"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 2. Di buang ke Jawa
Dara yang duduk di ayunan di depan rumah nya kemudian melihat sebuah mobil berhenti di depan rumah nya. Mobil yang asing, yang tidak pernah dia liat lingkungan itu.
Dara tinggal di komplek perumahan sebenar nya, hanya saja bukan komplek perumahan yang elit di sebuah daerah di Jakarta selatan.
"BRAK!" Bunyi pintu mobil yang di tutup, setelah seorang pria yang terlihat murah senyum turun dari sana.
Pria yang kira - kira berusia 60 tahun dengan tubuh lumayan gemuk, punya tahi lalat besar di dekat dagu nya. Dia pakai kaos oblong putih dengan bibir selalu tersenyum, tampak sangat ramah, dia lalu mendekat pada Dara yang duduk di ayunan..
"Assalamualaikum.." Sapa nya dengan begitu mendayu.
"Waalaikumsalam." Sahut Dara, dengan wajah kebingungan.
"Ehehe, mbak.. ini.. Bener rumah nya pak Pramudityo?" Tanya pria yang ramah radi dengan logat jawa nya.
"Bener pak, cari papaku mau apa?" Tanya Dara, langsung ke inti.
"Hehe, saya mang Nuri.. mau jemput anak nya pak Tyo yang namanya mbak Dara.." Ujar pria tadi, seketika Dara tertegun.
"Itu aku, bentar aku panggil papa." Ujar Dara, dan pria itu mengangguk.
"O Njehh.." Sahut si mamang.
Dara masuk kedalam dan di dalam ayah nya ternyata hendak berjalan keluar, Dara yang masih kesal tak sedikitpun menegur apapun dan langsung mengambil koper juga ransel nya, kemudian langsung keluar.
"Dara.." Panggil ibunya.
"Yang jemput aku udah dateng, bye. Semoga kalian hidup bahagia tanpa aku." Ujar Dara ketus.
"Dara!" Panggil ibunya lagi dengan kesal.
Dara tetap menyeret koper nya keluar dan di luar ayah nya sedang mengobrol dengan bapak - bapak ramah tadi.
"Titip Dara ya mang, anak nya agak keras kepala emang, tapi dia baik kok."
Dara mendengar apa yang ayah nya ucapkan dari pintu masuk dimana dia berdiri sekarang, dia lalu langsung turun ke bawah menuju mobil.
"Nak, sini dulu." Panggil ayah nya, tapi Dara tak menggubris nya.
Saking kesal nya Dara, dia membuka sendiri pintu bagasi mobil itu dan memasukkan koper milik nya, bapak yang ramah tadi langsung lari untuk membantu Dara.
"Biar mang Nuri aja, mbak." Ujar mang Nuri.
"Ngak apa - apa mang, bisa kok." Ujar Dara, dia masih kukuh memasukkan barang nya.
Ayah dan ibunya Dara berjalan menghampiri mobil itu, karena Dara sungguh benar - benar tidak mau mendengar panggilan orang tua nya. Dara bahkan langsung masuk mobil dan duduk di dalam mobil dengan wajah datar.
"Astaga anak ini, bener - beber nggak ada sopan santun nya sama orang tua." Ujar Ibunya.
"Kalo sampe sana, dengerin kata eyang ya nak. Eyang paling nggak suka kalo ucapan nya di bantah." Ujar ayah nya Dara.
Dara masih tetap hanya diam dengan mata lurus kedepan, tidak sama sekali menggubris ucapan orang tua nya. Karena tidak ada jawaban dari Dara, akhir nya ayah nya pun kembali menutup pintu mobil nya.
"Ya udah mang, Dara nya masih ngambek sama saya. Titip ya mang.." Ujar ayah Dara.
"Iya pak, asiapp.." Ujar mang Nuri.
Dara mendengar obrolan singkat ayah dan ibunya dengan mamang tadi, dan tanpa terasa air matanya menetes dengan sendiri nya.
"Mau buang anak aja kata - kata nya sok sedih." Gumam Dara.
Mang Nuri lalu masuk kedalam mobil dan langsung menyalakan mobil itu, dia melirik ke belakang melihat Dara yang masih duduk diam tak bergeming lalu berkata..
"Kita jalan ya, mbak. Ndak mau pamitan atau salim sama mama papa dulu, tah?" Tanya mang Nuri.
"Jalan aja mang." Ujar Dara singkat.
Mang Nuri hanya bisa mengangguk lalu menyalakan mesin mobilnya.
"Bismillah.." Ujar mang Nuri, dan mobil itu melaju pergi.
Dara sama sekali tidak melihat kebelakang, tidak menoleh pada orang tua nya, dia tetap menatap lurus meski air matanya jatuh dan dengan secepat kilat di hapus lagi. Kedua orang tua Dara juga masih hanya berdiri di depan rumah, ayah nya tampak meneteskan air mata nya yang kemudian juga di hapus lagi.
"Ayo kita siap - siap juga." Ujar ibunya Dara.
Berpindah kembali ke sisi Dara, dia menatap pemandangan sepanjang perjalanan itu, tapi kemudian dia penasaran dengan siapa eyang nya.. Sebab sedari dia lahir sampai sekarang, Dara tidak pernah tau bahwa dirinya memiliki eyang.
"Mang Nuri.." Panggil Dara.
"Iya, mbak." Sahut mamang.
"Mang Nuri udah kerja berapa lama?" Tanya Dara, dia mencoba membuka obrolan.
"Mamang ikut Eyang dari papa nya mbak Dara belom nikah, mbak." Sahut mang Nuri.
"Eh, seriusan? Lama banget dong?" Ujar Dara kaget.
"Hehehe, iya gitu mbak." Ujar mang Nuri sambil terkekeh.
"Pernah nggak mang Nuri sama eyang maen ke rumah Dara?" Tanya Dara.
"Pernah mbak, dulu waktu anak pertama nya pak Tyo baru lahir.. setelah itu eyang sudah nggak mengunjungi pak Tyo lagi. Makanya tadi pangling sama rumah nya, takut salah rumah" Ujar mang Nuri.
"Kenapa eyang nggak dateng lagi?" Tanya Dara.
"Mamang kurang tau kalo kenapa nya, mbak. makanya mamang kaget, baru sekarang ini lah eyang ngirim mamang ke Jakarta buat jemput anak nya pak Tyo." Ujar mang Nuri.
"Emang eyang tinggal di mana?" Tanya Dara.
"Di jawa tengah, mbak." Ujar mang Nuri, seketika Dara terkejut.
"Hah!! Jadi ini kita mau ke jawa!!?" Tanya Dara dengan terkejut.
"Iya mbak, hehehe.." Ujar mang Nuri.
'Gue di buang jauh banget..' Batin Dara.
"Perjalanan nya jauh mbak, kalo ngantuk tidur aja.." Ujar mang Nuri.
"Iya mang.." Sahut Dara dengan lemas.
Dara merosot ke senderan jok, dia sedikit frustasi sekarang. Dia adalah orang yang malas bersosialisasi, malas menyapa, dan hanya banyak bicara dengan orang - orang tertentu yang di kenal nya saja. Sementara dia akan tinggal di tempat yang jauh, yang mana dia harus memulai dari awal lagi..
Runyam dengan isi otak nya yang tidak tahu harus melakukan apa, akhir nya Dara memutuskan untuk memejamkan mata saja. Semua kejadian yang begitu mendadak ini sudah berhasil membuat kepalanya hampir pecah.
Tapi kemudian dia kembali membuka matanya dan melihat mobil itu.. Itu adalah mobil tua tapi pernah berjaya pada masanya, yang artinya itu mobil mahal.
'Kalo mobil eyang gini, berati eyang orang kaya kan? Kenapa papa nggak minta bantuan eyang aja buat usaha lagi, malah buang aku ke jawa dan mereka mau cari usaha baru.' Batin Dara.
'Tapi kalo dari cerita mamang, jangan - jangan papa sama eyang nggak akur.' Batin Dara lagi.
'Astaga puyeng mikir nya, udahlah.. Udah gini mau gimana.' Batin Dara, lalu kembali memejamkan matanya.
"Semoga aku nggak sial." Gumam Dara.
BERSAMBUNG..
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?