keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Keira, cemilan habis belikan lagi nanti." Ucap bu Linda saat melihat Keira di dapur sedang membuat kopi Angga, walau bagaimanapun Angga masih suaminya. setidaknya dia masih melayani kebutuhan Angga dar pakaian dan makanan selebihnya Keira sudah males Karena Angga sendiri yang memulainya. Padahal secara logika pria mana yang sudah menikah mampu menahan berbulan-bulan, apa dia dan Laura sudah melakukan hubungan sejauh itu? Entahlah Keira belum tau.
"Itu jatah dua minggu Ma. Keira bisa belanja minggu depan, kenapa hanya cemilan yang habis sedangkan lauknya masih banyak. Jangan terlalu banyak nyemil dan itu ada lauk masih banyak Ma biar perut kenyang dan tidak banyak nyemil." Jawab Keira santai sambil mengaduk kopi membuat Bu Linda emosi.
"Kamu itu ya kalau di bilangin mertua selalu saja melawan. Apa susahnya kamu belikan, selalu saja banyak alasan. Sedangkan uang dari Angga yang di berikan padamu itu banyak belum lagi uang gaji kamu. Kamu jangan serakah seperti itu di sini ada banyak orang yang juga perlu makan." Cerocos bu Linda membuat Keira tersenyum kemudian berbalik menatap ibu mertuanya yang sedang berkaca pinggang di depannya.
"Apa Mama tidak salah mengatakan aku serakah? Harusnya sebelum Mama bicara saring dulu, stok bahan makanan masih banyak dan tidak akan membuat perut kalian kelaparan selama seminggu kedepan. Jika ingin membeli cemilan silahkan beli sendiri dengan uang jatah dari Mas Angga yang juga sudah di berikan kepada kalian. Ma jangan lupa sebelum keluar kamar saat bangun tidur minimal cuci muka dulu karena banyak belek di mata Mama." Bisik Keira di telinga mertuanya saat dia melewati bu Linda untuk masuk ke dalam kamar dan membawa cangkir kopi untuk Angga.
Mendengar hal itu membuat Bu Linda merasa malu dan buru-buru mengucek matanya dan benar saja tenyata banyak belek di sana, membuatnya masuk kembali ke dalam kamar dan menuju ke kamar mandi sambil bibirnya komat kamit mengumpat Keira. Sedangkan Keira masuk ke dalam kamarnya sambil tertawa saat melihat ekspresi dari wajah mertuanya.
"Apa ada hal yang lucu sayang? Sampai kamu tertawa bahagia." Tanya Angga yang baru melihat tawa Keira lagi setelah sekian lama. Terlihat sangat cantik membuat Angga gemas memeluk Keira dan mencium pipinya. Saat Angga akan mencium bibirnya Keira memalingkan wajahnya, baru di cium pipi saja hatinya sudah sakit apalagi Angga ingin mencium bibirnya setelah sekian lama. Rasanya jijik dia berbagi bibir dengan wanita lain apalagi kemarin dia melihat rekaman CCTV di ruangan Angga dan dia melihat Angga dan Laura berciuman.
"Kenapa?" Tanya Angga mengerutkan keningnya, heran dengan sikap Keira yang malah semakin dingin padanya.
"Maaf karena saking lamanya aku tidak di sentuh dan di perlakukan layaknya seorang istri seperti dulu membuat aku menjadi tidak terbiasa. Aku berangkat kerja dulu, kopi kamu sudah aku siapkan." Jawab Keira membuat hati Angga berdenyut nyeri mendengarnya.
"Oh ya Mas. Mama minta di belikan cemilan, katanya cemilan yang aku belikan untuk stok dua minggu sudah habis tapi stok lauk dan sayur masih banyak. Jika memang kamu ada uang beri saja, karena uang darimu semua sudah habis aku belikan stok makanan untuk kalian dan juga membayar kuliah Ita dan setoran motor Ita itupun masih sangat kurang dan aku bayar dari gajiku. Jadi jangan minta aku untuk membelikannya, kamu bisa hitung sendiri berapa uang yang kamu berikan padaku dan berapa pengeluarannya. Bahkan uang yang kamu beri tak sampai dari setengah pengeluaran kita dan asal kamu tahu Mas untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga kamu aku bahkan minta sama Orang tua aku dan aku bilang sama mereka itu buat kebutuhan aku sendiri. Kalau seandainya mereka tahu selama ini uang yang mereka transfer ternyata bukan untuk kebutuhan anaknya apa tanggapan mereka keluargaku tentang kamu dan keluarga mu Mas." Jelas Keira membuat Angga terkejut karena tak menyangka kalau selama ini istrinya masih di beri jatah sama mertuanya kalau seandainya mereka tahu Angga akan malu.
"Jika terus memaksa untuk selalu memenuhi kebutuhan mereka aku serahkan semua keuangan sama kamu, biar kamu tau sendiri. Dan jangan lupa kamu sudah tidak memberiku nafkah selama enam bulan aku hanya mengingatkan sama kamu jangan sampai kamu lalai sebagi seorang suami karena aku masih istrimu. Jangan pada orang lain kamu royal dan memberi hadiah malah pada istri sendiri kamu abai, jangan jadi suami dzolim pada istri sendiri. Jangan sampai Tuhan murka dan mencabut semua kenikmatan yang kamu punya saat ini, aku hanya menginginkan. Aku pergi kerja dulu." Tambah Keira kemudian dia benar-benar pergi dari kamar.
Di dalam kamar Angga di buat sesak dadanya oleh Keira, apa yang di katakan Keira semuanya benar kalau selama ini dia sudah tidak memberi sang istri nafkah bahkan dia memaksa Keira untuk bekerja demi memenuhi semua kebutuhan keluarganya dan keluarganya semakin semena-mena pada Keira. Apalagi tadi Keira bilang kalau untuk memenuhi semua pengeluaran rumah dia memakai uang kiriman dari Orang tuanya membuat Angga malu dan merasa kalau dia laki-laki tak bertanggung jawab. Mau di taruh di mana wajah Angga kalau sampai mertuanya tau kalau selama ini dia sudah abai terhadap istrinya. Dan yang membuat Angga taku bagaiman kalau Keira dan keluarganya tau ternyata Angga sudah selingkuh dan dia memperlakukan selingkuhannya dengan sangat baik bahkan dia kemarin baru saja membelikan perhiasan sedangkan pada sang istri Angga tidak pernah memberikan hadiah malahan dia menyuruh sang istri untuk bekerja. Angga duduk di ujung ranjang dan mengusap wajahnya kasar.
Sedangkan di luar saat Keira keluar dari kamar semua keluarga malah sudah di ruang keluarga menonton televisi dan bukan memasak untuk sarapan, semua orang bersantai sambil di temani kopi membuat Keira menggelengkan kepalanya.
"Jangan sampai mobil belum ada tiga bulan nongkrong di garasi di tarik leasing karena tidak di bayar cicilannya." Ucap Keira saat melihat Doni masih mengenakan kolor pendek dengan rambut acak-acakan tiduran di sofa.
"Apa maksud kamu? Kamu sirik ya? Karena Angga memberikan mobil untuk kami?" Kesal bu Linda membuat hatinya yang kesal masalah belek tadi semakin dongkol.
"Buat apa sirik, mobil yang di pakai mas Angga itu beli pakai uang aku juga. Ingat motor Ita itu di bayar pakai gajiku, aku hanya menginginkan Ma jangan sampai aku menjual motor Ita itu. Apa Mama gak mikir uang buat bayar DP mobil itu gak sedikit kalau tiba-tiba mobil itu di tarik karena tidak sanggup membayar cicilannya." Jawab Keira santai membuat bu Linda bangkit.
"Eh mantu kurang ajar, tak tau diri tukang sirik. Ingat itu semua uang anakku bukan uang kamu, jangan jadi menantu kurang ajar dan membuat Angga berpaling karena sikap kamu Keira." Marah bu Linda menaikkan suaranya membuat Angga yang sedang termenung buru-buru keluar kamar.
"Jika memang Mas Angga berpaling dan selingkuh di belakang aku, yang rugi bukan aku tapi dia dan juga kalian semua. Jika memang aku menantu kurang ajar untukmu maaf aku tidak terima jangan sampai suatu saat nanti Mama bener-bener di buat kurang ajar oleh menantu Mama yang lain. Kesabaranku sudah Habis sebaiknya kalian semua keluar dari rumah ku karena kalian semua hanya menumpang di rumahku." Tekan Keira dengan kata menumpang membuat bu Linda mengangkat tangannya hendak menampar Keira.
"Maa......" Teriak Angga membuat bu Linda menurunkan tangannya. Melihat Angga melotot sedangkan yang lain malah cuek dan kembali fokus melihat televisi dan juga kopi mereka.
"Ada apa Keira?" Tanya Angga dengan nada pelan.
"Aku hanya mengingatkan kanjeng Mami kamu jangan sampai mobil belum tiga bulan di tarik leasing karena tidak di gunakan mencari uang. Karena aku tak mau dan tak sanggup untuk membayar cicilan mobil yang lebih dari lima juta itu kecuali kamu sanggup Mas. Bukankah kamu juga bilang kamu belum naik jabatan." Jelas Keira membuat Angga mengusap wajahnya kasar.
"Ma apa yang di katakan Keira benar dia tidak salah kenapa Mama marah." Ucap Angga membuat bu Linda mencebikkan bibirnya kesal karena membela Keira.
"Mas Doni jangan lupa sama janji Mas untuk membayar angsuran tepat waktu. Mencari uang 5juta lebih dalam sebulan itu tak mudah Mas, aku tak akan membatu buat bayar cicilan perbulannya. Karena uang DP saja itu pakai uangku semua." Ucap Angga membuat Doni yang sedang tiduran langsung bangun. Dia juga tidak sadar keceplosan bicara.
"Ternyata kamu punya segitu banyak ya Mas? Tapi kamu hanya memberiku uang bulanan hanya dua setengah juta untuk memenuhi kebutuhan kalian, jadi kamu membohongi ku Mas? Atau kamu selama ini sudah naik jabatan?" Tanya Keira kepada Angga membuat Angga dan yang lainnya gugup.
"Itu...... Itu bukan uang Mas semua, Mas kan jual perhiasan Mama dan Mbak Ayu sisanya Mas pinjam dari teman." Bohong Angga membuat Keira tersenyum sambil melipatkan kedua tangannya di dada.
"Teman yang mana Mas? Bukannya temenmu hanya karyawan biasa mana mungkin mereka punya uang sebanyak itu dan perhiasan Mama masih bertengger di tangannya. Ah pusing aku. Terserah kalian saja mau di tarik atau enggak aku bodoh amat asal jangan pernah meminta aku untuk membayar cicilannya." Jawab Keira sambil pergi dari sana dan pergi ke restoran.
"Angga kan sudah bilang sama Mama jangan pakek dulu gelangnya kenapa masih di pakek bandel banget sih. Jadi Keira curiga kan. Ah Mama ada-ada saja. Apa Mama tadi tidak dengar kata Keira kalau dia menantu kurang ajar lebih baik kita semua keluar dari rumah ini dan dia juga menekankan kalau kita semua menumpang." Kesal Angga mengacak rambutnya sedangkan bu Linda duduk di sofa tanpa menjawab.
"Mas Doni mulai kapan kerjanya? Bukannya Mas bilang mau rajin kerja kalau sudah ada mobil? Aku sudah bilang dari awal tidak akan membantu untuk membayar cicilannya." Kesal Angga sedangkan Doni hanya menunduk dia bingung tak punya uang untuk membeli bensin.
"Terserah Mas Doni mau kerja atau enggak tapi yang jelas aku tidak akan tanggung jawab kalau mobil itu tiba-tiba di tarik leasing karena tidak sanggup membayar cicilannya. Akh mau berangkat kerja dulu." Kesal Angga kemudian dia masuk ke kamarnya dan mengambil kunci mobil dan juga ponselnya dan di sana sudah banyak pesan dan telpon dari Laura. Membuat Angga sedikit kesal dengan itu karena Laura selalu tidak sabaran, tidak bisa mengatakan sebentar harus saat itu juga.
Angga masuk ke dalam ruangannya di ikuti oleh asistennya untuk menyerahkan laporan yang mau di kerjakan.
"Ini laporan yang perlu bapak periksa karena nanti siang sudah harus selesai dan di minta langsung oleh direktur." Ucap Citra menyerahkan berkas kepada Angga. Setelah itu Citra keluar deri ruangan Angga dan kembali ke meja kerjanya.