Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

Reno menuangkan minuman itu pada gelas kecil, ia lalu memberikannya pada Anaya, Kennan melihatnya ingin rasanya ia merampas gelas itu, namun ia sadar situasi tidak lagi mendukung.

"Ayo ikut bersulang lah,"pinta Reno menawarkan.

"Maaf, aku tidak bisa, aku tidak biasa menikmati minuman seperti itu,"tolak Anaya secara halus.

"Ayolah lagian ini hanya sekali saja jangan membuatku marah." Reno menaikkan nada suara.

"Baiklah."

Pikiran Anaya dasarnya sedari tadi sudah di guncang dengan banyak masalah terutama hatinya, Apalagi sejak mengetahui fakta Kennan sama sekali tak tertarik dengannya, tanpa berfikir yang kedua kali Anaya meneguk minuman itu, tak hanya sekali , ia bahkan menambahkan sendiri hingga beberapa gelas sampai ia puas.

"Apa Wanita itu sudah gila! Apa ia suka meminum- minuman seperti ini?"batin Kennan mulai khawatir, dari kejauhan Kennan selalu ada untuk Anaya, tapi hanya lewat mata-mata.

"Sudah ini sudah lebih dari cukup! Kamu terlalu banyak minum!"

Reno melarang Anaya jangan melanjutkan. Melihat Anaya yang kondisinya sudah lumayan terpengaruh minuman itu, betapa semangatnya lelaki itu lalu merangkul tubuh Anaya menuntunnya menuju sesuatu arah.

"Ini mas kuncinya lakukan sesuai yang kalian mau, permisi."

Pria itu menyerahkan kunci setelah Reno sendiri memesan satu kamar.

"Silahkan."

Dibuka pintu kamar itu, direbahkan tubuh Anaya diatas ranjang terlihat Wanita itu sangat kepanasan dan beberapa kali mengibaskan tangannya sebagai cadangan kipas angin, terlihat pula Anaya tubuhnya serasa memberontak kepanasan.

"Maafkan aku sayang, bukan maksud aku berani mengambil tindakan bodoh, tapi aku tidak memiliki pilihan lain, aku takut kamu akan meninggalkan aku! Maafkan aku! Maafkan aku!"

Tangan nakal Reno mulai melepaskan perekat pada pakaian yang dikenakan Anaya, baru terlepas satu sesaat ketukan kembali terdengar.

Tok

Tok

Tok

"Siapa lagi?"gerutu Reno dengan kesal.

Reno kembali beranjak, berfikir seseorang yang mengetuk bagian dari petugas tempat malam ini, namun siapa sangka seseorang itu tidaklah ada sangkut pautnya.

Keluarnya Reno tidak melihat ada batang hidung dari seseorang yang mengetuk pintu ini, akan kembali masuk pukulan tepat mendarat dipunggung Reno yang akhirnya kesadarannya itupun menghilang.

Sepi, salah satu menyeret tubuh Reno kembali membawanya masuk, melihat Anaya masih belum cukup pulih keduanya membantu Anaya kembali bangkit.

"Cepat bawa pergi Nona,"titahnya.

"Baiklah."

Dirangkul tubuh Anaya dan mengeluarkan dari kamar ini, sebaliknya Reno direbahkan sendiri diatas ranjang itu.

Lelaki itu melihat Anaya sudah direbahkan diatas ranjang, namun dengan kondisinya yang dikatakan penampilannya yang tak beraturan.

"Apa yang terjadi, cepat jelaskan?"tegas Kennan tak sabaran.

"Untungnya Tuan tadi segera bertindak, tidak bisa kami bayangkan mungkin lalai sedikit lelaki itu sudah berhasil mengambil kesucian nona,"kata Vernando- sang Asisten Kennan menjelaskan.

"Baiklah tinggalkan kami!"permintaan Kennan, keduanya masih terdiam mematung dengan perkataan tuannya.

"Tuan? Tuan serius?" Vernando memiliki pikiran lain pada tuannya ini.

"Jangan salah faham! Aku bukanlah lelaki sebejat itu akan ambil kesempatan dalam kesempitan, keluarlah,"titahnya lagi.

"Baik Tuan."

Melihat Anaya dengan keadaan seperti ini entah dengan apa Kennan mampu menuangkan rasa bersalahnya. Lelaki itu bersimpuh lutut disamping Anaya, menggenggam tangannya, sesekali ia memberikan kecupan pada punggung tangan Wanita itu.

"Aku bersyukur aku segera bertindak, tidak bisa bayangkan lalai sedikit mungkin aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri, maafkan aku."

.............

"Ada dimana aku ini?"kata Anaya.

"Sudah bangun?"tanya Kennan.

"Kak Kennan? Kenapa bisa aku kembali kesini?"tegas Anaya yang langsung menuduh.

"Jangan salah faham! Yang harus kamu ingat apa yang terjadi setelah kamu mau diajak Reno ketempat seperti itu?"

"Kepalaku rada-rada sakit, tapi tadi bukankah Reno yang membawaku?"tanya Anaya.

"Harus kamu ingat Reno bukanlah lelaki sebaik yang kamu kira, jika dia lelaki baik mana mungkin dia berencana mengambil kesucianmu secara paksa bahkan ini yang kedua kalinya, jelas kamu sendiri juga tau tidak akan lama kalian akan menikah,"ujar Kennan, Anaya serasa tak percaya Reno akan nekat melakukannya.

"Baiklah kalau tidak percaya tidak ada untungnya juga menjelaskan pada orang yang bebal, sekali lagi aku tanya apa kamu sungguh-sungguh mencintainya?"

Lagi-lagi lelaki itu menegaskan sangat ingin tau isi hati dari Wanita ini.

"Anaya berganti bertanya apa kamu memiliki niatan untuk menggagalkan pernikahan ini?" Pertanyaan lain yang Anaya layangkan pada Kennan.

"Kenapa malah mengalihkan pada pertanyaan lain?"tegas Kennan tak terima.

"Karena Anaya juga sangat ingin tau apa isi hati kamu yang sebenarnya, tapi jika masih tidak mau berkata jujur, Anaya pasrah, Anaya harus pergi!"

Gadis itu meninggalkan ruangan ini, tak ada sepatah kata ataupun larangan dari lelaki dihadapannya ini.

"Aku tidak tau lagi gimana caraku menyadarkan kamu kalau Reno bukanlah lelaki sebaik yang kamu kira, aku juga ingin berkata jujur sebenarnya aku berbohong mengatakan aku hanya pura-pura cinta, tapi aku tidak memiliki pilihan, aku harap nanti kamu akan paham."

BERSAMBUNG.