NovelToon NovelToon
NOTHING IS GOOD

NOTHING IS GOOD

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Transformasi Hewan Peliharaan / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.Xg

Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

akademi

Anehnya, meskipun mata Ling terus menjelajahi segala hal yang baru di sekitarnya, kakinya malah membawanya masuk ke dalam sebuah antrean yang dipenuhi oleh para remaja. Hanya dirinya seorang anak kecil yang ikut mengantri di sana.

Brukkk...

Ling menabrak punggung orang di depannya, membuatnya tersentak dan melihat sekelilingnya dengan bingung. "Eh... ini di mana?" gumamnya pelan.

"Heh, anak kecil! Ada apa denganmu? Kenapa kamu menabrakku?" ucap seorang remaja laki-laki berusia sekitar lima belas tahun yang berdiri di depan Ling, dengan nada sedikit kesal.

"Emmm... maaf... aku tidak sengaja menabrakmu. Soalnya, baru pertama kali ini aku melihat tempat seperti ini, jadi tidak fokus saat berjalan," jawab Ling dengan sedikit kaku.

Remaja itu mengangguk maklum, merasa wajar jika seorang bocah seperti Ling merasa penasaran dengan segala sesuatu yang baru, apalagi jika baru pertama kali datang ke kota ini.

Antrean semakin maju, dan Ling tanpa sadar terus mengikuti alurnya, meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang dilakukan orang-orang dengan berbaris rapi seperti itu. Ia hanya ikut-ikutan, ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Ling mengintip sedikit ke depan, dan matanya menangkap pemandangan menarik. Orang di barisan paling depan sedang berbicara dengan seseorang yang menurutnya berpakaian agak aneh karena mengenakan baju besi. Kemudian, orang berpakaian besi itu meletakkan tangannya di atas bola kristal yang mulai memancarkan cahaya berwarna cokelat.

Mata Ling langsung berbinar-binar melihat kejadian luar biasa itu, dan ia kembali berdiri tegak untuk mengikuti kegiatan tersebut.

"Selanjutnya," ucap pria yang mengenakan pakaian besi. Kini tiba giliran Ling untuk melakukan tes ujian memasuki akademi. Namun, Ling sama sekali tidak menyadari bahwa ia sedang mengantri untuk mengikuti ujian tersebut.

Ling menatap pria berpakaian besi itu, menunggu pria itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pada orang-orang sebelumnya.

"Siapa namamu?" tanya pria itu, salah satu panitia pelaksana ujian akademi.

"Namaku Ling," jawab Ling.

Pria itu tampak terkejut mendengar nama tersebut. "Apakah kamu berasal dari keluarga Ling?" tanyanya dengan nada sedikit segan. Ling membalasnya dengan menggelengkan kepala.

"Bukan. Aku dari keluarga yang sepertinya orang-orang tidak akan tahu. Karena aku berasal dari pedalaman hutan," ucap Ling polos.

Ekspresi pria itu yang tadinya terkejut dan segan langsung berubah kembali seperti biasa. Pria itu lalu menanyakan umur dan bakat yang dimiliki Ling.

"Umurku kira-kira sudah tujuh tahun, dan keahlianku mengeluarkan suara indah dari mulut."

Tanpa mempedulikan tatapan kaget orang-orang di sekitarnya mendengar usianya, Ling langsung mengeluarkan irama yang begitu indah dari mulutnya, yang seketika menghipnotis semua yang mendengarnya.

Aaa... aaa... aaa... aaaaa...

Aaa... aaa... aaaaaaa...

Ling melantunkan melodi itu dengan riang, dan setelah beberapa saat, ia menghentikan lantunannya. Semua orang merasa tidak percaya ada anak sekecil Ling yang memiliki bakat luar biasa seperti itu. Meskipun pria panitia itu masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, ia meminta Ling untuk meletakkan tangannya di atas bola kristal.

Dan ketika tangan kecil Ling menyentuh bola kristal, muncullah cahaya putih yang menyilaukan. Pria itu langsung terduduk dengan mulut ternganga. "A... aku harus segera memanggil Kepala Dekan untuk memastikan ini!" ucapnya terbata-bata. Ia mengeluarkan sebuah bola kecil dari tangannya lalu memecahkannya, yang langsung menghilang di udara.

Di dalam akademi, di sebuah altar yang dikelilingi lima orang, seorang pria paruh baya yang duduk di tengah bersama empat orang lainnya mengerutkan keningnya.

"Ada apa, Kepala Dekan?" tanya seorang wanita bernama Profesor Jia Li, seorang profesor dan pemimpin kelas Elemen (kekuatan alam).

Dekan Fu Dai menggelengkan kepalanya, lalu ia melakukan telepati kepada Profesor Anming, seorang profesor luar yang kini sedang bertugas memulai ujian pertama untuk memasuki akademi. Setelah melakukan itu, ia kembali diam, memerhatikan keempat profesor yang sedang asyik mengobrol.

Di luar sana, Profesor Anming sudah mengizinkan Ling untuk masuk ke dalam akademi yang kini telah dipenuhi banyak orang.

Ling yang penasaran mengapa mereka semua berkumpul di sana langsung menghampiri seorang remaja perempuan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya untuk bertanya.

"Emmm..." Ling merasa bingung bagaimana harus memanggilnya, sampai-sampai ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ibunya selalu mengingatkannya untuk tidak memanggil orang yang lebih tua dengan kata-kata yang tidak sopan.

Remaja perempuan yang sedang mengobrol itu merasakan ada seseorang di belakangnya, jadi ia menoleh. Ia melihat seorang anak laki-laki yang tampak kebingungan. "Ada apa, adik kecil?" tanyanya ramah.

Ling tersenyum kaku dipanggil "adik kecil" oleh remaja perempuan yang begitu cantik di hadapannya. Tanpa membuang waktu, ia langsung bertanya, "Emm... kalau boleh tahu, semua orang sedang apa di sini? Apakah ada sesuatu yang menarik di sini?" tanya Ling apa adanya.

Namun, remaja perempuan itu malah tertawa pelan, bahkan teman-temannya yang awalnya hanya mencuri pandang, ikut tertawa pelan mendengar ucapan polos Ling. Membuat Ling merasa bingung, apakah aku salah bicara? batin Ling. Meskipun Ling adalah bocah yang nekat, sifat, pemikiran, dan wajahnya masih sangat kekanak-kanakan, jadi wajar saja jika ia ditertawakan seperti itu.

"Kenalkan, adik kecil, namaku Fang Yin. Kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanyanya karena merasa gemas dengan bocah di hadapannya ini, ia ingin mengetahui namanya juga.

"Namaku Ling," ucap Ling. Wajah Fang Yin dan teman-temannya langsung pucat mendengar nama tersebut.

"A... apakah kamu anggota keluarga Ling?" ucap Fang Yin dengan tergagap.

Ling menggelengkan kepala. "Kenapa sih bertanya seperti itu? Tadi pria yang menjaga di pintu juga berbicara seperti itu, sekarang emmm..."

"Kak Fang Yin," sela Fang Yin yang sepertinya mengerti bahwa Ling masih malu.

Ling hanya mengikuti saja, jadi ia melanjutkan ucapannya, "Sekarang Kak Fang Yin yang bertanya seperti itu. Ada apa sih dengan namaku? Padahal aku berasal dari pedalaman hutan, nama keluargaku juga pasti tidak ada yang tahu, dan nama keluargaku bukan Ling, Ling itu hanya namaku saja."

Fang Yin terlihat lega mendengar itu. "Soalnya, namamu itu sangat familiar bagi semua orang di kerajaan ini. Dan namamu itu sama dengan nama keluarga bangsawan kelas atas yang begitu kejam, jadi pantas saja orang akan terkejut jika mendengar namamu itu," jelas Fang Yin pada Ling.

"Tapi, Kak Fang Yin, sebenarnya apakah di sini ada sesuatu yang menarik sehingga banyak orang berkumpul di sini?" tanya Ling lagi, rasa penasarannya belum hilang.

Fang Yin menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum karena hampir saja ia lupa. "Semua orang di sini berkumpul untuk mengikuti ujian memasuki salah satu akademi terbesar di Kerajaan Krisan. Dan kalau bertanya menarik atau tidaknya, itu tergantung pada pandangan masing-masing," jawab Fang Yin.

Ling mengucapkan terima kasih dan langsung melenggang pergi dari sana. "Dari buku yang pernah kubaca ketika memasuki kamar ibu dan ayah, bukankah akademi itu merupakan tempat seseorang untuk belajar, seperti mempelajari sesuatu yang akan membuat orang menjadi kuat dan bisa mendapatkan pengetahuan yang luas? Dan semua itu sepertinya sangat menarik," gumam Ling sambil membayangkan hal-hal luar biasa yang akan ia dapatkan dari akademi.

1
Anonymous
udah saya tulis ulang kak
Paddle Pops
ranan apa aja tor
Anonymous: udah di tulis ulang
total 1 replies
Paddle Pops
ranah apa aja tor..
Grayn Alasky
cukup menarik, karena sepertinya ini author masih pemula dari cerita yang saya baca, dan data yang saya liat
Grayn Alasky
semangat ya author , meskipun agak sepi
Grayn Alasky
semangat author
Grayn Alasky
semangat thor
Grayn Alasky
adabmu sangat bagus sean
Grayn Alasky
kota apaan dah yang kaya gitu
Grayn Alasky
introvert
Grayn Alasky
ternyata pengalaman buruk cukup banyak orang yang mengalaminya
Saito Bara
tapi banyak sekali orang seperti itu
Saito Bara
ow ada penyihir juga ya
Saito Bara
oh jadi dari cerita di ats yang telah ku baca, orang yang telah membangkitkan sosok jahat itu pasti ada kaitannya dengan anggota kerajaan
Saito Bara
gimana ya, kalau ada orang yang menormalisasikan hub ses jens melihat cerita ini, pasti ni author di maki
Saito Bara
haha sangat puas sekali
Saito Bara
pasti sena itu introvert
Saito Bara
awalannya lumayan juga
Saito Bara
Cukup seru
Saito Bara
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!