok pagi." Ridwan membisikan hal itu pada Zaki, ia tahu pastri apa yang ada di kepala ustad muda itu.
Zaki memahami apa maksud dari Ridwan pun ia menganggukan kepalanya, menantu Kyai sulaiman memang benar ajaib.
"Duduklah kembali Ukhti saya akan mrnjelaskannya." Tapi Kimmy masih berdiri di sana, hey ada apa, apa istri keras kepala seorang Gus sekarang tuli mendadak.
"Dek Ustadz Zaki menyutuhmu duduk kembali" Ridwanpu mulas gemas dengan tindakan konyol istrinya.
"Kapan dia menyuruhku duduk?"
"Tadi, apa kau tidak mendengarnya?" Sebisa mungkin Ridwan meredam kekesalannya.
"Yang Ustadz Zaki suruh duduk si Ukhti bukan aku."
"Ya salam," Ridwan berguman pelan "Ukhti adalah panggilan untuk muslimah Dek".
"Oh, oke oke aku paham." Lalu setelahnya Kimmy duduk, apa Ridwan bilang jika istrinya itu banyak anehnya.
Ustadz Zaki mengambil kembali kelas yang nyaris di kacaukan dengan perdebatan istri baru Gus Ridwan, dan setelah panjang kali lebar Ustad Zaki menjelaskan akhrinya Kimmy mengerti.
"Ustadz aku pikir sebelumnya setelah keluar ma ni itu hanya memerlukan mandi biasa untuk membersihkan diri ternyata harus dengan niat segala dan adab-adab lainnya untuk mensucikan diri,"
"Baguslah jika jau sudah mengerti jika ada yang kurang mengerti tanyakan langsung pada Gus Ridwan."
"Baik Uza terimakasih."
"Uza?"
"Singkatan Ustadz Zaki biar terlihat keren."
Ustadz Zaki dan semua orang malah tersenyum dengan selorohan Kimmy berbeda dengan Rini dan Ayudia yang tampak diam saja dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Maaf sebelumnya Ning,"
"Panggil Kimmy saja Uza." Suara Kimmy tegas tak terbantahkan.
"Baik, maaf apa sebelumnya Kimmy seorang mualaf?" Ustadz Zaki bertanya dengan penuh ke hati-hatian takut menyinggung Kimmy, serta matanya melirik Ridwan sesekali untuk memastikan dugaannya.
"Saya muslim Uza, lebih tepatnya muslim di KTP saja, yang saya ketahui jika di ibaratkan pada warna hanya hitam dan putih saja, saya tidak mengetahui batasan-batasan apapun, yang saha tau jika yang di larang undang-undang negara itu tidak boleh dilakukan seperti mencuri dan membunuhh sisanya saya hanya orang awam Uza, yang kebetulan terdampar di tempat suci ini."
"Orang tua Kimmy agamanya apa?". Ustadz Zaki menyadari raut sendu gadis itu, pun dengan Ridwan yang sama halnya penadaran dengan sang istri, dirinya belum sempat berbicara banyak mengenai gadis itu, yang Ridwan ketahui adalah istrinya keras kepala, pemberontak dan tidak suka di atur.
"Saya tidak tau." Akunya jujur.
Ustadz Zaki ingin bertanya kembali mengapa Kimmy tidak mengetahui agama orang tuanya? namun pertanyaan itu ikut buyar saat bel terdengar tanda kelasnya telah usai.
.
Semua santri dan santri wati kembali ke kamarnya masing-masing kelas berakhir hari ini pukul sembilan tepat.
"Ayu, kasihan sekali Gus Ridwan pasti merada terbebani dengan pernikahannya, mengingat istrinya yang bar-bar dan urakan, pasti Gus sangat tertekan denga semua ini." Rini mengemukaan pendapatnya di hadapan sahabatnya.
"Entahlah Rin, seandainya saja aku yang menjadi istrinya Gus Ridwan pasti akan sangat bersyukur, tapi sepertinya Alkah sedang mengujiku dengan semua ini."
"Lalu bagaimana jawaban Gus Ridwan saat dirimu menuntut pernikahan, kau menawarinya sebagai istri kedua bukan?."
"Aku hanya memberinya waktu satu minggu, tapi tidak siap jika Gus Ridwan harus menolak tawaran itu, mengingat istrinya sangat sempurna secara fisik." Ayudia merasa kalah saing jika harus di bandingkan dengan istri mantan tunangannya.
"Aku yakin Gus Ridwan tidak memandang wanita dari fisiknya saja Yu, meskipun dia cantik tapi dia kurang Akhlak, kau lihat kan tadi caranya berbicara, bukan tipe idaman sama sekali." Rini menimpali ucapan Ayidia yang hanya di balas dengan deheman saja.