Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26.
*****
Sikap Freya yang tadi berani seketika lenyap, begitu ia berdua saja dengan Austin. Setelah Austin mematahkan lengan rivalnya, ia pun menarik Freya untuk pergi dari pesta lajang Cody.
Saat ini Freya duduk dalam mobil mewah Austin. Tanpa mengatakan apa pun, tadi Freya diam saja di bawa Austin menuju mobil Austin.
"Saya akan mengantar anda pulang, Nona!" kata Austin membuka pintu mobil nya, "Masuklah, pasang seatbelt anda!"
Dengan patuh, dan tidak takut sama sekali, Freya pun masuk ke dalam mobil Austin. Dan memasang sabuk pengaman, kemudian memeluk koper uangnya dengan erat.
Setelah mobil Austin meluncur di jalan, tiba-tiba rasa canggung meliputi Freya. Ia pun jadi gugup melirik Austin, yang duduk di sampingnya.
"Alamat anda?" tanya Austin, setelah beberapa menit mereka saling diam satu sama lain.
"Oh.. !" Freya tersentak mendengar pertanyaan Austin. Ia pun memberitahu alamat apartemennya.
Kembali suasana dalam mobil hening, setelah Freya memberitahu alamat rumahnya. Freya tidak tahu hendak membuka topik pembicaraan apa, agar tidak ada perasaan canggung di antara mereka.
"I.. itu tadi.. !"
"Nona.. tadi.. !"
Tiba-tiba mereka bersamaan hendak mengatakan sesuatu, dan kemudian sama-sama terdiam. Freya seketika semakin gugup.
"Anda lebih dulu, apa yang hendak anda katakan?" Freya mempersilahkan Austin, untuk mengatakan apa ingin idolanya itu katakan.
"Anda mendekati saya, sebenarnya karena hadiah uang tunai yang di tawarkan rival saya, kan?" tanya Austin, sembari matanya fokus ke depan menyetir dengan tenang.
"Hah? kenapa anda berpikiran seperti itu? sa.. saya serius dengan apa yang saya katakan tadi!"
Freya terkejut mendengar pertanyaan Austin, sehingga ia memutar tubuhnya menghadap ke arah Austin.
"Nona, anda melihat di pesta itu tidak ada satu pun yang berniat maju, untuk mendekat pada saya!"
"Ya.. saya juga heran, kenapa mereka tidak tertarik pada anda, membuat saya merasa sedih, tidak ada satu pun yang menginginkan anda, Tuan"
Nada suara Freya terdengar serak, karena mengingat bagaimana tadi di pesta itu, tidak seorang wanita pun maju mendekat pada Austin.
Austin mendadak menggenggam stir mobil dengan erat. Ia sendiri tidak menyangka, Cody merencanakan sesuatu, untuk mempermalukan dirinya di pesta rivalnya itu.
"Aku sangat kesal, satu pun wanita di pesta itu tidak tertarik pada anda, jadi saya maju untuk menyelamatkan idola saya, karena anda layak juga mendapatkan cinta, dan perhatian yang tulus dari seorang wanita!"
Freya dengan lancar mengatakan, bagaimana ia sampai berani maju mendekati Austin. Dan ia sama sekali tidak memikirkan akan hadiah, yang di tawarkan rival Austin.
Mendadak mobil nyaris menabrak mobil di depan mereka, kalau Austin tidak reflek mengerem mobilnya.
"Akh!!"
Tubuh Freya seketika terbanting ke arah dasbor, dan Austin kembali dengan reflek menahan kepala Freya, yang nyaris mengenai dasbor.
"Maaf!" ucap Austin dengan panik.
Karena mendengar apa yang di katakan Freya, seketika Austin tidak percaya. Ia tidak menyangka, Freya bisa berpikiran seperti itu tentang dirinya.
"Kenapa? Apakah mobil di depan berhenti mendadak?" tanya Freya memandang mobil di depan mereka.
"Tidak, aku yang tidak memperhatikan lampu merah!" jawab Austin.
"Oh.. !" Freya membenarkan jawaban Austin, setelah melihat lampu merah yang menyala.
Tidak berapa lama, mereka pun sampai di pelataran apartemen Freya.
"Apakah benar ini alamat rumah anda, Nona?" tanya Austin melihat gedung apartemen Freya.
"Iya, benar!" jawab Freya.
Austin mematikan mesin mobil, lalu turun dan berputar menuju pintu tempat Freya duduk. Austin membuka pintu mobil untuk Freya.
"Terimakasih" ucap Freya tersenyum hangat.
Baru kali ini Freya merasakan naik mobil mewah, ia sudah di perlakukan dengan istimewa oleh Austin. Naik dan turun mobil, Austin dengan sigap membukakan pintu mobil untuknya.
Karena Freya membawa koper uangnya, ia jadi kesulitan untuk turun. Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya melayang, dan kemudian dalam sekejap ia sudah berada di luar mobil.
Austin mengangkat tubuh mungil Freya dengan ringan, seakan tubuh Freya tidak memiliki berat sama sekali. Lalu Austin dengan pelan meletakkan Freya berdiri di dekat mobil.
Wajah Freya seketika memerah saat menyadari, ia telah berada di luar mobil Austin.
"Te.. terimakasih" ucap Freya tersipu malu.
Sudut bibir Austin diam-diam tersenyum lucu, melihat raut wajah Freya yang tersipu. Perasaannya sangat senang mendengar penjelasan Freya tadi.
"Terimakasih, sudah menolong ku, kalau tidak... aku sudah menjadi bahan olokan mereka, dan membuat ku jadi malu di pesta itu!" ucap Austin.
"Tidak, Tuan! anda tentu tidak akan pernah dapat mereka cemooh, karena anda tidak sama seperti mereka!" ucap Freya dengan cepat memandang wajah Austin lekat.
Mereka seketika saling menatap, dan terpaku satu sama lain tidak berkedip. Sesaat mereka tidak menyadari, akan sikap yang mereka perlihatkan.
Bersambung.....
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut