Keiko yang hendak menolak perjodohan yang di lakukan ayahnya seketika menerimanya tanpa pikir panjang setelah bertemu dengan pria tersebut.
Pria dengan sejuta pesona membuat dirinya bergetar, Hingga bertekad membuat pria itu jatuh dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tertarik denganmu
Keiko, Gadis itu saat ini tengah duduk di sebuah kursi yang ada di taman.
Menikmati semilir angin malam yang menerpa kulitnya, Cukup dingin untuknya karna saat ini dia hanya menggunakan sweater cukup tipis.
Keiko menegak minuman soda di tangannya, Menghela nafasnya beberapa waktu dengan pandangannya tertuju ke arah danau yang ada di hadapannya saat ini.
Gadis itu baru saja berkunjung ke makan mamanya, Itu adalah hal yang biasa dia lakukan ketika sedang banyak pikiran. Seolah ketika dia melihat makam mamanya itu sedikit membantu menenangkan pikirannya.
Sejenak gadis itu memejamkan matanya, Kali ini dia cukup bingung harus mengambil langkah apa terkait pertunangannya dengan Jonathan.
Haruskah dia melanjutkannya atau berhenti saat ini, Dia bisa bersikap egois mengatakan jika dia membatalkan pertunangan ini begitu saja.
Tapi bagaimana dengan keluarganya? Perasaan papanya? Dia tidak ingin mengecewakan papanya yang terlihat begitu bahagia menyambut pertunangan dirinya dan Jonathan.
Dia tidak ingin merusak suasana hati papanya yang tampak begitu bersemangat kali ini.
Tapi melanjutkannya pada pria yang ternyata seluruh hatinya telah di miliki oleh wanita lain, Apakah dirinya sanggup? Apakah hati Jonathan akan luluh padanya seperti yang ada di pikirannya? Rasanya keputusan ini sangat sulit untuknya.
"Apa aku bisa duduk di sini?"
Tiba tiba suara bariton seorang pria terdengar, Membuatnya membuka matanya dengan cepat.
"Ahh ya silahkan"
Jawab Keiko cepat tanpa memperhatikan wajah pria tersebut, Dia sedikit bergeser ke ujung kursi agar terdapat space untuk pria itu duduk.
Pria itu langsung duduk di sampingnya tanpa berkata apapun lagi, Keiko yang tidak sengaja melirik wajah pria itu langsung membulatkan matanya.
"Tuan"
Dia berseru dengan menutup mulutnya dengan refleks, Tiba tiba ingatan dimana Zee memperingatinya membuat dia sedikit takut sekaligus penasaran.
"Orlando, Itu namaku"
Pria itu menjawab dengan santai, Seolah tidak ada keterkejutan di wajahnya, Dia melirik sebentar ke arah Keiko kemudian kembali menatap ke arah depan.
"Tidak ingin lari?"
Tanya Orlando yang menatap Keiko yang masih duduk di sampingnya.
Keiko segera tersadar dari keterkejutannya, Kemudian beralih menatap pria tampan di sampingnya membiarkan tatapan mereka bertemu beberapa waktu.
Kali ini, Keiko bisa melihat jelas wajah tampan itu, Benar benar sangat tampan membuatnya kehilangan kata kata untuk mendeskripsikan nya.
"Lari?"
Dia cukup tidak mengerti dengan perkataan Orlando.
"Zee pasti telah menceritakan tentang ku padamu, Tentang bagaimana bahayanya pria sepertiku"
Sahut pria itu yang kemudian menyadarkan tubuhnya di belakang kursi, Matanya terus menatap wajah Keiko yang terus mengeluarkan ekspresinya.
"Ahh tuan tau itu?"
Tanya Keiko yang jelas terkejut ketika Orlando mengetahui pembicaraan dirinya dan Zee tempo hari.
"Sangat mudah menebaknya"
Jawab Orlando singkat.
Keiko tampak menganggukkan kepalanya.
"Lalu apa itu benar?"
Tanya Keiko yang menatap pria disampingnya dengan intens, Cukup penasaran dengan jawaban pria itu.
"Itu tergantung situasi"
Lagi lagi pria itu hanya menjawab dengan singkat, Dengan jawaban yang tampak samar samar.
"Itu seperti bukan jawaban yang pasti tuan"
Sahut Keiko yang kembali membuang pandangannya ke arah depan.
"Rasanya aku akan menjadi gila kalau terus terus menatap wajah tampannya"
Batin Keiko yang terpengaruh pesona pria di sampingnya.
Orlando terkekeh ringan, Membuat Keiko kembali terpesona dengan tawa pria itu.
"Aku tidak bisa tidak mengatakan jika aku bukan pria yang berbahaya, Tapi aku juga tidak bisa meyakinkan orang lain jika aku bukan pria yang berbahaya"
Sahut pria itu kemudian setelah mengehentikan tawanya.
Keiko yang mendengar jawaban itu semakin tidak mengerti.
"Aku tidak mengerti"
Ucap gadis itu kemudian
"Kamu bisa mempercayai apapun yang ingin kamu percayai, Bisa jadi itu benar"
Jawab pria itu kembali membuat Keiko terdiam.
"Apa itu menyimpulkan jika tuan membenarkan jika tuan adalah pria yang berbahaya?"
Tanya Keiko cepat, Dia tentu saja mempercayai sahabatnya, Dia telah lama bersama Zee dan dia yakin gadis itu tidak akan membohonginya.
"Bagaimana jika aku mengatakan, Ya?"
"Apa kamu akan lari saat ini?"
Dan bukannya menjawab, Orlando kembali melemparkan pertanyaan pada Keiko, Menatap wajah gadis itu yang saat ini terdiam seolah memikirkan sesuatu.
"Jadi apa tuan akan membunuhku?"
Pertanyaan itu terucap begitu saja dari mulut Keiko, Karna saat ini otaknya tengah mengingat setiap kata yang di katakan Zee padanya waktu itu.
Pembunuh? Perampok? Tapi untungnya bukan hantu, pikirnya
Jika perampok maka itu tidak masalah, Dia bisa memberikan semua benda berharga yang dia bawa saat ini pada pria itu.
Tapi jika pria tampan itu pembunuh? Itu, Ahh rasanya nano nano, Dia cukup ngeri ketika membayangkan dirinya akan di bunuh oleh pria tampan itu
"Bagaimana jika aku lebih tertarik untuk mendekatimu di bandingkan membunuhmu?"
Dan lagi lagi pria itu tidak menjawab melainkan melempar pertanyaan ke arah Keiko.
Keiko jelas saja terkejut mendengarnya, Dia pikir apakah kupingnya bermasalah saat ini, Matanya terlihat berkedip beberapa kali.
"Rasanya kupingku sedikit bermasalah"
Gumam gadis itu.
Orlando tersenyum tipis melihat reaksi Keiko
"Aku tertarik padamu, Yamada Keiko"
Ucap Orlando tegas yang menatap wajah Keiko dengan serius.
Bisa dia lihat gadis itu tampak terkejut dengan perkataannya, Seolah tidak percaya apa yang dia katakan baru saja.
"Tuan bercanda?"
Tanya gadis itu syok.
Dia tentu saja sedikit, Ya ingat guys, Hanya sedikit. Sedikit merasa senang, Sebab pria tampan yang dia kagumi tertarik dengannya, Itu berarti pesonanya cukup luar biasa bukan.
"Aghhh tidak tidak itu adalah hal yang wajar karna semua orang pasti menyukai kecantikanku"
Dan bisa bisanya gadis itu menjawab dengan penuh percaya diri membuat Orlando menarik senyum tipis di bibirnya.
"Tidak masalah, Tuan bisa tertarik padaku, Itu artinya mata tuan tidak bermasalah"
Lagi lagi gadis itu menjawab dengan gamblangnya, Seolah ketertarikan pria itu padanya bukanlah hal yang besar.
Lagi pula siapa yang tidak akan tertarik dengan kecantikannya? Dia rasa jika ada maka orang itu perlu memeriksakan dirinya ke dokter mata.
Orlando terkekeh ringan, Kemudian kembali bertanya
"Lalu apa selanjutnya?"
Pertanyaan itu membuat dahi Keiko berkerut, Menatap Orlando dengan tatapan tidak mengerti.
"Yamada Keiko, Aku tidak sama dengan pria pria yang mungkin pernah menyimpan ketertarikan padamu sebelumnya, Yang hanya diam dan mengagumi dari jauh"
Sahut Orlando kemudian, Dia mendekatkan wajahnya sedikit ke wajah Keiko, Membuat wajah gadis itu memerah
"Aku jelas berbeda, Ketika aku mengatakan jika aku tertarik padamu maka aku akan membuatmu menjadi milikku"
Keiko jelas terkejut mendengarnya, Lidahnya seolah keluh tidak tau bagimana harus merespon perkataan pria di sampingnya.
"Tuan aku akan melangsungkan pertunanganku dua hari lagi, Dan tuan pasti tau itu"
Ucap Keiko yang pada akhirnya membuka suaranya.
"Aku tau, Itu bukan pernikahan Keiko"
Orlando menjawab dengan santai, Dia pikir itu baru pertunangan belum sampai di tahap pernikahan, Maka itu artinya masih ada banyak kesempatan untuknya.
Dan Keiko lagi lagi terkejut mendengar jawaban pria di sampingnya yang tampak begitu santai seolah tidak ada masalah ketika mengatakannya.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Sebelum hari pernikahanmu tiba"
Lanjut pria itu lagi.
Keiko benar benar tidak tau harus menjawab apa, Dia hanya menatap wajah tampan itu, Membiarkan pandangan mereka bertemu dalam waktu yang cukup lama.
Orlando kemudian menjauhkan wajahnya, Lantas berdiri dari posisinya, Melepas jaket miliknya kemudian memakaikannya pada tubuh mungil Keiko.
"Jangan pulang terlalu larut"
Ucap pria itu dan Keiko masih mengunci mulutnya.
Saat pria itu hendak pergi tiba tiba dia berbalik, Kemudian kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Keiko, Membuat hidung mereka saling bersentuhan.
"Jangan panggil aku tuan, Orlando Tiernan, Kamu harus ingat itu"
Sahut pria itu lagi, Yang menatap dalam mata Keiko yang tampak membulat sempurna. Pria itu tersenyum tipis, Lalu kembali menegakkan badannya yang kemudian berlalu dari sana, Meninggalkan Keiko yang masih terkejut oleh keadaan.