(INI KISAH ZAMAN DULU DIPADUKAN DENGAN ZAMAN SEKARANG YA)
"Emak sama Bapak sudah memutuskan jika kamu akan menikah satu bulan lagi dengan laki-laki pilihan Bapak kamu, Niah," Aku lantas kaget mendengar ucapan Emak yang tidak biasa ini.
"Menikah Mak?" Emak lantas menganggukkan kepalanya.
"Tapi umurku masih kecil Mak, mana mungkin aku menikah di umur segini. Dimana teman-temanku masih bermain dengan yang lainnya sedangkan aku harus menikah?" Ku tatap mata Emak dengan sendu. Jujur saja belum ada di dalam pikiranku untuk menikah apalagi d umur yang masih dikatakan baru remaja ini.
"Kamu itu sudah besar Niah, bahkan kamu saja sudah datang bulan. Makanya Bapak dan Emak memutuskan agar kamu menikah saja. Lagian kamu juga tidak sekolah, jadi tidak ada masalahnya jika kamu menikah sekarang. Menikah nanti pun tidak akan ada bedanya dengan sekarang karena, sama-sama menikah saja akhirnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
ISTRI 13 TAHUN
35
Jaka menoyor kepala adiknya membuat Mulyo mengaduh kesakitan. "Sekolah dulu yang raiin."
"Apa hubungannya dengan sekolah Mas, lagian wajar dong aku iri lihat Mas Jaja seperti itu. Emang Mas nggak ada rasa iri sama sekali apa? Atau Mas tidak tertarik?" Sinis Mulyo dibalas pelototan dari Jaka. Dirinya tidak suka dengan ucapan adiknya.
"Enak saja kamu ngomong gitu Mulyo, lagian masmu ini masih normal. Kalau di bilang iri Mas tidak iri sama sekali dengan Jaja. Malahan Mas senang akhirnya dia bisa menikah dengan pilihan Ayah. Lagian Mas juga kasihan sama dia yang hanya bisa memendam cinta sendirian tapi nggak ada balasan dari wanita yang dicintainya."
"Ehhh, emang Mas Jaja suka sama siapa Mas? kenapa Mas nggak bilang-bilang dari kemaren sih?" Mulyo melirik Jaka penasaran.
"Pokoknya adalah dan kamu tidak usah tahu. Lagian juga sudah tidak ada gunanya bukan? Jaja sudah punya istri yang otomatis harus dijaga perasaannya jangan sampai di buat terluka apalagi dengan mereka yang baru saja menjadi suami istri. Yang sekarang harus dilakukan lupakan yang sudah Belalau dan lanjutkan kehidupan dengan yang baru."
"Hmm, iya Mas Jajan benar."
******
Semakin siang tamu semakin banyak yang datang silih berganti. Pajajar dan Suniah tidak berhenti bersalaman kepada para tamu yang datang ke pelamin. Cukup lelah sebenarnya berdiri, terus duduk, terus berdiri lagi. Tapi apa boleh buat mereka juga harus menghargai tamu yang memberikan selamat kepada mereka.
Diah dan juga Eko duduk tidak jauh dari pelaminan. Mata Eko tidak berhenti menatap pelaminan karena, kecantikan wajah istri Pajajar yang tidak pernah Eko bayangkan. Bahkan sebelumnya dirinya berfikir jika istri Pajajar kecantikannya dibawah Diah, tapi lihatlah sekarang istrinya sudah bak barbie membuat Eko susah sekali untuk berpaling. Siapa sih laki-laki yang tidak tertarik dengan kecantikan yang dipancarkan oleh wajah istri Pajajar, tidak hanya Eko beberapa laki-laki lain juga sama dengan Eko.
"Kamu kenapa sih lihat ke pelaminan terus saja Sayang? apa kamu juga pengen seperti Pajajar? kalau gitu ayo kita segera menikah." Diah jengah melihat kekasihnya yang tidak berhenti menatap ke pelaminan dimana Pajajar dan istrinya tengah duduk.
"Ehh tidak ada kok Sayang. Oh iya istri Pajajar cantik banget ya bahkan kayak barbie." Diah mendelik karena ucapan kekasihnya. Meskipun apa yang dikatakan Eko memang benar tapi wanita mana sih yang mau kekasihnya memuji wanita lain tepat pula di depannya langsung.
"Kenapa kamu ngomong gitu Sayang? apa aku ini kurang cantik di mata kamu? bahkan kamu bisa melihat wajahku ini sudah dewasa dan mengikuti kecantikannya seiring waktu tapi, wajah istri Pajajar kamu lihat jelas masih seperti anak-anak." tukas Diah. Dirinya sakit hati sekali dengan ucapan Eko yang tidak memikirkan perasaannya.
"Heheh bukan begitu Sayang. Aku hanya tidak menyangka saja jika Pajajar akan menikah dengan wanita secantik itu, bahkan aku berfikir sebelumnya Pajajar akan menikah dengan wanita yang kecantikannya standar atau dibawah lah dengan wanita yang pernah disukainya dulu."
"Emang siapa wanita yang disukai Pajajar, Sayang? kenapa aku tidak tahu ya? Padahal aku ini berteman dengannya sudah dari kecil sampai sedewasa ini?" bingung Diah menatap Eko.
'Dasar kamu saja yang tidak peka, mana sadar jika Pajajar menaruh hati sama kamu' batin Eko.
"Ehh kalau itu kamu tidak usah tahu, Sayang. Lagian untuk sekarang juga tidak akan ada gunanya lagi kamu tahu, toh Pajajar juga sudah punya istri."
"Aku kan kepo Sayang, kasih tahu aku ya siapa wanita yang pernah disukai Pajajar. Aku kepo sekali tahu sayang,"
"Sudahlah kita tidak usah membahas tentang Pajajar lagi Sayang. Tidak ada gunanya juga bukan? mendingan kita lanjutkan saja makannya." Diah cemberut karena Eko tidak mau memberitahu dirinya siapa wanita yang disukai Pajajar.
TBC