Citraleka yang sedang berjuang untuk kesembuhan neneknya dikejutkan dengan sebuah penawaran dari seorang pria kaya yang memintanya untuk melahirkan seorang anak untuk pria itu dengan imbalan biaya untuk perawatan neneknya yang sedang menderita penyakit komplikasi.
"Berikan aku seorang anak, maka aku akan membiayai pengobatan nenekmu. " - Davidson fernandez.
Citra tak habis pikir bagaimana bisa seorang pria beristeri yang memiliki image baik bisa mengucapkan kata-kata itu dengan mudah dan akankah ia menerima tawaran sang pria yang memiliki istri seorang supermodel itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Citra berlari sekuat tenaga, napasnya tercekat karena ketakutan dan kelelahan, tapi dia tidak boleh menghentikan langkah nya karena saat ini anak buah pria itu sedang mengejarnya di belakang. Baju yang pendek dan ketat membuat citra kesulitan untuk berlari lebih jauh menyeimbangkan kejaran para anak buah Hans yang sebentar lagi akan menyamai posisinya.
Di tengah keputusasaan, dia tiba di lorong gelap yang sepi, pikirannya bercampur aduk-- takut, marah dan rasa ingin berjuang. Ia harus keluar dari tempat ini dan mencari tempat yang aman. Dengan sisa kekuatan yang di milikinya, Citra memutuskan untuk menyelinap ke pintu belakang, berharap tidak ada yang melihat nya.
Sementara itu di luar ruangan, Hans masih berjuang menahan rasa sakit dan amarahnya, terlebih rasa malu sebab gadis siallan itu membuat nya menjadi bahan olok- olokan, martabatnya seketika merosot hingga ke tanah. Ia bersumpah tidak akan memberikan ampun pada gadis itu.
Citra masih bersembunyi di balik tembok, cukup lama ia mematung di sana menstabilkan napas dan perasaannya bergemuruh, lalu merasa situasi cukup tenang ia hendak melanjutkan pelariannya namun alangkah terkejutnya ia ketika menoleh di depannya sudah berdiri Siska bersama para anak buah pria itu yang tadi mengejar nya.
Seringaian tipis terbit di wajah licik Siska. "Mau kabur ke mana kau?"
Citra menatap nya dengan penuh membara. "Kau jahat sekali, kau tega menipu ku! "
Siska lantas tertawa. "Gadis naif seperti mu memang mudah untuk terpercaya. "
Lalu matanya memancarkan sebuah ambisi besar. "Aku sudah menjual mu pada tuan Hans, jadi kau harus menjadi melayani nya!"
"Cepat, tangkap dia!"
Citra berusaha untuk lari namun tenaganya yang hampir habis membuat nya kalah cepat dengan gerakan para pria itu yang sudah menahan kedua tangannya.
"Lepas! lepaskan aku! "
Sekuat apapun citra memberontak, tenaganya jelas kalah telak dengan para pria berbadan besar tersebut. Siska kembali tertawa.
"Sudahlah, terima saja nasib mu, Citra. Lagipula kau beruntung bisa di tiduri oleh tuan Hans yang tampan dan di gilai wanita di sini!"
Wajah citra tampak menahan amarah, ia lalu meludah. "Sedikitpun aku tak pernah sudi di sentuh oleh nya. "
Mendengar itu membuat Siska menjadi marah. "Beraninya kau!! "
Plak! sebuah tamparan Siska berikan di pipi citra. Citra bukannya merasa takut malah tertawa, yang tawanya terdengar menyebalkan di telinga Siska.
"Aku lebih baik matti di siksa daripada harus melayani pria menjijikkan seperti nya! " Teriak citra.
Siska semakin marah hingga mengepalkan kedua tangannya. "Bawa dia! "
Para anak buah Hans mengangguk, lalu menyeret citra pergi yang masih berusaha memberontak di kungkungan mereka.
Namun hal tak terduga datang saat mereka melewati lorong,di depan muncul David bersama asisten dan anak buahnya. Hal itu membuat Siska panik lantas memerintahkan salah satu anak buah yang menahan citra untuk menyembunyikan gadis itu.
"Cepat sumpal mulut nya dan sembunyikan dia! "
Saat rombongan Siska dan rombongan David berpapasan, citra sudah tak terlihat di sembunyikan oleh mereka dengan baik seraya mulut nya yang di sumpal oleh kain.
Namun Citra tak menyerah begitu saja, ia tahu David berada tepat di samping nya, jadi dia berusaha untuk menunjukkan dirinya meski para anak buah David sudah berusaha menyembunyikan nya.
"Bukankah dia Siska, mu*cikari yang terkenal di tempat ini? " seru Marlon saat melihat Siska tersenyum pada mereka. Namun senyum itu terlihat tersembunyi kepanikan.
"Hmmm, kenapa, kau ingin menyewa seorang kupu- kupu malam padanya? " cetus David yang seketika saja membuat Marlon menunduk.
"Tentu saja tidak tuan! "
Sementara citra dari tatapannya terlihat penuh pengharapan agar David dapat menyadari kehadiran nya, air matanya menetes di kedua bola matanya, mulutnya yang di bungkam berusaha mengeluarkan suara.
"Tuan, tolong, aku di sini... "
Namun David tetap bergeming meski akhirnya kini mereka saling bersitatap tapi David tetap meluruskan langkah nya.
Seketika citra menyadari kesalahannya, tentang ucapan nya pada laki-laki itu yang bilang dia tidak memerlukan bantuan nya, sekarang citra menyesal. Inikah hukuman untuk nya?
Sementara Hans sudah menunggu di tengah aula di mana tempat orang-orang berkumpul sedang berpesta. Ia sengaja menunggu di situ karena ingin mempermalukan wanita tadi. Ia akan membalas apa yang di lakukan wanita itu padanya berkali- kali lipat.
Lalu kedua bola mata Hans melebar senang saat melihat Siska dan anak buahnya datang membawa wanita yang tadi mempermalukan nya itu.
"Bos, kami membawa kembali gadis ini. "
"Cepat berikan dia padaku! "
Para anak buah Hans mendorong tubuh citra dengan kasar hingga berhadapan dengan nya. Seketika tawa Hans mengudara, terdengar menyeramkan.
"Sudah ku bilang kau tidak akan bisa lari dari ku! " Hans kembali tertawa.
Lalu dia mencengkram kedua pipi citra hingga mau menatap ke arah nya. "Tempat ini adalah milik ku, sekarang aku akan mempermalukan mu di hadapan mereka semua, hahaha!"
Tangan Hans sudah mulai menggapai kancing kemeja citra, namun belum sempat ia membukanya sebuah bogeman mentah tiba-tiba melayang menghantam rahangnya hingga pria itu tersungkur.
Keriuhan orang-orang mulai terdengar, mereka semua menoleh ke arah Hans yang terjatuh mengenaskan hingga sebuah hiasan porselen jatuh dan mengenai kakinya.
"Argghhh! " Hans seketika menjerit. Juga teriakan orang-orang akibat peristiwa yang baru saja terjadi semakin menambah keributan.
Citra yang masih gemetar ketakutan menoleh, di sana berdiri David dengan wajah mengeras penuh amarah.
Belum cukup sampai di situ, David kemudian mendekat pada Hans yang tak berdaya dan menarik kerah kemejanya.
"Ikut aku badjingan! "
Hans tak langsung pasrah begitu saja, ia jelas memberontak namun badannya yang kurus kering harus berhadapan dengan badan kekar David jelas kalah telak. Sementara anak buahnya ataupun orang-orang yang melihat nya jelas tak berani menengahi ataupun terlibat situasi ini karena menyadari David lah yang harus mereka lawan.
David menyeret tubuh Hans hingga keluar club. Sementara Marlon bergegas mendekati citra, ia melepas jasnya dan memberikannya untuk menutupi pundak gadis itu.
"Ayo nona, " tuntun Marlon membantu citra berdiri. Marlon sampai tak tega melihat kondisi citra, begitu mengenaskan dan wajahnya terlihat penuh ketakutan, pantas lah tuannya sampai semurka itu.
Sementara itu, Siska yang panik hendak melarikan diri, jelas dia tidak mau terlibat dalam semua masalah ini. Namun naas baginya Marlon segera menyadari niatnya tersebut dan Marlon segera memerintahkan para pengawal untuk menangkap nya.
"Cepat tangkap wanita itu! "
"T- tidak, lepas! lepaskan aku! aku hanya di suruh oleh Hans! "
Siska sungguh menyesal andai dia mencari tahu dulu siapa citra, dia tak mungkin terlibat dalam situasi ini.
Marlon menggerakkan kepalanya, lalu pengawal mengangguk dan mengamankan Siska sampai nanti David sendiri yang akan memberikan hukuman setimpal padanya.
Citra memegang tangan Marlon, dapat Marlon rasakan tubuh citra yang sangat gemeteran.
"Marlon, tuan akan membawa pria itu kemana. "
Wajah Marlon terlihat prihatin namun tatapannya meredup.
"Nona, di seluruh kota ini juga tahu bagaimana kekejaman tuan jika ada yang mencoba mencari masalah dengan nya, apalagi ini terkait nona, tuan... tidak akan memberikan ampun pada si pelaku. "
Dor!
Lalu tiba-tiba terdengar suara temb*akan dari luar yang membuat seisi club geger seketika.
*****
cepat hamil...
lanjut thor