"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Bertanya pada Eko
"Kau kalau mau tertawa ya tertawa saja lah, Pur! tidak perlu di tahan karena perut mu akan sakit." suruh Arini.
"Kalian yang gila, aku menahan tawa di sana tadi gara gara kalian tertawa duluan." kesal Purnama.
"Ini Nanan juga tangan nya usil sekali, masa bibir sudah bengkak begitu masih di tabok kipas!" seru Xiela pada Nana.
"Untung saja tidak ku cakar tadi." jawab Nana santai.
Purnama yang sejak tadi menahan tawa pun menjadi kaku perut nya, untung sekarang sudah pergi dari rumah nya Kopsah karena mau mendatangi rumah Eko, sebab dia juga mau tanya keadaan Puspita saat meninggal dunia. dalam kasus kali ini, Purnama sudah seperti orang buta yang memang tidak tau apa apa, karena dia sungguh tidak tau ini iblis apa.
Semua sudah di telusuri nya dan di mulai dari kuntilanak dan juga parakang, tapi memang mereka bukan lah pelaku nya sehingga membuat Purnama mumet sekali, malah sekarang muncul Bagu Ganjang. pemberitahuan dari para genderuwo itu, sebab yang ukuran nya besar dan tinggi adalah Begu Ganjang.
Purnama masih belum pernah berurusan dengan iblis ini, konon kata nya dia adalah iblis dari daerah medan yaitu batak toba. keberadaan nya di sana memang sebagai iblis jahat yang membunuh manusia, bahkan ada sesuatu yang dia tinggalkan saat membunuh, yaitu bekas membiru di tenggorokan korban.
"Itu ada Eko nya, ada Arya juga kan itu." Nana menunjuk para pria yang sedang ngobrol.
"Arya cepat juga kalau ada teman duda." celetuk Purnama.
"Ih kau ini jahat sekali, biar lah dua duda saling kolaborasi." Nana menepuk pundak Purnama.
"Yeeeh si kucing, ku kira tadi mau belain Arya. tau nya ikut menghina ras duda juga!" Xiela menarik buntut Nana.
"Mana ada duda pakai ras ya!" seru Nana ingin mengejar Xiela.
"Ya kan siapa tau saja ada karena mereka duda yang di tinggal mati istri secara mendadak, sama itu mereka nasib nya memang." Nana tersenyum geli melihat Arya dan Eko.
Purnama tidak menanggapi lagi karena malah akan melebar kemana mana jadi nya, lebih bai cepat menghampiri saja dua duda dan satu suami orang, ini cuma minus Umar saja yang tida ada. kalau ada maka lengkap lah sudah, karena memang perkumpulan para duda dan yang satu belum duda karena Kopsah masih ada.
Arya melihat Kakak nya datang mendekat dan dia langsung punta teman untuk diskusi dulu, karena Jhon mau menghilangan pikiran istri nya dengan cara apa. Jhon kan tidak tau kalau Arya punya kekuatan begitu, jadi tadi cuma berkhayal bagai mana kalau Ratih amnesia saja agar trauma itu hilang dari hati nya.
"Dari mana, Kak?" tanya Arya menegur Purnama.
"Rumah Umi, ada yang perlu di tanyakan tadi di sana. ini aku juga mau tanya padamu, Ko!" ujar Purnama menatap Eko.
"Apa, Mbak? tanya saja karena akan ku jawab kalau bisa!" angguk Eko cepat.
"Heemmm begini, saat Puspita meninggal apa kau ada melihat lebam biru di leher nya?" Purnama bertanya serius.
Eko nampak sedang berusaha untuk mengingat bagai mana kejadian saat itu, memang agak kurang memperhatikan kesana karena dia sudah keburu panik dan tidak bisa mau berpikir banyak. untung tak lama Beni datang dan langsung ikut duduk, tapi masih belum paham dengan pertanyaan Purnama.
"Aku kok tidak ingat ya, enggak lihat kesana aku." ujar Eko.
"Kalau sampean, Mas?" Purnama menatap Beni yang batu datang.
"Apa nya?" Beni melongo karena tidak paham.
"Saat Puspita meninggal, kamu ada lihat tidak lebam biru di leher nya?" Eko yang menjelaskan karena tau Purnama mudah emosi.
Beni nampak memikirkan dan mengingat kejadian itu, karena bisa di bilang bahwa Beni tidak terlalu sedih karena bukan istri nya, jadi dia bisa melihat kemana mana dan tau bagian mana saja yang terluka di tubuh nya istri Eko kala itu.
"Ada, aku sempat berpikir itu di cekik! tapi lebam membiru nya bukan seperti tangan, hanya seperti tanda sebesar jempol kaki lah." jelas Beni.
"Nah kan, siapa tau memang ulah Begu Ganjang." Arini sudah yakin pula.
"Kan bentuk Begu Ganjang hampir sama dengan genderuwo, jadi siapa tau memang itu ulah dia." timpal Xiela yakin juga.
"Perlu di selidiki memang, lagi pula Begu Ganjang adalah iblis jahat." Nana pun setuju.
"Memang nya kenapa, Kak?" tanya Arya ikut penasaran juga.
"Siti juga ada bekas membiru di tenggorokan, ada satu iblis yang membunuh dengan cara begitu." ujar Purnama simpel saja karena tidak ingin semua tambah bingung.
"Ratih apa juga ada bekas biru nya?" tanya Arya menatap Jhon.
"Tidak ada, karena Ratih selamat sehingga bekas itu tidak mungkin ada." Purnama yang menjawab cepat.
Semua nya saling pandang kalau sudah hal serius begini, apa lagi Arya yang sudah melihat wajah Kakak nya muram begitu, maka tidak akan ada dia mau berani untuk bercanda. kalau nekat nanti yang ada malah akan kena amuk, jadi lebih baik diam dan mendengar apa nanti cerita nya saat di rumah.
"Baik lah, kalau begitu aku akan pulang dulu." pamit Purnama langsung berdiri.
"Aku juga akan pulang, terima kasih tadi atas info nya." Arya ikut bangkit dan segera pergi bersama Purnama.
"Tolong segera temukan yang sudah membunuh istriku itu ya, Pur!" Eko sangat memelas karena dia ingin tau secepat nya.
"Aku sedang berusaha mencari tau, selama ini aku juga sudah bergerak mencari tau." jawab Purnama.
"Terima kasih sebelum nya aku ucapkan pada mu, bila kau butuh sesuatu untuk ritual memanggil para setan maka katakan saja padaku agar aku yang membeli nya." Eko berkata pelan.
"Ritual memanggil setan? lah setan nya saja selalu ikut kemana pun aku pergi, untuk apa lagi aku memanggil setan!" jawab Purnama membuat para pria itu langsung menatap kanan kiri.
Eko mengira Purnama akan sama dengan dukun lain yang sering memanggil setan dan butuh alat alat ritual yang sangat langka, padahal Purnama hidup nya sudah bergelimang dengan setan, mau masuk alam ghaib ya tinggal masuk saja tanpa perlu apa pun dan tidak perlu takut untuk di celakai oleh setan. justru para setan nya yang takut kalau melihat Purnama, karena Purnama adalah iblis dari segala iblis.
"Di mana setan nya?" Beni dan Eko saling dempet.
"Ih gandengan, homo ya?" ledek Arya membuat mereka langsung pisah.
Jhon dan Tamrin yang tertawa melihat tingkah dua polisi ini, sungguh polisi saja tidak punya harga diri di depan Arya dan Purnama, karena selalu di kerjai akibat mereka memang ular yang sangat usil sekali tingkah nya.
Selamat pagi besty, jangan lupa like dan comen nya ya untuk di hari sabtu yang sangat cerah ini.
siap thor....lanjoooot