Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh dua
Jenna tidak bisa tidur, karena ia terus membayangkan wajah Elios yang sangat menyebalkan.
Jenna akui kalau ia kalah dan sangat lemah, meskipun wanita itu sudah berusaha keras untuk menekan perasaannya yang masih belum bisa melupakan Elios.
Namun, hampir satu bulan Elios selalu berada di sisinya… sungguh menyebalkan bagi Jenna yang sudah berusaha keras melupakan pria itu, tetapi Elios malah selalu berada di sisinya.
“Tapi aku tidak akan langsung luluh, aku ingin lihat perjuangannya untuk mendapatkan cintaku… walau sebelum dia berjuang, hatiku sudah sepenuhnya miliknya lagi,” gumam Jenna sambil menggigit selimutnya.
Wanita itu tidak akan membiarkan Elios melakukannya dengan mudah, ia ingin melihat seberapa besar kesungguhan pria itu.
“Memang sikapnya sudah berbeda dengan lima tahun yang lalu, tapi aku tidak boleh langsung menerimanya begitu saja. Kak Elios harus menunjukkan perjuangannya, seperti aku dulu,” Jenna menatap langit-langit kamarnya.
Selain itu, karena hatinya masih terkunci kepada Elios. Jenna juga membutuhkan sosok pria kuat yang bisa melindunginya dari bahaya yang mengintai, karena sejak mendapatkan hadiah boneka panda minggu lalu… sekarang ada banyak hadiah lain yang dikirim oleh orang yang sama, orang tersebut menaruh kamera tersembunyi di barang-barang yang diberikan kepada Jenna.
“Apa ini ulah Hael?” Jenna langsung teringat dengan satu mantan kekasihnya yang sangat terobsesi kepadanya.
Jika orang itu Hael, maka akan sulit untuk dilawan secara terang-terangan atau tersembunyi, karena Hael berasal dari keluarga ternama dan memiliki kekuasaan tinggi.
Jalan satu-satunya yang Jenna butuhkan adalah sosok pelindung, dan orang itu adalah Elios yang merupakan pilihan terbaik dari ayahnya.
“Ayah pasti sudah memikirkan semua ini, dia sengaja menjadikan Kak Elios sebagai bodyguard pribadiku… karena Kak Elios adalah salah satu orang kepercayaan Tuan Sean,” Jenna menahan senyumannya, saat wajah Elios kembali berputar di kepalanya.
“Sebenarnya Kak Elios memiliki apa? Kenapa aku tidak bisa menghilangkannya dari hatiku?” Geram Jenna yang merasa tidak adil.
Wanita itu terperanjat kaget saat mendengar suara ponselnya, ternyata ada pesan yang masuk. Jenna mengira kalau si pengirim adalah Hael dengan nomor barunya, tetapi ternyata nama Aurel yang muncul di layar ponselnya.
Jenna langsung membuka kunci ponselnya untuk membaca pesan dari sang manajer, ternyata Aurel sudah menemukan satu pria yang diminta oleh Jenna. Namun untuk sekarang Jenna sudah tidak membutuhkan pria lain, karena hatinya sudah jatuh kepada Elios yang menyebalkan itu.
“Maaf Kak Aurel, aku sudah merepotkanmu. Tapi aku sudah tidak membutuhkan pria lagi, aku sudah menemukan orangnya,” ucap Jenna yang sesuai dengan apa yang diketiknya kepada sang manajer.
“Astaga, ini hampir jam satu pagi dan aku masih belum tidur?” Kaget Jenna saat melihat jam di ponselnya.
Wanita itu memilih menaruh ponselnya di atas nakas, ia menarik selimut dan mencoba untuk tidur agar besok tidak kesiangan. Besok ada jadwal pemotretan lagi di jam sepuluh pagi, jadi Jenna harus segera tidur.
Di kamar sebelah, Elios baru selesai membaca balasan yang dikirim Jenna kepada Aurel. Sebab ponsel Jenna masih terhubung dengan ponselnya, jadi semua aktivitas Jenna past diketahui oleh pria itu.
Hael masih tetap berusaha menghubungi Jenna dengan nomor baru, tetapi semua panggilan maupun pesan malah masuk ke ponsel Elios dan Jenna tidak pernah merasa terganggu dengan tingkah Hael.
“Kali ini aku tidak ingin diam-diam lagi, aku akan menunjukkan kesungguhanku kepada Jenna… karena waktuku sudah tidak banyak,” gumam Elios yang mulai memejamkan matanya, karena keadaan di sekitar sudah aman dan ada yang menjaganya.
...***...
“Selamat pagi Nona Jenna,” ucap Elios yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar Jenna.
Jenna memegangi dadanya yang berdebar sangat kencang, karena terkejut dengan senyuman tampan yang ditunjukkan oleh Elios. Ini adalah pertama kalinya pria itu tersenyum begitu tampan, dan membuat hidung Jenna mengeluarkan darah.
“Nona Jenna sakit?” Elios langsung menggendong wanita itu dan membawanya masuk ke dalam kamar lagi.
Pria itu mendudukkan Jenna di sofa, lalu mengeluarkan sapu tangannya untuk menyumbat hidung wanita itu yang terus mengeluarkan darah.
Katakan saja berlebihan, tetapi Jenna benar-benar dibuat terpesona oleh senyuman Elios yang sangat tampan.
“Kau sering tersenyum seperti tadi kepada siapa?” Tanya Jenna setelah mendapatkan kesadarannya.
Elios menggeleng pelan, “Tidak ada selain Nona Jenna,” jawabnya yang membuat kedua pipi Jenna memanas dan terlihat memerah.
“Cih, kau pasti membohongiku!” Tuduh wanita itu sambil menyembunyikan perasaan gugupnya.
“Tidak, saya bahkan lupa kapan terakhir saya tersenyum,” ujar Elios yang sama sekali tidak mengingatnya.
Jenna tertegun, ia tahu kalau Elios sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Dan pastinya senyuman pria itu menghilang, setelah kehilangan kedua orang tuanya dan hidup sendiri, walau masih ada kedua orang tua Zelin yang selalu ada… tetapi Zelin pernah bercerita kalau Elios lebih memilih untuk tinggal sendirian.
“Ma-maaf,” ucap Jenna yang merasa sangat bersalah.
Elios menggeleng, ia menyentuh pipi memerah wanita itu. “Tidak perlu meminta maaf, karena saya akan selalu tersenyum kepada Nona Jenna dan hanya Nona Jenna yang bisa melihat senyuman saya,” ujar pria itu yang membuat Jenna ingin berteriak kesenangan, tetap wanita itu harus menahan diri agar Elios tidak menyadarinya.
“Tunggu sebentar!” Elios berjalan ke arah lemari yang terdapat kotak obat.
“Apa hidung Nona Jenna terluka?” Tanyanya yang sudah kembali dengan kotak obat.
Jenna menggeleng pelan, ia hanya terpana oleh senyuman Elios. Namun Jenna tidak bisa mengatakannya, karena Elios harus berjuang lebih keras lagi.
“Saya akan membersihkannya!” Elios menarik sapu tangannya yang sudah kotor oleh darah wanita itu.
Dengan hati-hati, pria itu membersihkan sekitar hidung Jenna yang terdapat bercak darah. Mata hijau wanita itu menatap lekat wajah Elios yang begitu dekat, pria itu masih tetap sama seperti lima tahun yang lalu… tetapi sekarang terlihat jauh lebih matang.
“Sudah selesai,” ucap Elios sambil menaikkan pandangannya, membuat mata mereka bertemu.
“Apa saya boleh mencium Nona Jenna?” Tanyanya yang entah sejak kapan sangat menyukai rasa manis di bibir wanita itu.
“Kenapa harus bertanya dulu? Bukankah aku sudah mengizinkanku untuk menciumku lebih dulu, sejak di taman Mansion Grelynn?” Tanya balik Jenna yang pipinya kembali memerah.
Elios mengusap pipi wanita itu, lalu ia semakin mendekatkan wajahnya dan bibir mereka kembali bertemu. Kali ciumannya terasa berbeda, entah mengapa Jenna merasa kalau Elios menyalurkan perasaannya lewat ciuman lembut dan terkesan hati-hati ini.
“Bunga yang cantik untuk Nona Jenna!” Kata pria itu sambil mengeluarkan setangkai bunga kecil yang tadi diambilnya di dekat meja televisi.
Jenna mencebikkan bibirnya, membuat Elios kembali menciumnya. Padahal Jenna ingin marah, karena ia diberi bunga palsu dan bunganya juga berasal dari ruang tengah. Namun ciuman Elios membuat amarahnya menghilang, sepertinya pria itu mulai tahu cara untuk menenangkannya.
“Nanti saya ganti dengan bunga sungguhan…”
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁