Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ( Cemburu? Kau siapa?)
“Hentikan, kau terlihat murahan” ucap Felix.
Valencia tersenyum tipis setelah mendengar kalimat itu. Ia memandang kearah lain, lebih tepatnya kearah pemandangan kota yang indah di bawahnya. Ia menghirup udara segar di malam hari, entah kenapa ia tidak lagi berselera untuk merokok.
“Kau perokok, kau berbohong pada kekasihmu” ucap Valencia.
“Aku hanya manusia, aku tidak sesempurna itu” ucap Felix sembari menghembuskan asap rokoknya.
“Kau tidak bisa menjadi dirimu sendiri di depannya, kurasa kau melakukan kesalahan besar” ucap Valencia, membuat Felix terkekeh.
“Aku tidak bisa mengikuti standar kekasihku. Aku tidak bisa menekan hal-hal yang dilarangnya, aku dimatanya bukanlah aku yang sebenarnya” ucap Felix.
Valencia melihat senyuman itu, ia melihat senyuman pria berkacamata disampingnya. Dengan sebatang rokok di tangannya, serta senyuman tipis itu, berhasil membuat Valencia meneguk ludahnya.
“Tapi aku sangat mencintainya, aku sangat mencintai kekasihku” ucap Felix menatap Valencia yang sedang menatapnya.
“Jika kau sengat mencintainya, kau tidak akan berbohong padanya” ucap Valencia.
“Aku berbohong demi kebaikannya, aku akan selalu menjadi pria idamannya” ucap Felix.
Valencia terdiam, dia tidak menyukai kalimat itu. Ia mendadak berada dalam mood yang tidak baik. Padahal sebelumnya ia sangat senang saat melihat Felix pergi, dan dia mengikutinya dari belakang.
“Lisa adalah gadis yang baik, dia mempunyai keluarga yang sangat baik padanya. Dia terbiasa mendapatkan kasih sayang keluarganya, dan aku tidak bisa membiarkannya kehilangan kasih sayang itu saat bersamaku” ucap Felix.
“Bagaimana denganku? Aku tidak mendapatkan semuanya yang kau sebutkan” batin Valencia.
Valencia menundukan wajahnya, dia melihat sepatu yang dikenakannya. Rasa perih akibat lecet dikakinya masih saja terasa menyakitkan, semua itu demi dia, agar lebih dekat dengan pria yang berada disampingnya sekarang.
“Bukankah ini tidak adil?” Ucap Valencia.
“Apanya yang tidak adil?” Felix membuang rokoknya dan menatap Valencia.
“Dia mendapatkan kasih sayang orang tuanya, dia juga mendapatkan kasih sayang darimu. Sedangkan aku? Aku tidak memiliki siapapun di sampingku” ucap Valencia sembari tersenyum tipis.
Ucapan Valencia berhasil membuat Felix merasa bersalah, ia melupakan sesuatu hal bahwa topik pembicaraan ini sangat sensitif bagi Valencia. Ia mengutuk dirinya sendiri karena salah berbicara.
“Kurasa aku menyukaimu, Felix”
‘DEG!
Pengakuan Valencia berhasil membuat Felix tidak berkedip, bahkan tubuhnya mendadak kaku. Dia segera menatap kearah lain, menghindari kontak mata dengan Valencia.
“Jangan, aku hanya milik kekasihku” ucap Felix.
“Apa salahnya menyukai seseorang? Aku hanya menyukaimu, aku tidak memintamu untuk berselingkuh denganku” ucap Valencia sembari terkekeh.
Valencia merapikan syal yang ia pakai, dia pergi begitu saja setelah mengatakan pengakuan itu. Ia meninggalkan Felix yang masih terdiam sembari menatap kearahnya, ia tidak tau bahwa Felix langsung memegangi dadanya yang berdebar.
“Bagaimana bisa ada gadis yang menyatakan rasa suka sesantai itu?” Ucap Felix tak percaya.
Felix kembali mengambil rokok dari pak nya, ia membakarnya lagi. Ia lagi-lagi menghembuskan asap rokoknya ke udara, dia mengacak rambutnya sendiri karena merasa bahwa perasaanya mulai kacau sekarang.
“Ternyata kau disini” ucap sebuah suara mengagetkan Felix.
“Alex?” Ucap Felix.
“Aku juga mau merokok disini, dan aku berpapasan dengan Valencia tadi” ucap Alex berdiri disamping Felix.
“Wahh, dia benar-benar luar biasa. Dia sangat cantik dengan wajah penuh luka itu, aku terbayang bagaimana dia membuka pakaiannya di depanku” ucap Alex dengan ekspresi nakalnya.
Felix menatapnya sembari menendangnya dengan kaki. Membuat Alex meringis kesakitan, tapi tendangan Felix itu tidak bisa membuat pria bernama Alex menghentikan fantasi liarnya terhadap Valencia.
“Kupikir dadanya sangat besar, bisa dilihat dari bikini yang ia pakai hari itu”
“Bukankah tubuhnya juga sangat indah?”
“Bibirnya, aku ingin sekali mengecupnya”
“Hentikan brengsek!!!” Bentak Felix dengan nada tinggi.
Alex terdiam saat mendengar bentakan itu, ia juga melihat bagaimana ekspresi marah yang ada diwajah Felix saat ini. Ia tidak pernah melihat Felix semarah ini, ini adalah yang pertama kalinya.
“Kenapa kau sangat marah?” Ucap Alex.
“Kau sudah berlebihan” ucap Felix.
“Itu fantasi pria yang normal, tidak sepertimu!” Ucap Alex sembari terkekeh.
“Pada intinya aku akan mengejarnya sampai dapat, aku akan mengajaknya ke gang cinta” ucap Alex.
Ucapannya itu lagi-lagi membuat Felix menatap kearahnya. Ia memegang bahu temannya sembari menepuknya, Felix juga menyemburkan asap rokok di depan wajahnya. Membuat Alex terbatuk tak karuan.
“Kau boleh mengajak siapapun ke gang cinta, tapi jangan Valencia” Felix.
“Karena dia tidak cukup baik untukmu”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pukul 10 malam.
Pesta api unggun yang diiringi dengan nyanyian terasa terlihat begitu menyenangkan. Banyak makanan dan minuman yang sudah berjejer rapi di meja, membuat semua orang bebas memakan dan meminum apapun malam ini.
Felix dan Alex berjalan bersama setelah menyelesaikan kegiatan merokok. Felix langsung pergi mendekati Lisa yang sudah melambaikan tangan padanya, dia duduk disamping kekasihnya itu sembari menggengam tangannya yang dingin.
“Kenapa ada bau rokok di tubuhmu?” Ucap Lisa tak suka.
“Aku bersama Alex, dan kau tau dia itu perokok” ucap Felix dengan senyum tipisnya.
Lisa mengangguk tanda mengerti, dia menyandarkan kepalanya di bahu Felix yang lebar. Mereka berdua menikmati pesta penuh musik malam ini dengan menghangatkan satu sama lain. Berbeda dengan Valencia, dia menatap pemandangan di sampingnya dengan tatapan datarnya.
“Kau mau bersandar ke bahuku?” Ucap Alex yang tiba-tiba sudah disampingnya.
“Kurasa kita harus pindah kedepan sana, agar melihatnya dengan lebih jelas” ucap Alex dan menarik tangan Valencia untuk berpindah.
Alex dan Valencia duduk tepat di depan Felix dan juga Lisa, hal itu sangat mengejutkan Felix yang sedang menikmati kebersamaan dengan kekasihnya. Alex dengan senyum lebar diwajahnya sengaja menoleh kearah Felix, dia menunjuk Valencia dengan jarinya.
“Luar biasa!” Bisiknya, dan Felix mengabaikan itu.
“Bukankah itu Valencia? Apakah Alex target mawar hitam selanjutnya?” Bisik Lisa.
“Entahlah” ucap Felix singkat.
Alex mulai mengangkat tangannya perlahan untuk merangkul Valencia, sampai pada akhirnya tangannya berhasil merangkul wanita yang sedang di incar nya. Valencia yang merasakan sentuhan itu hanya diam dan membiarkannya, dia hanya ingin tau respon Felix yang berada di belakangnya.
“Kurasa mereka dekat” bisik Lisa lagi.
“Tidak, mereka tidak dekat” ucap Felix.
Valencia menyandarkan kepalanya di bahu Alex, dia bahkan memeluk lengan pria itu. Membuat Alex tegang dan Teresa seperti kehabisan nafas. Dia merasa jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
“Mau berkencan denganku?” Ucap Valencia menatap Alex.
“Hah!!!!” Teriak Alex sembari menatap Valencia tak percaya.
“B-Berkencan??” Ucap Alex terbata.
“Mau berkencan denganku?” Ucap Teresa sembari tersenyum lebar.
Alex salah tingkah, dia bahkan tidak mempercayai dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Reflek ia melihat kearah Felix bermaksud untuk meminta pendapatnya, tapi Felix justru menatap kearah Valencia dengan tatapan seolah tak percaya.
“Berkencan denganku?” Ucap Valencia untuk yang ketiga kalinya.
“Tentu! Ayo kita berkencan sekarang!” Ucap Alex terlihat sangat bahagia.
“Baiklah, sekarang kau adalah kekasihku” ucap Valencia dengan senyuman diwajahnya.
Felix mengagetkan semua orang dengan sikap tak biasanya, dia melepaskan genggaman Lisa begitu saja dengan kasar. Dia bahkan tidak mengatakan apapun dan langsung pergi meninggalkan keramaian. Langkah kakinya semakin cepat memasuki pepohonan tinggi yang gelap, ia tidak tau kemana kakinya akan melangkah. Felix hanya tidak mengerti dengan semuanya, dia tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan saat ini, ia tidak mengerti kenapa hal ini membuatnya sangat marah dan tidak nyaman.
“Dia berkata bahwa dia menyukaiku, tapi dia mengajak kencan pria lain!”
“Dasar murahan!”
...----------------...