Baby Sitter Untuk Yayah

Baby Sitter Untuk Yayah

Baby Sitter 01

Plak!

Lagi dan lagi, pagi ini Raina sudah mendapat cap lima jari dari Rusman, suaminya. Padahal dia baru saja selesai memasak dan membereskan rumah. Rasa lelah berkutat dengan pekerjaan rumah pagi itu seolah lengkap sudah dengan perlakuan buruk sang suami.

Raina hanya diam, untuk sekedar mengeluh pun ia sudah enggan. Diam adalah pilihan terbaik baginya saat ini.

" Kenapa kamu cuma diam hah! Dasar istri nggak guna. Kamu sekarang sedang haid kan, berarti kamu gagal hamil lagi? Percuma aku nikahin kamu, sampai sekarang kamu belum hamil juga. Kamu nggk fokus buat berusaha hamil, dan malah sibuk sama anak orang lain."

" Itu pekerjaan aku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."

" Halah, alesan. Apa jangan-jangan kamu mandul lagi. Dalam keluargaku soalnya nggak ada keturunan mandul."

Mulai lagi ucapan Rusman membahas tentang itu. Dia selalu berkata demikian setiap membahas kehamilan yang belum bisa didapatkan oleh Raina.

Raina tentu sudah sangat bosan mendengarnya.

" Tck, lagian kamu sih Rus, udah ibu bilang buat jangan nikah sama dia tapi kamu nekat. Sekarang gini kan. Lihat aja tuh temen mu si Ali, dia baru nikah setahun lalu, tapi udah punya anak. Mungkin bener kali istrimu ini mandul."

Fyuuuh

Raina hanya bisa membuang nafasnya kasar. Lama kelamaan dia merasa engap ada di rumah suaminya itu. Setiap hari yang dibahas hanya kapan hamil.

" Mas, Bu, aku mau berangkat dulu."

" Kemarin kamu habis gajian kan, sini Ibu minta. Ibu mau beli vitamin."

Sreek

" Apa an ini, cuma segini. Ini kurang. Gaji kamu kan banyak. Masa iya cuma ngasih segini?"

Raina mengulurkan uang 100 ribu, namum Ningsih terlihat tidak senang. Padahal jika benar hanya untuk membeli vitamin, seharusnya cukup.

" Bu, kalau cuma buat beli vitamin itu udah cukup. Gaji aku memang lumayan, tapi sisanya udah nggak banyak. Kemarin baru aja buat bayar tagihan listrik, belanja bulanan, dan juga cicilan motor kan. Jadi ya itu sek~"

Sruuuk

" Halah bilang aja kamu pelit."

Ningsih yang enggan mendengar ucapan menantunya itu memilih pergi sambil mengambil lembaran seratus ribu yang diulurkan oleh Raina. Dia juga menabrak bahu sisi sebelah kanan dari Raina dan membuat Raina terhuyung.

Wanita itu hanya bisa memejamkan matanya sambil berusaha menahan nafas. Entah kapan suami dan keluarganya itu bisa menerima semua yang sudah dilakukannya.

" Seharusnya kamu kasih Ibu lebih banyak. Kamu harus inget, kami ini satu-satunya keluargamu. Kalau nggak ada aku, ibu dan adikku, kamu bakalan hanya lontang lantung."

Degh!

Sakit rasanya hati Raina ketika Rusman bicara demikian. Ia sangat tahu posisinya, ia sangat tahu asal usulnya. Ya, dia adalah seorang sebatang kara. Dia yatim piatu sejak kecil, hidupnya besar di panti asuhan.

Ketika menikah dengan Rusman, Raina sangat bahagia karena dia kini memiliki sebuah keluarga yang begitu dia dambakan. Tapi ternyata semua itu tidak seperti yang dipikirkannya.

Haaah

Raina menyahut tas nya yang sudah sejak tadi dia letakkan di atas meja. Tanpa perlu pergi ke kamar lagi, Raina langsung pergi berangkat bekerja. Dia juga enggan untuk sarapan.

Raina mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Ningsih, tapi Ningsih tidak memberikannya. Wanita paruh baya itu asik makan.

Lagi-lagi Raina hanya bisa menahan rasa sesak di dada. Ia memilih untuk mundur dan berpamitan kepada suaminya.

" Aku berangkat."

Tidak ada satu pun yang menjawab. Raina sungguh sudah sangat bersabar selama ini, dan rasanya dia sudah berada di batas sabarnya.

Sepanjang jalan, sembari mengendarai motor, air mata wanita itu terus jatuh membasahi pipi. Basah dan dingin menerpa wajahnya. Masker yang ia gunakan pun menjadi basah.

Isakan yang sekuat mungkin dia tahan, terasa begitu menyesakkan dada. Berkali-kali ia menyeka air matanya, namun agaknya air itu tak kunjung mau berhenti.

" Astagfirullah."

Hanya itu yang mampu Raina keluarkan dari bibirnya.

Ciiiiit

Raina memejamkan matanya sejenak, ia mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Saat ini dirinya sudah berada di depan rumah tempatnya bekerja. Rumah yang tidak kecil namun juga tidak terlalu besar, tapi bagi Raina itu terlihat seperti istana karena di dalamnya begitu banyak kehangatan. Sebelum masuk, tak lupa ia mengganti maskernya.

" Haaah, bismillah."

Dengan berjalan sedikit cepat, wanita itu segera masuk ke dalam rumah. Dan ini yang membuatnya bisa tersenyum serta rasa sesak dala dadanya berkurang.

" Sus Aiiiiiiii."

Greb

" Sayang, jangan lari begitu Nak."

" Selamat pagi, Pak."

" Ya selamat pagi Sus Raina."

Chandran Akash Dwiangga, bocah laki-laki 4 tahun ini adalah anak yang Raina asuh. Chan begitulah anak itu biasa dipanggil, ia adalah putra semata wayang dari Bagus Dwi Angga yang merupakan seroang single parents.

Sudah setahun Raina bekerja di rumah itu. Meskipun ayah Chan tidak terlalu banyak suka bicara namun pria berusia 33 tahun itu adalah pribadi yang baik.

Dari cerita yang dia dengar, Bagus adalah duda yang ditinggal meninggal sang istri. Istrinya meninggal setahun setelah Chan lahir. Untuk penyebabnya tentu tidak banyak yang tahu. Dan bagi Raina dia tidak perlu tahu itu.

" Chan sudah sarapan belum?"

" Bewum, Chan tundu Sus Ai salapannya. Sus Ai, salapan baleng yuu. Yayah kalau Yayah mau belangkat kelja ya belangkat aja. Chan uda Sus Ai."

Bagus memasang ekspresi sedih. Tentu saja itu hanya akting. Dia senang putranya itu menemukan pengasuh yang cocok. Ya Raina adalah pengasuh yang paling lama bekerja di rumah itu. Biasanya Chan hanya bertahan 3 bulan saja dengan pengasuhnya, tapi dengan Raina tidak, Chan benar-benar suka sehingga Raina termasuk paling awet disana.

" Astaga, bener-bener kamu ya. Oke Yayah kerja dulu, daaah Boy."

Bagus memeluk putranya dengan erat. Ia lalu berangkat, sedangkan Raina hanya menundukkan kepala dengan canggung.

" Nah, sekarang ayo kita sarapan."

" Siaaap."

Raina membawa Chan menuju ke dapur, ternyata sudah ada banyak makanan tersedia. Selain dirinya di rumah itu, ada pekerja lain. Satu art dan satu supir.

Meskipun mengenal melalui bekerja, namun Raina malah merasa nyaman ada bersama Bik Yah dan Pak Barjo. Mereka orang-orang yang baik yang mempu membuat hatinya terasa tenang ketimbang suami dan keluarga suaminya.

" Mbak Raina, ayo sarapan dulu."

" Terimakasih Bik Yah."

Raina tersenyum kecut, dia di rumah yang memasak namun malah jarang sekali memakannya. Sedangkan di sini, dia tidak pernah memasak namun dia mendapatkan makanan untuk mengisi perutnya.

" Sus Ai," panggil Chan lembut. Bocah kecil itu tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Raina.

" Ini kok melah. Apa atit?"

Degh!

Raina tentu terkejut. Tadi dia memang mengenakan masker, dan baru dilepasnya ketika hendak makan bersama Chan.

" Ooh ini, tadi tuh di pipi Sus ada nyamuk. Sama Sus dipukul, eh nyamuknya kabur malah pipi Sus yang sakit."

" Ooh ditu, uugh pasti sakit ni. Besok besok janan dipukul ya. Nanti pipi Sus jadi atit."

Raina mengangguk, ia sekuat hati menahan air matanya untuk tidak luruh. Rasanya begitu menyenangkan dikhawatirkan seperti ini meskipun itu oleh anak kecil sekalipun.

" Terimakasih Chan, terimakasih karena buat hati Sus senang."

TBC

Terpopuler

Comments

david 123

david 123

kisah awal bikin hati sedih....tega ya suami yg suka main tangan...anak itu anugerah Tuhan,rejeki dr Tuhan,ya sabar ..pasti akan di beri keturunan,tdk semata kesalahan isteri saja..lanjut Thor...

2025-05-27

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

haaah?? aku mending ga punya keluarga sih dr pada keluarga nya isi nya manusia ginian semua 🤣 ambil nih yg mau keluarga ini

2025-05-30

0

mama_im

mama_im

baru bab pertama udah bikin esmosi,, kuy lanjut kak, masih ada hubungnnya kah dengan keluarga empat serangkai dan dwilaga???

2025-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Baby Sitter 01
2 Baby Sitter 02
3 Baby Sitter 03
4 Baby Sitter 04
5 Baby Sitter 05
6 Baby Sitter 06
7 Baby Sitter 07
8 Baby Sitter 08
9 Baby Sitter 09
10 Baby Sitter 10
11 Baby Sitter 11
12 Baby Sitter 12
13 Baby Sitter 13
14 Baby Sitter 14
15 Baby Sitter 15
16 Baby Sitter 16
17 Baby Sitter 17
18 Baby Sitter 18
19 Baby Sitter 19
20 Baby Sitter 20
21 Baby Sitter 21
22 Baby Sitter 22
23 Baby Sitter 23
24 Baby Sitter 24
25 Baby Sitter 25
26 Baby Sitter 26
27 Baby Sitter 27
28 Baby Sitter 28
29 Baby Sitter 29
30 Baby sitter 30
31 Baby Sitter 31
32 Baby Sitter 32
33 Baby Sitter 33
34 Baby Sitter 34
35 Baby Sitter 35
36 Baby Sitter 36
37 Baby Sitter 37
38 Baby Sitter 38
39 Baby Sitter 39
40 Baby Sitter 40
41 Baby Sitter 41
42 Baby Sitter 42
43 Baby Sitter 43
44 Baby Sitter 44
45 Baby Sitter 45
46 Baby Sitter 46
47 Baby Sitter 47
48 Baby Sitter 48
49 Baby Sitter 49
50 Baby Sitter 50
51 Baby Sitter 51
52 Baby Sitter 52
53 Baby Sitter 53
54 Baby Sitter 54
55 Baby Sitter 55
56 Baby Sitter 56
57 Baby Sitter 57
58 Baby Sitter 58
59 Baby Sitter 59
60 Baby Sitter 60
61 Baby Sitter 61
62 Baby Sitter 62
63 Baby Sitter 63
64 Baby Sitter 64
65 Baby Sitter 65
66 Baby Sitter 66
67 Baby Sitter 67
68 Baby Sitter 68
69 Baby Sitter 69
70 Baby Sitter 70
71 Baby Sitter 71
72 Baby Sitter 72
73 Baby Sitter 73
74 Baby Sitter 74
75 Baby Sitter 75
76 Baby Sitter 76
77 Baby Sitter 77
78 Baby Sitter 78
79 Baby Sitter 79
80 Baby Sitter 80
81 Baby Sitter 81
82 Baby Sitter 82
83 Baby Sitter 83
84 Karya Baru: Loving Again?
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Baby Sitter 01
2
Baby Sitter 02
3
Baby Sitter 03
4
Baby Sitter 04
5
Baby Sitter 05
6
Baby Sitter 06
7
Baby Sitter 07
8
Baby Sitter 08
9
Baby Sitter 09
10
Baby Sitter 10
11
Baby Sitter 11
12
Baby Sitter 12
13
Baby Sitter 13
14
Baby Sitter 14
15
Baby Sitter 15
16
Baby Sitter 16
17
Baby Sitter 17
18
Baby Sitter 18
19
Baby Sitter 19
20
Baby Sitter 20
21
Baby Sitter 21
22
Baby Sitter 22
23
Baby Sitter 23
24
Baby Sitter 24
25
Baby Sitter 25
26
Baby Sitter 26
27
Baby Sitter 27
28
Baby Sitter 28
29
Baby Sitter 29
30
Baby sitter 30
31
Baby Sitter 31
32
Baby Sitter 32
33
Baby Sitter 33
34
Baby Sitter 34
35
Baby Sitter 35
36
Baby Sitter 36
37
Baby Sitter 37
38
Baby Sitter 38
39
Baby Sitter 39
40
Baby Sitter 40
41
Baby Sitter 41
42
Baby Sitter 42
43
Baby Sitter 43
44
Baby Sitter 44
45
Baby Sitter 45
46
Baby Sitter 46
47
Baby Sitter 47
48
Baby Sitter 48
49
Baby Sitter 49
50
Baby Sitter 50
51
Baby Sitter 51
52
Baby Sitter 52
53
Baby Sitter 53
54
Baby Sitter 54
55
Baby Sitter 55
56
Baby Sitter 56
57
Baby Sitter 57
58
Baby Sitter 58
59
Baby Sitter 59
60
Baby Sitter 60
61
Baby Sitter 61
62
Baby Sitter 62
63
Baby Sitter 63
64
Baby Sitter 64
65
Baby Sitter 65
66
Baby Sitter 66
67
Baby Sitter 67
68
Baby Sitter 68
69
Baby Sitter 69
70
Baby Sitter 70
71
Baby Sitter 71
72
Baby Sitter 72
73
Baby Sitter 73
74
Baby Sitter 74
75
Baby Sitter 75
76
Baby Sitter 76
77
Baby Sitter 77
78
Baby Sitter 78
79
Baby Sitter 79
80
Baby Sitter 80
81
Baby Sitter 81
82
Baby Sitter 82
83
Baby Sitter 83
84
Karya Baru: Loving Again?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!