*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26: NADI KEHIDUPAN BAJA
Udara di distrik industri Vexia kini berbau menyengat. Bukan bau busuk mayat atau sampah seperti di masa pemerintahan republik yang korup, melainkan bau khas kemajuan: Belerang, aspal panas, dan karet yang dipanaskan.
Zephyr berdiri di balkon pengawas pabrik baru itu. Di bawah sana, ratusan mantan pekerja tambang Vexia kini bekerja dengan seragam rapi, mengoperasikan cetakan logam raksasa.
"Yang Mulia, lihatlah elastisitasnya!"
Kael, Menteri Infrastruktur, nyaris melompat kegirangan sambil menyodorkan sebuah ban hitam besar seukuran pinggang orang dewasa. Wajahnya cemong oleh jelaga, tapi matanya bersinar lebih terang daripada lampu pijar yang baru dipasang di langit-langit pabrik.
"Kami mencampur lateks dari Pulau Selatan dengan belerang sesuai instruksi 'Kitab Wahyu' Anda (buku kimia dasar yang diberikan Zephyr). Hasilnya luar biasa! Keras seperti kayu, tapi membal jika dipukul. Ini bisa meredam guncangan kereta kuda sepuluh kali lebih baik!"
Zephyr mengetuk permukaan ban kasar itu dengan tongkat komandonya. Vulcanized Rubber. Kunci peradaban modern.
"Bagus, Kael. Tapi ini bukan untuk kereta kuda," kata Zephyr datar.
"Bukan?" Kael mengerjap bingung. "Lalu untuk apa kita memproduksi lima ribu unit lingkaran hitam ini?"
Zephyr tidak menjawab lisan. Dia mengaktifkan skill pasifnya.
[MATA DEWA AKTIF]
Pandangan Zephyr berubah. Di atas kepala Kael dan para mandor pabrik, angka-angka melayang.
Target: Kael (Menteri Infrastruktur)
Loyalitas: 91 (Naik karena kegembiraan riset)
Ambisi: Ingin membongkar rahasia teknologi Kaisar.
Target: Mandor Pabrik 1
Loyalitas: 75 (Puas dengan gaji, takut pada Unit 0)
Zephyr tersenyum tipis. Aman.
"Ikut aku ke Gudang 7," perintah Zephyr. "Dan panggil Jenderal Gareth."
Gudang 7 adalah area terlarang di pinggiran Vexia. Dijaga ketat oleh anggota Unit 0 yang bersenjatakan MP5. Tidak ada lalat yang boleh masuk tanpa izin Zephyr.
Ketika gerbang besi raksasa itu dibuka, Kael dan Gareth—yang baru saja tiba dengan kuda perangnya—terbelalak.
Di dalam kegelapan gudang yang luas, puluhan pasang "mata" kaca memantulkan cahaya obor yang dibawa para penjaga.
Zephyr menjentikkan jarinya, dan lampu sorot listrik di atap gudang menyala.
Di sana, berbaris rapi dalam formasi militer yang presisi, berdiri 50 unit monster besi berwarna hijau tua. Mereka memiliki enam roda besar—ban yang sama dengan yang diproduksi pabrik Kael—dan bak terbuka yang luas di belakangnya.
Itu adalah Truk Militer M35 "Deuce and a Half". Pekerja keras era Perang Dingin. Multi-fuel, tangguh, dan ikon logistik militer.
"Demi Dewa Perang..." bisik Gareth, tangannya gemetar menyentuh gagang pedangnya. "Makhluk apa ini, Yang Mulia? Apakah ini sejenis Golem Besi?"
"Ini bukan Golem, Jenderal. Ini adalah 'Truk'," jawab Zephyr sambil berjalan mendekati truk terdepan. Dia menepuk kap mesin bajanya yang dingin. "Kuda butuh istirahat, butuh tidur, dan bisa mati ketakutan saat melihat Naga. Tapi benda ini... dia tidak punya rasa takut."
Zephyr membuka pintu truk pengemudi, melompat masuk, dan memutar kunci kontak.
CHUG... CHUG... VROOOOMMM!
Suara mesin diesel meraung, menggema di dinding gudang seperti auman binatang buas yang baru bangun dari tidur panjang. Asap hitam tipis menyembur dari knalpot vertikal di samping kabin.
Kuda Gareth di luar gudang meringkik panik mendengar suara itu.
"Kael!" panggil Zephyr dari jendela kabin, suaranya harus bersaing dengan deru mesin.
"Y-Ya, Yang Mulia!"
"Ban buatanmu adalah sepatu untuk monster ini. Tanpa ban itu, dia tidak bisa berlari. Tugasmu adalah memastikan sepatunya selalu tersedia. Mengerti?"
Kael menatap mesin itu dengan tatapan lapar. Sebagai insinyur, dia bisa melihat poros yang berputar di bawah truk. "Yang Mulia... bagaimana benda itu bergerak? Tidak ada mana, tidak ada sihir. Bolehkan saya melihat... bagian dalamnya? Jantungnya?"
Zephyr mematikan mesin. Suasana kembali hening, menyisakan denging telinga.
Dia turun dari truk dan menatap Kael tajam. Saatnya menegakkan aturan main.
"Kael," suara Zephyr dingin dan menekan. Aura 'Dominasi'-nya menguar.
Kael langsung berlutut, keringat dingin mengucur di pelipisnya. "Maafkan kelancangan hamba!"
"Dengar baik-baik. Benda ini bergerak menggunakan 'Jantung Artefak' peninggalan leluhurku. Itu berisi api neraka yang dipadatkan," Zephyr berbohong dengan wajah datar sempurna. Kebohongan yang menjadi kebenaran mutlak di dunia ini.
"Jika kau atau siapapun mencoba membongkar kap mesin ini tanpa izinku, apinya akan meledak dan menghancurkan satu kota Vexia. Kau mengerti?"
[Mata Dewa: Ketakutan Kael meningkat drastis. Ambisi untuk membongkar turun ke 0.]
"Hamba mengerti! Hamba bersumpah tidak akan menyentuhnya!" seru Kael.
Zephyr mengangguk puas. Dia beralih ke Gareth yang masih menatap truk itu dengan kekaguman murni seorang prajurit.
"Gareth, satu truk ini bisa mengangkut 20 prajurit lengkap dengan logistiknya, atau menarik meriam artilerimu. Kecepatannya 80 kilometer per jam tanpa henti."
Rahang Gareth jatuh. "80 kilometer... Itu artinya kita bisa mencapai perbatasan Timur hanya dalam dua hari? Biasanya butuh dua minggu perjalanan paksa!"
"Tepat," Zephyr tersenyum kejam. "Kekaisaran Naga berpikir mereka punya keunggulan mobilitas karena mereka bisa terbang. Tapi pasukan darat mereka masih berjalan kaki atau naik kuda."
Zephyr melemparkan kunci truk itu kepada Gareth.
"Belajarlah mengemudi. Mulai besok, kita ganti doktrin perang kita. Bukan lagi barisan kuda yang lambat, tapi Blitzkrieg logistik. Kita akan membanjiri perbatasan dengan peluru dan baja sebelum mereka sempat memberi makan naga mereka."
"Siap laksanakan, Yang Mulia!" Gareth memberi hormat dengan semangat berapi-api.
Zephyr menatap barisan truk itu. Dengan 50 truk ini, dia bisa memindahkan satu resimen penuh dalam hitungan jam.
Logistik memenangkan pertempuran, batin Zephyr. Biarkan mereka meremehkan pedagang kelontong ini. Saat mereka sadar, moncong meriamku sudah ada di depan pintu rumah mereka.
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪