Sandrina nekad tidur dengan pria yang dijodohkan dengan kakaknya, Bastian Helford. Lantaran kakaknya telah tidur dengan tunangannya.
Semua miliknya direnggut, dan Sandrina berjuang untuk mendapatkan kembali yang menjadi miliknya
"Dia satu-satunya milikku yang kurebut kembali"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Milikmu adalah milikku
Tanpa berpikir lagi, Sandrina mulai berbalik hendak pergi sebelum Bastian terbangun. Namun kakinya tanpa sengaja menginjak sesuatu yang diambilnya segera
"Ini..." ucap Sandrina mengamati barang ditangannya yang berbentuk kancing dan tertulis inisial BS.H diatasnya
"Inisialnya Bastian Helford, ini pasti cufflinks miliknya" batin Sandrina seraya menggenggam erat cufflinks(Kancing hiasan jas seperti bros) tersebut
Dan tanpa berbalik lagi, Sandrina pergi dengan senyum di wajah. Karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya, akhirnya Sandrina berhasil mengambil sesuatu yang berharga dari kakaknya, Odette. Tidak, mungkin bisa dibilang Sandrina mengambil kembali apa yang menjadi miliknya sejak awal
Keluar dari hotel dan menyetop sebuah taksi. Sandrina harus pulang ke rumahnya walau mungkin dia akan mengalami penganiayaan lagi setelah ini, tapi Sandrina sudah cukup puas dengan pencapaiannya sekarang
Mengabaikan pandangan aneh supir taksi akan pakaiannya yang kebesaran, Sandrina masuk ke dalam seraya memberitahu alamat tujuannya. Dia bahkan tidak percaya pada dirinya sendiri yang berkeliaran diluar tanpa pakaian dalam, tapi pakaian Bastian sedikit banyak sudah membantunya. Dia tidak peduli jikapun nanti saat Bastian tersadar dan tidak memiliki pakaian untuk keluar dari hotel karena sudah dicuri olehnya, setidaknya pria itu memiliki banyak cara yang pasti dapat dengan mudah didapatkannya, tidak seperti dirinya yang harus terus mengandalkan dirinya sendiri
Sandrina kembali melihat pada Cufflinks ditangannya, dia merasa seperti telah melakukan kesalahan tapi walaupun begitu dia telah melakukannya dengan keras. Sandrina hanya ingin memberikan bagian rasa sakit yang dialaminya pada sang kakak. Melakukan One night stand dengan Bastian juga merupakan sarana untuknya mengeruk hati Odette, sang kakak. Tapi, setelah dia mengalaminya sendiri. Sandrina merasa Bastian sangatlah berbeda dari bayangannya selama ini
Tanpa Sandrina sadari, dia tersapu pada nafsunya secara terang terangan, dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Sandrina kehilangan kendali dan ikut arus instingnya, dengan berakhir terengah-engah dibawah Bastian
"Pria itu gila, apa yang telah ku lakukan? Apa aku harus berpura-pura saja bahwa itu tidak pernah terjadi?" pikir Sandrina yang mulai merasa ragu menggunakan Bastian. Karena jelas pria seperti Bastian tidak akan sama seperti Tommy, tunangan brengseknya
"Nona, sudah sampai" supir taksi memberitahu yang membuat Sandrina sadar dari pemikirannya
"Oh, terima kasih, pak!" ujar Sandrina yang kemudian taksi itu pergi setelah dibayar
Sandrina kini berada dihadapan rumah mewah bertingkat yang menjadi saksi dirinya tumbuh besar selama 23 tahun. Rumah dimana banyak suka dan duka yang datang silih berganti
"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa aku harus menguburkan kejadian tadi malam atau meledakkannya," batin Sandrina masih bergelayut dalam keraguan. Sungguh sifatnya ini sangatlah memuakkan. Kadang dirinya sudah bertekad kuat, tapi kadang keraguan masih membayang. Sandrina masihlah terlalu plin-plan dengan langkah hidupnya
Sandrina menghembuskan nafasnya perlahan, sungguh dia begitu lelah dan tubuhnya pegal di semua bagian
"Akan ku pikirkan hal itu nanti. Sebaiknya sekarang aku masuk kedalam dan pergi mandi, setelah itu tidur," ucapnya lirih pada dirinya sendiri
Sandrina mulai melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah dimana dia tinggal, membuka pintu depan rumahnya dan mulai masuk saat tiba-tiba sebuah tangan melayang menghantam pipi mulusnya hingga dirinya jatuh tersungkur karena terkejut, itu terjadi bahkan saat dirinya belum sempat menutup pintu rumah
"Habis pergi kemana saja kau? Kenapa penampilanmu seperti wanita ja lang seperti itu?" suara itu keluar dari mulut Meisha, wanita yang dipaksakan baginya sebagai ibu
Wanita paruh baya itu berdiri tepat didepan pintu dengan wajah bengis, dan yang tak pernah ketinggalan adalah sang kakak, Odette yang juga berada disamping Meisha dengan tawa kepuasaan melihat dirinya ditampar bahkan saat baru saja memasuki rumah
"Ibu, pukul dia lagi! Apa jadinya rumah kita jika dia keluar seperti wanita murahan begitu?" sahut Odette dengan tangan terlipat didada angkuh.
Sandrina tertunduk dengan batin yang tertawa, merasa lucu pada orang-orang dihadapannya. Meisha dan Odette tidak pernah bangun di jam pagi seperti ini, tapi hari ini mereka seperti sengaja bangun pagi-pagi khusus untuk menunggunya pulang dan memukulnya tepat didepan pintu.
Tak pernah Sandrina kira, dia akan mendapat perhatian kedua orang itu dengan begitu baik hingga rela menunggunya pulang seperti ini, padahal itu bukanlah kebiasaan baik bagi kedua orang itu. Jelas itu menunjukkan kalau kedua orang itu terganggu dengan tindakan yang sudah Sandrina lakukan.
Baru segitu saja orang-orang itu sudah merasa terganggu, lalu bagaimana jika mereka tahu kalau dirinya telah tidur dengan Bastian Helford, pria yang notabenenya telah dijodohkan dengan Odette. Pasti akan ada pertunjukan bagus jika saja mereka tahu
Sandrina tertawa kecil, lalu... Cuihhh...
Dia meludah tepat dihadapan kedua orang perampas hidupnya. Orang luar yang sengaja dimasukkan oleh ayahnya lalu diklaim sebagai keluarganya, dan dia sendiri dianggap sebagai orang luar itu
Mungkin akan ada pertanyaan akan kebingungan yang sedang menjerat. Siapa sebenarnya Sandrina, Odette, dan Meisha? Kenapa Odette memanggil Meisha dengan sebutan ibu sekarang, padahal sebelumnya di hadapan Tommy dia memanggilnya dengan sebutan bibi?
Sudah Sandrina jelaskan di awal, dia ingin tertawa dengan sandiwara yang tercipta. Semua miliknya direnggut, identitasnya, kepunyaannya semuanya di ambil tanpa menyisakan sedikitpun untuknya. Dialah putri yang sebenarnya tapi semua itu direnggut paksa darinya oleh sang ayah, lalu diberikan pada kakaknya yang adalah putri palsu. Ingin mengambil kembali semua miliknya tapi Sandrina tidak memiliki kemampuan dan koneksi. Dia benar-benar sendirian tanpa ada yang bisa dimintai tolong
"Ja lang ini benar-benar gila! Kau meludah di depanku?" teriak Meisha murka dengan sikap yang Sandrina tunjukkan
"Memangnya kau tidak akan menjadi gila?" sahut Sandrina dengan berani menyahut dan membalas tatapan Meisha
"Apa? Apa yang dikatakan wanita ja lang ini?" kemarahan tampak jelas di mata Meisha dan tangannya kembali terangkat ingin memukul Sandrina kembali
"Aku melihat saudariku bercinta dengan tunanganku seperti pengantin baru di rumah. Bagaimana bisa aku tidak gila dan menahan diri?" ucap Sandrina yang tidak peduli jikapun dia akan ditampar kembali, karena semua itu sudah kebal untuk diterimanya. Dia sudah begitu sering dianiaya dan dipukul seperti itu
Tangan Meisha yang terangkat mengambang di udara tanpa lagi bergerak untuk memukul, ketika kalimat Sandrina terucap. Apa yang Sandrina ucapkan jelas itu adalah sebuah fakta yang penuh luka dan kesakitan, tapi Meisha tentu tidak bisa membela Sandrina yang hanya alat baginya untuk mengeruk semua kesenangan.
"Astaga! Apa kau merasa begitu tidak adil? Sudah berapa kali kau kehilangan sesuatu dariku? Semua milikmu adalah milikku, dan tentu saja Tommy juga milikku." Odette kembali buka suara dan berucap dengan bangga, seakan apa yang dilakukannya adalah sebuah penghargaan bukan sebuah kesalahan
.
.
.
untung ada si basbas yg masih peduli sama sandrina
kamu terima aja pernikahan sama basbas pasti kamu akan jauh lebih baik nanti
dan buat hancur keluarga setan itu
tdk sabar pen lihat kehancuran si tua bangka dan kluarga setan@
good bg babas👍