Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 26
Icha tidak menolak saat Al menarik tangannya dengan kasar, dia pun mengikuti kemana Al melangkah.
Ternyata Al membawanya ke rooftop, setelah sampai disana Al melepaskan pergelangan tangan Icha dengan kasar. Setelah terlepas Icha pun memegangi pergelangan tangannya yang terasa panas.
"Aku kirim pesan dari tidak gak kamu bales, ternyata asyik berduaan sama cowok lain!" seru Al sambil menatap Icha dengan garang.
Icha tahu Al sedang dibakar api cemburu.
"Sayang, kamu salah faham, aku tadi cuma bantu Doni, dia mewakili kelas buat ikut lomba cerpen, cuma itu gak ada yang lain, tadi juga ada Nayla, tapi dia keluar katanya mau ke toilet sebentar." Jelas Icha dengan lembut sambil memegang tangan Al.
"Terus kenapa pesanku gak kamu baca? Mau alasan apa lagi?" tatapan Al masih saja garang.
Icha mulai emosi, karena penjelasannya tidak diterima oleh Al. Tapi dia tetap bisa mengendalikan emosinya.
"Kamu baru ngerasain kan gimana rasanya cemburu, padahal aku gak berbuat sesuatu yang membuatmu harus cemburu," tak terasa air mata Icha menetes.
"Apa kamu gak mikir dulu gimana rasanya hatiku ketika melihat suamiku justru bermesraan dengan gadis lain? Coba kamu pikir itu Al. Aku sama Doni cuma belajar gak lebih tapi kamu menuduhku yang enggak-enggak, sedangkan yang kamu lakukan dulu itu pacaran Al, tapi aku diam saja," ucap Icha dengan menatap Al, nada suaranya tidak membentak juga tidak lembut, tapi sedikit tinggi.
Tatapan Al yang tadinya garang, kini mulai berubah menjadi lebih hangat. Lalu dia merengkuh tubuh Icha, membiarkan Icha menangis di dalam dekapannya.
"Maafin aku ya sayang, aku banyak salah sama kamu, aku baru ngerasain gimana rasanya cemburu. Aku jadi gak bisa ngebayangin kamu dulu. Maaf aku salah," Al menyesal karena telah menuduh Icha yang tidak-tidak.
"Sudah jangan nangis lagi, aku sakit ngeliat kamu nangis gini sayang," ucap Al lalu melepas pelukannya dan menghapus air mata Icha dengan kedua jempolnya.
"Maafkan aku ya sayang," Al meminta maaf lagi karena belum mendengar Icha memaafkannya.
Icha mengangguk.
Setelah Icha memaafkannya, Al pun menciumi seluruh wajah Icha yang masih sedikit basah, dengan gerakan lembut.
Al menghentikan aksinya ketika mendengar ucapan seseorang.
"Ck ganggu orang tidur aja," ucap seseorang dibalik sofa, lalu dia berdiri dari sofa yang sudah usang itu. Tadi dia sedang tidur dan tidurnya terganggu karena suara Icha dan Al.
Al menoleh kearah orang tersebut, "Ck lo yang ganggu gue," Al menatap pemuda itu, tapi yang ditatap malah cuek dan meninggalkan mereka berdua.
"Berarti dia denger semua omongan kita tadi dong? Gimana ini Al kalo dia sampai ...." Ucapan Icha terhenti ketika Al meletakkan telunjuknya dibibir Icha.
"Sstt... Dia bukan orang seperti itu, gak usah khawatir. Ayo sekarang kita ke kantin," Al menggandeng tangan Icha berniat menuju kantin.
"Kamu harus minta maaf dulu sama Doni, kasian dia jadi korban tonjokan mu," ucap Icha memohon.
"Iya gampang, sekarang aku dah laper, ayo kita ke kantin dulu, baru temui ketua kelas kamu itu," Al menolak minta maaf sekarang, karena perutnya memang sudah lapar.
Keduanya berjalan menuju kantin, saat sampai kantin Icha melihat Nayla membawa kantong kresek berisi makanan di tangannya dan akan keluar dari kantin.
"Nay, mau makan dimana?" tanya Icha saat berpapasan dengan Nayla.
"Ini makanan buat Doni, dia mukanya kena tonjok entah siapa, terus gue bawa dia ke UKS, sekarang dia disana, dan aku mau ngasih makanan buat dia, kamu duluan aja," jelas Nayla lalu dia meninggalkan Al dan Icha.
Al dan Icha duduk di meja yang masih kosong.
"Tuh kan, kasian Doni dia gak salah malah jadi korban, aku jadi gak enak sama dia Al. Kamu sih main tonjok aja," ucap Icha dengan sendu.
"Dia malah baik gak bilang siapa yang nonjok mukanya, habis ini kamu harus minta maaf sama Doni," tambahnya lagi.
"Iya iya sayang, aku akan minta maaf sama dia, jangan khawatir. Sekarang kamu mau pesan apa biar aku pesenin," jawab Al lalu menawari Icha makanan.
"Aku bakso aja, bilang sama mbaknya bakso buat Icha, mbaknya sudah paham," ucap Icha.
Al mengangguk lalu memesan makanan buat mereka.
Saat menunggu Al, tiba-tiba ada seseorang yang duduk dihadapannya, Icha pun terkejut dan langsung menatap orang itu. Dia tersenyum saat tahu siapa yang berada didepannya.
"Eh Alvian, aku kira siapa," ucapnya masih dengan tersenyum manis.
Tidak tahukah Icha, saat tersenyum seperti itu membuat dada Alvian sesak karena kenyataan yang ada membuat dia tak bisa memilikinya. Tapi Alvian bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.
"Iya Cha, mana Al? Kok lo sendirian?" tanyanya kemudian.
"Beli makanan, kamu gak beli makanan Vian?" jawab dan tanya Icha, karena melihat Alvian tidak membeli makanan, malah duduk dihadapannya.
"Tumben si Al mau beli makanan sendiri, gak biasanya," Alvian bukannya menjawab pertanyaan Icha malah mengomentari Al.
"Emng biasanya siapa yang beliin makanan Al?" Icha penasaran.
"Gue Cha, dia mana mau. Gue jadi heran, yaudah gue pesen makanan dulu ya," ucap Alvian lalu dia meninggalkan Icha seorang diri disana.
Saat Icha masih menunggu Al, dia mendengar bisik-bisik dimeja sebelahnya.
"Al kok mau sih pacaran sama tu cewek, mau beliin dia makanan pula, padahal selama pacaran sama gue dulu dia gak mau sekalipun pesen makanan, emang dia yang bayar tapi gue terus yang beli," ucap orang tersebut, dan Icha tahu pasti itu salah satu mantan Al.
"Gak tahu tuh, ngasih pelet apa tu cewek sama Al?" gadis yang satunya menimpali.
Icha bisa mendengar semua obrolan mereka, karena mereka berada persis dibelakang Icha. Tapi Icha membiarkan mereka menggosipkan dirinya, dia bersikap seolah tak mendengar gunjingan mereka.
"Sayang kok melamun sih?" tanya Al saat dia baru datang, tapi Icha malah diam saja seperti sedang melamun.
"Aku gak melamun kok," kilah Icha.
"Nih pesanan kamu, aku tadi protes sama mbaknya, kenapa pesanan kamu gini?" ucap Al memberi tahu.
Pesanan Icha itu, bakso dengan kuah sedikit tanpa mie, tanpa pangsit dan campuran lainnya. Hanya bakso dan daun bawang serta sambal yang banyak, serta kecap sedikit. Jadi terlihat seperti bakso sambal.
"Aku kalo pesen bakso emang gini, ini lebih nikmat," ucap Icha lalu dia memakan pesanannya.
"Jangan terlalu sering makan pedas begini, gak baik buat kesehatan," tutur Al.
Icha mengangguk dan tersenyum, tanpa menjawab ucapan Al, karena mulutnya yang dipenuhi oleh kuah bakso.
Saat sedang makan enak-enak, Al mendengar ucapan yang tak mengenakkan di telinganya. Yaitu gunjingan dua gadis yang duduk dibelakang Icha. Dia menatap kedua gadis itu dengan geram, tapi kedua gadis tersebut tidak menyadarinya.
Bersambung........
Semoga nanti aku bisa up lagi ya Kakak, terimakasih sudah mau membaca.
Jangan lupa like dan komennya, makasih kakak.
sholat terus maksiat jalan