NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seira Pergi

Hari terus berlalu, satu Minggu setelah kepergian mereka dari rumah Zafran, Seira dan Bi Sari tinggal di sebuah kontrakan kecil atas saran dari seseorang yang menolongnya. Ia menolak tinggal di rumahnya karena bagaimanapun masih dalam masa iddah. Ada larangan-larangan tertentu yang tidak boleh dilakukan selama masa tunggu itu.

Pagi itu Seira baru saja membereskan semua barang yang dimilikinya. Dua buah tas besar telah teronggok di teras rumah, sedangkan penghuninya masih disibukkan dengan acara di dalam rumah.

"Assalamualaikum, Ibu, Sari!"

Sebuah sapaan dari suara seorang laki-laki menggema di dalam rumah.

"Ya, sebentar!"

Jawaban dari dalam membuatnya kembali menarik diri dan duduk di bangku teras. Menunggu dengan sabar, berkali-kali matanya melirik tas besar itu sambil berharap mereka mengurungkan niat untuk pergi.

Ketukan langkah yang menggema dari dalam rumah, membuat jantungnya bertalu-talu tak menentu. Ia hafal betul siapa pemilik langkah berirama khas itu. Aroma bunga dari sabun yang dikenakannya menguar dengan cukup kuat, ditambah harum shampo membuatnya tampak segar.

Ia duduk dengan gelisah, mengusap-usap kedua tangan mengusir gugup yang membuat gundah. Seumur hidup yang pernah dilaluinya, tak sekalipun merasakan getaran hebat seperti yang terjadi pada hatinya saat ini. Menunggu suara yang selalu menggelitik jiwa, mengusik damai dalam telinga.

"Eh, Jago! Udah dateng aja, ini masih pagi padahal," tegur si pemilik langkah dengan suara yang mendayu-dayu.

Jago beranjak, memutar menghadap wanita yang saat ini menjadi mantan majikannya. Berkali-kali ia membasahi bibirnya yang terasa kering, tangannya bertaut cemas di depan tubuh. Membungkuk sambil tersenyum kikuk pada wanita itu. Benar, Jago adalah orang yang membawa Seira dan kedua orang yang mengikutinya pergi sesaat setelah mereka keluar gerbang rumah Zafran.

Dia menawari mereka tempat tinggal, tapi Seira menolak. Berencana akan pergi, hanya saja kondisi Seira saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh. Hanya Mang Udin yang memutuskan pulang kampung setelah mengantar mereka ke kontrakan.

"Iya, Bu. Soalnya saya belum ke gudang, tapi udah izin tadi sama Bapak," ucapnya dengan lidah yang sedikit kelu.

Seira tak menyahut, hanya membulatkan bibir saja tanpa berniat membahasa lebih jauh tentang mantan suaminya itu lagi.

"Oya, Bu. Maaf, apa Ibu tahu kalo Bapak hari ini mau menikah?" tanya Jago takut-takut.

Ia melirik wajah Seira yang nampak sayu seketika, jujur saja di dalam lubuk hati yang terdalam cinta itu masih milik Zafran. Nama laki-laki itu masih menjadi penguasa di dalam sana. Hatinya berdenyut mendengar kabar tersebut, ada nyeri yang tak dapat dijelaskan oleh kata-kata.

Ia tersenyum canggung seraya berucap, "Syukurlah. Semoga pernikahan mereka bahagia."

Jago tersentak, padahal dia siap berdiri di barisan paling depan jika saja Seira berkeinginan menggagalkan acara itu.

"Ibu nggak mau mencegah begitu? Saya lihat, Ibu masih cinta sama Bapak," ujar Jago tak percaya bahwa Seira akan merelakan begitu saja.

Lagi-lagi, bibir merah alami itu membentuk garing lengkung sempurna yang membuat siapa saja pastinya terpesona.

"Buat apa? Aku udah ikhlasin semuanya, mudah-mudahan Mas Zafran lebih bahagia sama dia. Aku mau ikut Bi Sari pindah karena nggak punya siapa-siapa lagi di sini, mungkin akan tinggal di sana dan nggak akan kembali ke sini lagi. Jangan pernah bilang sama siapapun kalo kita emang sering ketemu," ungkap Seira dengan segenap ketabahan yang dimiliki hatinya.

Tak ada genangan air di pelupuknya, ia juga tidak terlihat lemah sama sekali. Tetap biasa seperti tak pernah ada masalah yang terjadi. Jago tercenung mendengar penuturannya, itu artinya setelah ini dia tak akan lagi melihat wanita yang selama ia kagumi. Sosok Seira menjelma menjadi satu idola dalam hati.

"Jago! Kamu bisa aku percaya, 'kan?" tegur Seira disaat laki-laki berjanggut tebal itu terdiam dalam renungan.

Jago tersentak, ia mengangguk patuh tanpa menyahut. Tak ada keinginan sama sekali dalam hatinya untuk memberitahu Zafran soal keberadaan Seira meskipun ia tahu laki-laki itu terus mencarinya, tapi untuk apa?

Bi Sari muncul dari dalam rumah membawa serta kunci kontrakan. Mengunci pintu sebelum pamit pada sang pemilik kontrakan. Seira duduk di bangku, sedangkan Jago tetap berdiri di tempatnya semula.

Laki-laki berwajah sangar itu sesekali mencuri lirikan pada sang mantan majikan. Betapa ia terpesona dengan segala yang melekat pada dirinya.

"Jaga Mas Zafran dari mereka, Jago. Dia orang baik, hanya saja mudah dipengaruhi sama orang-orang di sekitarnya. Terutama dari Lita. Aku tahu siapa dia, tapi aku nggak bisa ngapa-ngapain karena Mas Zafran lagi jatuh cinta sama dia. Aku titip dia," ucap Seira memecah hening di antara mereka.

Jago menurunkan pandangan, melirik wanita yang duduk dengan tegar di bangku. Dia wanita hebat, mengatakan kalimat yang sebenarnya menyakiti hati dengan tanpa menangis.

"Kenapa Ibu nggak nangis?"

Akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dengan sendirinya. Seira menoleh dengan pelan, tersenyum penuh ketabahan.

"Buat apa? Apa kalo aku nangis Mas Zafran akan balik kayak dulu lagi? Apa kalo aku nangis semuanya akan balik kayak dulu lagi? Nggak, Jago. Semua nggak akan bisa balik kayak dulu lagi." Dia tersenyum lagi.

Sikap tegar Seira benar-benar mencubit hatinya, Jago kalah oleh seorang wanita yang seharusnya lemah. Seira memang berbeda, disaat wanita lain akan terus menangis berhari-hari, ataupun berbuat nekad dengan segala macam cara. Ia tetap bersikap tenang bahkan tersenyum sekalipun hatinya sedang remuk redam.

Lidah Jago kelu, tiba-tiba tak dapat digerakkan untuk menimpali ucapan Seira. Memang benar, tangis tak akan mengembalikan semua, tapi dapat mengurangi beban berat yang menimpah pundak. Setidaknya begitu seperti yang sering dia dengar dari kebanyakan wanita.

Bi Sari datang dan perbincangan mereka pun terhenti. Jago membawa dua tas itu naik ke dalam pickup yang dibawanya, transportasi milik gudang beras Zafran yang digunakan untuk mengirim beras pada agen-agen langganannya.

Keduanya pergi diantar ke terminal antar-kota, entah ke mana mereka akan pergi? Jago sendiri tidak tahu.

Ke mana aja Ibu pergi, mudah-mudah diselamatkan sampe tujuan.

Jago bergumam sembari menatap kedua punggung yang menjauh dari mobilnya. Ia berbalik teringat akan tugas yang diberikan Zafran padanya. Sebelum benar-benar pergi, ia memastikan keadaan Seira yang baik-baik saja. Wanita itu duduk di depan sebuah loket, menunggu Bi Sari yang sedang membeli tiket.

Ia tersenyum seraya menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan terminal. Seira teringat pada ponselnya, benda pipih itu ia matikan sejak melangkah keluar dari rumah Zafran. Dikeluarkannya kartu yang selama ini ia gunakan, pandanganya melilau mencari sebuah konter untuk membeli yang baru.

Saat memasukkan benda tersebut ke dalam tas, tak sengaja tangannya meraba sebuah benda lain. Kartu debit yang pernah diberikan Zafran padanya dan belum pernah digunakan. Mungkin sudah rezeki, ia tersenyum berniat mengeluarkan semua uang di dalamnya yang akan dijadikan modal usaha di desa nanti.

"Bi, aku pergi bentar, ya. Bibi tunggu di sini aja," pamitnya seraya beranjak meninggalkan Bi Sari dan tasnya.

Ia berjalan lurus menuju sebuah kantor bank yang terdapat di seberang jalan.

Namun, baru dua langkah kakinya menginjak jalan, sebuah klakson mobil menyentaknya.

"AWAS!"

Brak!

1
ismaCun80
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
seragam petugas kebersihan?
AYU TIME KARTIKA
😭😭😭
Ratna Dewi
Luar biasa
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!