Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
"Dimana Abimanyu?"tanya sang manager kepada asistennya.
"Ouh dia sedang latihan sendiri di ruangan, katanya tidak ingin ada yang mengganggunya,"ujar si asistennya. Sang manager hanya manggut-manggut. Ternyata Abimanyu sedang berusaha keras menampilkan penampilan terbaiknya.
"Ya, sudahlah, kita jangan mengganggunya,"ujar sang manager.
"Ya, mari ku traktir segelas kopi di kafe sebelah, kudengar rasanya nikmat,"ajak si asisten.
"Baiklah, ayo,"terima sang manager.
Keduanya meninggalkan artis mereka sendirian. Tanpa menyadari siapa yang telah menguping pembicaraan mereka sejak tadi.
Apa yang sedang dilakukannya sendirian di ruang latihan?
Anggi begitu penasaran dengan apa yang dilakukan suaminya tersebut. Dia bergegas menuju ke ruang latihan sang suami. Dia mengendap-endap karena biasanya kalau sang suami menginginkan latihan sendiri maka tidak satupun diperbolehkan mendekati ruangan latihan tersebut.
Anggi mengepalkan tangan nya saat mendengar lagu apa yang sedang dimainkan oleh sang suami. Itu adalah lagu yang paling dibenci olehnya karena dia tahu untuk siapa lagu itu diciptakan.
"Ternyata kamu masih ingin kembali padanya,"geram Anggi sembari menahan amarahnya.
"Baiklah, kalau itu mau mu, akan kubuat dia lebih bersedih karena mu, Abimanyu,"Anggi bergegas meninggalkan ruangan latihan suaminya. Dia bertekad akan membuat adiknya itu semakin menjauhi mantan kekasihnya itu.
"Tidak ada satupun wanita yang bisa memilikimu, kecuali aku,"putus Anggi menyemangati dirinya sendiri.
**
"Mbak...mbak Ara....mbak....,"beberapa kali Elga memanggil nya namun konsentrasi Ara sedang tidak ada di sana.
"Mbak,"kali ini Elga menyentuh tubuh Ara sehingga membuatnya tersadar kalau mereka sedang melakukan pengecekan.
"Ya, ada apa El,"Ara tampak terkejut karena tidak bisa konsentrasi bekerja hari ini.
"Mbak, dipanggil ke ruangan bos sekarang,"ujar Elga.
"Ouh, baiklah, kamu lanjutkan sendiri ya ini, aku ke ruangan direktur utama dulu,"ujar Ara sambil berdiri dari tempat duduknya.
Elga mengangguk dan mengamati perubahan yang terjadi pada bosnya hari ini. "Kenapa mbak Ara tampak aneh ya?"
Ara berjalan menuju ruangan kakaknya namun dia masih sambil memikirkan masalah pesan kemarin.
"Bagaimana bisa dia tahu nomorku?"pikir Ara berkali-kali. Dia sungguh tidak ingin bertemu dengannya kembali. Itu hanya akan membuka kembali luka lama.
"Aduh!"Ara tidak sengaja menabrak seseorang. Seketika dia kembali dari lamunannya. Dia terkejut karena tahu siapa yang telah dia tabrak. Itu Nadien Chandrawinata. Astaga, Ara menepuk jidatnya sendiri. Ini namanya sih, cari masalah baru. Baguslah, Ara!
"Hei, kamu jalan pakai mata tidak!"nah benar saja apa dugaan Ara, si Mak lampir satu ini sudah langsung menyemprotnya dengan ucapan kasar.
"Maaf, aku tidak sengaja,"ujar Ara sambil membantu Nadien bangun namun tangannya ditangkis begitu saja oleh nadien.
"Aku tidak butuh orang yang tidak bisa melihat pakai mata saat dia sedang berjalan!"ujar Nadien dengan nada berapi-api.
"Maaf nona Nadien, tapi setahuku jalan pakai kaki bukan pakai mata,"jawaban Ara ini membuat lucu di pendengaran orang lain di sekitar tempat itu. Namun, tidak dengan Nadien. Jawaban Ara terkesan menertawainya.
"Oh, jadi kamu menertawakan ku!"geram Nadien dengan ekspresi siap untuk melukai Ara. Seketika Ara reflek melindungi dirinya saat tangan Nadien hendak menamparnya.
"Hentikan, Nadien!"itu bukan suara Ara tentunya. Karena suara itu milik seorang lelaki yang membantu Ara dari amukan Nadien. Lelaki itu menangkis tangan Nadien yang hendak menampar pipi Ara.
Tetapi yang membuat Ara terkejut, ekspresi Nadien yang ada di hadapannya kali ini. Nadien tampak pucat saat mendengar suara itu. Siapa?batin Ara. Diapun menoleh ke belakang dan mendapati keberadaan nya.
Astaga dia lagi, batin Ara seperti sudah malas bertemu dengan nya beberapa kali.
"Kak, kak, kak Kendra....,"suara Nadien yang bergetar ketakutan entah mengapa membuat Ara merasa senang.
Pertunjukkan apalagi kali ini yang akan dilakukan nenek sihir ini. Suara batin Ara mulai mengantisipasi apapun yang akan dilakukan Nadien untuk membela dirinya di depan Kendra.
sori aq nanya krn di novel2 ntoon msh sering baca panggilan ini.. 🙏
semoga menarik 👌