Kris selalu di bully disekolahnya karena tak hanya lemah dan anak panti tapi juga memiliki wajah dibawah rata-rata. Suatu hari ia mendapatkan sistem pilihan, dia harus memilih satu dari dua pilihan setiap harinya. Mampukah Kris menjadi orang kuat dan kaya raya seperti impiannya dengan adanya sistem ditubuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irfan Sajilie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. kedatangan Ridho
Mereka pun memakan kue bersama-sama.
''astaga bahkan kamu beli yang rasa durian juga sayang'' ucap Luna hingga geleng-geleng kepala, padahal ia dan Desi tak suka rasa durian.
''hehehe tadi kan sudah kubilang kalau aku beli semua rasa jadi pastilah yang rasa durian juga ikutan, nanti kita berikan saja pada satpam atau penjaga vila. Pilihlah rasa yang kalian mau jadi rasa yang kaliannya kita berikan pada yang lainnya'' kekeh Kris.
Luna dan Desi segera memilih rasa yang mereka mau, lalu memberikan rasa yang mereka tak suka pada para pengurus vila.
''kamu mau yang mana sayang?'' tanya Luna.
''aku mau yang rasa kopi'' jawab kris sambil menunjuk paper bag yang ia taruh diatas meja disamping ranjang.
''rasa kopi, wahhh sepertinya enak'' ucap Desi berbinar cerah.
''ayo kita makan sayang, aku belinya tiga potong lho'' jawab Kris hingga membuat Luna dan Desi senang karena bakalan memakan kue kesukaan Kris.
GLEK
Alan tanpa sadar meneguk ludahnya saat kue rasa kopi keluar dari wadahnya hingga aroma kopi mengisi kamar Kris.
Kris menghela nafas saat melihat Alan ngiler lalu menyerahkan sepotong kue untuk Alan.
''nih untuk lo'' ucap Kris lalu memberikan rasa yang tidak dipilih kedua kekasihnya pada pak Doni dan para pelayan lainnya.
''berikan pada kak Ridho juga ya pak'' sambung Kris saat melihat pak Doni ingin cepat-cepat pergi sebab juga tergoda dengan kue-kue yang dibeli tuan mudanya.
''baik tuan muda'' jawab pak Doni lalu bergegas keluar kamar Kris.
''kak Ridho, siapa kak Ridho?'' tanya Luna.
''seseorang yang aku pekerjakan untuk mengelola semua asetku, aku tidak bisa mengurusnya karena masih sekolah dan inginnya memanjakan kalian saja'' jawab Kris sambil menggoda kedua pacarnya.
''isshhh bisa aja'' senang Luna dan Desi.
Pak Doni segera mengantarkan dua potong kue pada Ridho hingga membuat Ridho bertanya.
''jadi Kris sudah pulang?'' tanyanya.
''baru saja datang tuan muda, sekarang masih dikamarnya bersama para nona muda'' jawab pak Doni.
Ridho mengangguk, setelah meletakkan kue ia segera berjalan menuju kamar Kris dan tentunya sudah bertanya pada para pelayan yang lewat.
TOK TOK TOK
Ridho mengetuk pintu lalu terdengar kata masuk dari dalam kamar, dan bisa dipastikan Ridho itu adalah suara Kris.
CEKLEK
Ridho membuka pintu dan cukup terkejut sebab ada lima orang yang berada didalam kamar.
''kak'' sapa Kris lalu ia mengajak Ridho duduk di sofa yang ada dikamarnya.
Alan juga duduk disamping Kris setelah menyapa Ridho.
''mereka siapa?'' tanya Ridho sambil menunjuk ketiga gadis yang saat ini juga memperhatikannya.
''ohh mereka itu adalah kekasih kami, yang berkacamata namanya Mira dan dia pacarnya Alan sedangkan yang duanya adalah pacarku kak. Namanya Luna dan Desi'' jelas Kris.
''dua? kamu punya pacar dua?'' tanya Ridho hampir tak percaya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar.
''hehehe jiwa muda kak'' kekeh Kris sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.
'aku saja saat seumuran dia tak pernah pacaran sedangkan dia malah memiliki dua pacar sekaligus, tapi seandainya aku sekaya dia maka aku juga bakalan pacaran dan menikmati masa mudaku dan bukannya belajar seperti orang gila demi masa depan' batin Ridho sedikit menyesal dengan masa mudanya yang hanya dihabiskan dengan belajar dan belajar namun ia juga bangga dengan pencapaiannya sekarang.
''apa kamu punya ruang kerja?'' tanya Ridho tak terlalu memusingkan kehidupan asmara Kris sebab dirinya disini hanya untuk mengelola semua aset Kris dan bukan mengatur hidupnya.
''ada kak, ayo kita kesana'' ajak Kris dan ternyata ruang kerjanya ada disamping kamarnya.
Mereka bertiga pun kembali duduk di sofa yang ada diruang kerja Kris.
''kak aku juga mau kakak mengajari temanku tentang mengurus bisnis demi masa depannya'' pinta Kris sambil menunjuk Alan.
''baiklah tapi aku akan mengajarinya selama tiga bulan saja, kalau kinerjanya bagus maka dia bisa membantuku tapi kalau tidak maka aku tak bisa membiarkannya disampingku sebab hanya akan merepotkanku'' jawab Ridho tegas dan hal itu tak membuat Kris dan Alan marah, mereka malahan suka dengan sikap tegas Ridho.
''aku berjanji akan belajar sungguh-sungguh kak, aku mau membahagiakan Mira'' janji Alan dengan tekad yang sangat kuat.
'memiliki tekad yang kuat bahkan memiliki tujuan, aku yakin dia akan menjadi pribadi yang hebat nantinya' batin Ridho memuji Alan.
''baiklah besok lusa kamu sudah mulai belajar dan sebaiknya tinggal disini saja agar lebih mudah belajarnya sebab waktumu hanya tiga bulan'' usul Ridho dan sedikit membuat Alan berat hati. Bukan karena tak mau meninggalkan kedua orang tuanya namun merasa tak nyaman kalau harus tinggal di vila Kris lagi walaupun mereka sudah seperti saudara.
''sebaiknya minta izin dulu pada orang tua lo, kalau gue sih nggak papa kalau elo mau tinggal disini berapa lama pun'' ucap Kris yang sedikit tau dengan keengganan Alan.
''terima kasih Kris, gue bakalan minta izin sama orang tua gue'' ucap Alan senang dan seketika beban dihatinya sirna.
''ohh iya kak kalau kita disuruh memilih antara perusahaan real food dan perusahaan ojek online, maka kakak bakalan memilih yang mana?'' tanya Kris.
Ridho terdiam karena merasa dejavu dengan pertanyaan Kris hingga akhirnya ia ingat Kris pernah bertanya padanya seperti ini kemarin.
''perusahan ojek online memang cukup menguntungkan tapi kalau punya banyak saingan maka akan sedikit susah, kalau perusahaan makanan seperti real food lebih menguntungkan asalkan kita memiliki resep makanan enak maka dijamin akan sangat berkembang dikemudian harinya jadi aku lebih memilih perusahaan real food'' jawab Ridho setelah menjelaskan keunggulan dan kelemahan keduanya.
''apa yang kakak katakan memang benar'' angguk Kris.
''jadi untuk sekarang mari kita bahas kedua asetmu'' ajak Ridho.
''bukan dua kak, tapi tiga'' jawab Kris.
''tiga? bukannya asetmu cuma perusahaan tambang dan hotel saja?'' tanya Ridho heran.
''sama perusahaan real food juga kak hehehe'' jawab Kris lalu terkekeh diakhir kalimatnya.
Alan dan Ridho seketika terdiam sebab baru kemarin Kris mengatakan memiliki dua aset dari hari ini asetnya malah nambah.
'kapan dia beli perusahaan real food? kok gue nggak tau ya' batin Alan kebingungan sebab seharian ini ia selalu bersama Kris.
'gerakannya cepat sekali, padahal kemarin baru memiliki dua aset. Seberapa banyak sebenarnya uang yang ia miliki dan vila ini pun tidaklah murah' batin Ridho takjub.
''baiklah mari kita urus aset pertamamu dulu, yang mana yang pertama kali kamu dapatkan atau yang paling mendesak untuk di urus'' tanya Ridho.
''tak ada yang mendesak sih kak, kalau yang pertama itu perusahaan tambang'' jawab Kris.
''kalau begitu besok aku akan mengurus perusahaan tambang dan membawa berkasnya untuk kamu tanda tangani'' putus Ridho.
''ok, oh iya kak nanti kalau kakak menemukan perusahaan yang mau dijual dan cukup berpotensi untuk berkembang maka beritahu saja aku karena aku akan membelinya'' ucap Kris hingga membuat Ridho mengangguk pelan sebab masih belum terlalu sadar dengan perkataan Kris.
''kak kami pamit dulu ya, mau membelikan pacar kami apartemen'' pamit Kris hingga menambah ketidak percayaan dihati Ridho.
'mengatakan ingin beli apartemen sesantai itu' batin Ridho hingga geleng-geleng kepala.