NovelToon NovelToon
Selepas Gulita

Selepas Gulita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: idrianiiin

Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra.

Hidup tak selalu mudah, tidak juga selamanya susah. Keduanya hadir secara bergantian, berputar, dan akan berhenti saat takdir memerintahkan.

Percayalah, selepas gulita datang akan ada setitik harapan dan sumber penerangan. Allah sudah menjanjikan, bersama kesulitan ada kemudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idrianiiin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 26

...بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم...

..."Tidak ada masalah, yang tak bisa diselesaikan. Pada akhirnya semua pasti akan menemukan titik terang."...

...—🖤—...

BEKERJA menjadi wujud pelampiasan Zayyan agar tak terlalu bergelut dengan segala masalah yang tumpang tindih menghimpit rumah tangganya. Namun, yang terjadi Zayyan malah kehilangan fokus. Entah itu masakannya yang gosong, keasinan, bahkan hambar. Hingga para pelanggan berbondong-bondong untuk komplain.

"Lo kenapa sih, Yan? Nggak biasanya masakan lo ancur. Kalau gini ceritanya lo bisa buat pelanggan pada kabur!" sembur Nayya penuh emosi.

Zayyan menunduk dalam. Dia memang sangat keliru dan tidak profesional. Tidak seharusnya masalah rumah tangga dibawa hingga ke ranah kerja.

"Saya minta maaf, Mbak Nayya. Saya kehilangan fokus," sahutnya memohon ampun.

Nayya menghela napas berat. "Lo kalau lagi banyak pikiran nggak usah kerja. Lagian bini lo juga masih di rumah sakit, bukannya temenin doi malah maksain ke resort. Jadi kacau, kan kerjaan lo!"

"Saya sudah terlalu banyak mengambil cuti, Mbak Nayya," kilahnya.

"Kalau emang lo masih mau kerja di sini, kerja yang bener. Profesional, Yan!"

"Iya, saya tahu saya sudah sangat keliru. Saya minta maaf, Mbak Nayya. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi," tutur Zayyan penuh keyakinan.

"Okeyy, lo bisa balik kerja lagi," tukas Nayya mempersilakan Zayyan untuk segera meninggalkan ruangannya.

"Lo kenapa sih, Yan? Waktu Zalfa koma perasaan kerja lo baik-baik aja. Tapi, sekarang cuma karena Zalfa masuk rumah sakit, kacau balau kerjaan lo. Nggak habis pikir gue!" gumam Nayya seraya geleng-geleng kepala.

Percayalah menghadapi komplain pelanggan, yang kebanyakan dari mereka perempuan lebih susah untuk diajak bernegosiasi. Apalagi ibu-ibu, tidak ada yang mau mengalah dan bersikukuh untuk memviralkan masalah ini ke jejaring maya.

Beruntung akal Nayya banyak, dia memberikan uang kompensasi pada para pelanggan yang merasa dirugikan. Menganggap permasalahan ini tidak pernah ada, dan akhirnya semua clear saat diberi amplop berisi lembaran berwarna merah.

Nayya tak bermaksud untuk merendahkan orang lain, dengan cara seperti itu. Tapi memang hanya dengan cara tersebut semua permasalahan bisa dituntaskan. Uang memang bisa membungkam mulut orang-orang. Itu fakta, dan benar adanya.

Nayya beranjak dari ruangannya, dia ingin memastikan sesuatu. Apa yang sebenarnya mengganggu kinerja Zayyan. Dia berencana untuk menjenguk Zalfa, ingin melihat kondisi perempuan itu. Apakah karena masalah kesehatan Zalfa yang membuat Zayyan tidak fokus, atau bahkan ada yang lain.

"Lo mau ke mana, Nay?" tanya Syaki saat mereka berpapasan.

"Gue ada urusan bentar," singkatnya.

"Kunci mobil lo." Syaki menyerahkan kunci mobil milik Nayya yang sudah berhasil diambil dari bengkel.

"Lo simpan aja di kamar, gue mau pake mobil fasiltas resort. Sorry, gue nggak bisa banyak basa-basi, buru-buru."

Syaki hanya mengangguk lantas mengikuti titah Nayya.

Mobil yang Nayya kendarai akhirnya sampai di rumah sakit. Dia mengambil parsel buah yang berada di kursi samping kemudi, lalu turun dari mobil. Sejenak merapikan penampilan, lalu berjalan anggun dengan sepasang heels yang bunyinya begitu nyaring, kala bertemu dengan lantai rumah sakit yang kinclong.

"Nak Nayya, masuk," sambut Harini saat Nayya datang.

Nayya tersenyum lalu berdiri di sisi Zalfa yang saat ini tengah duduk bersandar pada bantal. Perempuan itu terlihat sedang menikmati buah-buahan yang sudah dipotong-potong oleh Harini.

"Aman? Baik-baik aja, kan?" tanya Nayya seramah mungkin.

Zalfa mengangguk dan tersenyum lebar. "Alhamdulillah baik, Mbak Nayya. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk menjenguk saya."

Nayya duduk di kursi yang tersedia, karena Harini malah pamit pergi untuk ke kamar mandi. "Santai aja, muka lo udah segeran. Kapan pulang?"

"Nanti sore, Mbak."

"Jangan panggil gue Mbak, cukup Nayya aja," pinta Nayya.

"Nggak papa memangnya? Takutnya nggak sopan."

Nayya menggeleng dan terkekeh pelan. "Apaan sih, lo. Gue bukan orang yang gila hormat kali. Lagian kayaknya umur kita nggak beda jauh, panggil nama lebih enak."

Akhirnya Zalfa pun mengangguk setuju.

"Terusin aja makan buahnya, santai kalau sama gue. Nih gue juga bawain buat stok," tutur Nayya seraya meletakkan parsel buahnya di atas nakas.

"Saya sudah kenyang kok, Nay. Oh iya, ada apa nih? Berasa jadi orang penting dijenguk sama kamu," kekehnya.

Nayya tertawa kecil lalu berujar, "Gue emang sengaja jenguk lo. Mau mastiin kondisi lo."

Zalfa hanya manggut-manggut.

Harini datang dengan menjinjing kantung keresek. "Silakan, Nak Nayya, maaf nggak ada apa-apa. Ibu cuma beli camilan di mini market depan," ujarnya sembari meletakkan minuman kemasan, beserta snack di meja.

Nayya jadi merasa tidak enak hati, kedatangannya malah merepotkan Harini. Ternyata alasan ke kamar mandi hanya alibi.

"Jadi merepotkan, padahal nggak usah, Bu. Saya juga nggak lama di sini. Masih ada urusan lain," ungkap Nayya.

Harini tersenyum begitu ramah. "Lama juga nggak papa, supaya Zalfa ada temannya. Kalau sama Ibu terus takut bosan dia. Beda usia, beda jenis obrolan, kan."

Nayya mengangguk singkat. "Oh, ya hasil pemeriksaannya udah keluar belum?" tanya Nayya melihat ke arah Zalfa dan Harini secara bergantian.

"Sudah, alhamdulilah semuanya baik-baik saja. Nggak perlu ada yang dikhawatirkan," sahut Harini.

"Syukurlah."

Tidak ada perkara serius ihwal kesehatan Zalfa yang harus dikhawatirkan. Tapi, kenapa Zayyan seperti tengah menanggung beban besar. Sebenarnya apa yang terjadi? Nayya semakin dibuat penasaran.

Nayya bangkit dari duduknya. "Gue pulang dulu yah, Fa. Sehat-sehat lo, jangan sampai jadi penghuni langganan rumah sakit," candanya di akhiri kekehan.

"Aamiin, makasih, Nay."

Kini Nayya beralih pada Harini. "Saya pamit dulu yah, Bu."

"Buru-buru banget, tapi makasih sudah menyempatkan waktu untuk menjenguk Zalfa," balasnya.

Nayya hanya tersenyum dan mengangguk, lalu mengucapkan salam dan benar-benar meninggalkan ruang rawat Zalfa.

"Pakaian kamu udah Ibu kemas semua, Zayyan jemput kita sore sepulangnya dari resort. Nanti juga sebelum pulang ada dokter yang akan visit lagi," terang Harini.

"Iya, Bu, nggak sabar mau cepet-cepet pulang. Tiga hari di rumah sakit rasanya lama banget," ungkap Zalfa girang.

Harini mengelus puncak kepala Zalfa. "Makanya, kamu harus sehat-sehat terus. Supaya nggak singgah ke tempat ini lagi."

Zalfa membawa tangan Harini dalam genggaman. "Makasih banyak yah, Bu. Ibu sabar banget ngerawat dan nemenin aku."

Harini mengecup singkat kening Zalfa. "Kamu itu udah jadi bagian dari keluarga Ibu. Anak Ibu, jadi nggak usah pake bilang makasih terus."

Betapa beruntungnya Zalfa dikelilingi orang-orang yang benar-benar mengasihi dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Di mana rata-rata hubungan mertua dan menantu kerapkali menjadi sumber konflik. Alhamdulillah dalam rumah tangganya tidak terjadi hal yang demikian.

Hal yang sangat patut untuk disyukuri, sebab dengan begitu dia tidak makan hati setiap hari. Harini tidak membeda-bedakannya, walaupun dia tidak bisa apa-apa. Harini tidak pernah menuntut ini dan itu, dan Harini pun memperlakukan Zalfa selayaknya anak kandung sendiri.

Meskipun kini rumah tangganya terbilang sedang tidak baik-baik saja, tapi dia harus senantiasa bersyukur.

...🖤SEE YOU NEXT CHAPTER🖤...

1
Nur Hasanah
Biasa
Nur Hasanah
Kecewa
Sriza Juniarti
karma nanti naya..bucin abis🤣🤣
Sriza Juniarti
lanjuutt..s3mangat kk, terus berkarya
love sekebon🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!