NovelToon NovelToon
LUKISAN SANG JINGGA (Mengejar Cinta Mantan)

LUKISAN SANG JINGGA (Mengejar Cinta Mantan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Saling selingkuh
Popularitas:41.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Deodoran

Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Danish setiap hari mengunjungi gallery dijam makan siangnya, setiap pulang dari sana ia pasti membeli satu lukisan entah itu karya Koa, Senja , atau pelukis jalanan lainnya dengan harga yang tidak sesuai tentunya.

Dari Natasya sang kurator yang dipekerjakan Jingga, Danish tahu jika sebagian keuntungan penjualan lukisan akan didonasikan bagi para pelukis jalanan dan para mahasiswa seni rupa yang kurang mampu untuk membeli peralatan melukis yang harganya tidak murah. Untuk itu Danish selalu membayar dengan harga dua atau tiga kali lebih mahal.

"Alamat seperti biasa ya pak? Kantor PT. Bratajaya Milk?" Natasya ingin memastikan kembali karena selama ini ia selalu mengirim lukisan lukisan itu kesana. Hampir semua ruangan manager tiap divisi pasti terdapat Lukisan dari Koa Galery.

"Kirim kesini....." Danish mengambil kembali kartu hitamnya dari Natasya setelah menyelesaikan proses pembayaran, lalu menulis sebuah alamat yang terletak cukup jauh dari Kota Jakarta.

"Ah...baiklah pak..." jawab Natasya patuh. Saat Danish keluar dari ruang administrasi, kurator itu lantas menghubungi Jingga.

"Buk.....Pria itu datang lagi."

Jingga yang masih menikmati dekapan hangat Koa hanya bisa tersenyum setelah menerima panggilan Natasya.

Tak ada dendam sama sekali dari kedua pendar matanya, ia justru kasihan pada Danish karena pria iti menghukum dirinya terlalu keras. Jingga mendengar cerita Bara mengenai kehidupan Danish tujuh tahun terakhir.

"Papi mengajak Aku dan anak anak ke Perkebunan dia juga mengajakmu....tapi tak ku iyakan, karena kau tak boleh pergi. Aku saja dan anak anak yang akan pergi.....Biarkan Senja bertemu papanya."Tatapan Jingga begitu kosong ia semakin mengeratkan pelukannya dan kemudian wanita itupun menangis pilu.

"Kenapa tiba tiba ada taman bermain anak dirumah kita?"Tanya Danish, beberapa hari ini ia ingin bertanya namun kesibukannya sebagai GM membuat pria itu jarang bertemu sang ayah. Dan jika ada waktu senggang ia malah melipir ke Galery menghabiskan waktu menatap Lukisan Sang Jingga dan Tawa Sang Jingga.

"Kau akan tahu begitu kita tiba di perkebunan..."

Danish yang baru saja memasang Sneakers dikedua kakinya terdiam sejenak. Setiap ke Perkebunan ia pasti dilanda rasa seperti ini. Rasa bersalah yang ingin membuat dirinya lenyap seketika. Terlalu banyak kenangan Jingga disana.

Saat berkunjung ke perkebunan, peternakan atau pabrik pasti ada saja karyawan yang menanyakan kabar Jingga yang tak pernah bisa ia jawab.

Danish lalu tersenyum simpul, kini ia sudah tahu hendak menjawab apa.

'Jingga baik baik saja....dia tinggal di daerah Sulawesi tepatnya disebuah rumah yang menghadap langsung dengan sungai yang menyatu dengan birunya air laut. Jingga kini bahagia dia memiliki dua orang putri dan suami yang menyayanginya'

Yah! Ia dengan bangga akan menjawab seperti itu.

"Kau sudah siap?" Bara terlihat kesusahan menggendong ransel Hikingnya yang entah sejak kapan dibelinya. tidak tahu ada berapa banyak cemilan anak anak didalamnya? Sampai sampai Danish bisa melihat beberapa ujung kemasan yang mencuat keluar.

Danish hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah luar biasa ayahnya yang terlihat jauh lebih bersemangat. tingkah pria itu nampak seperti usia empat puluhan, siapa yang menyangka pria itu akan segera memasuki usia tujuh puluh tahun.

Sepanjang perjalanan Bara tak berhenti bersenandung ria lagu anak anak yang populer diera tahun delapan puluhan akhir, tepatnya saat Danish masih usia TK.

"Aku seperti tidak mengenal papiku sendiri......" celetuk Danish.

"Kenapa? Apa yang salah dari papi? Opa mana yang tidak akan bahagia jika akan bertemu dengan cucu?" Bara tak peduli lagi. Toh sebentar lagi mereka akan berkumpul. Bara salut dengan kedewasaan Jingga yang bisa menerima semua yang telah dilakukan Danish dimasa lalu.

"Cucu? Cucu apaan......" Danish tertawa mengejek. mungkin lebih tepatnya mengejek dirinya sendiri.

"Anakmu Bodoh! Anak kandungmu!"

Cittttt........... Danish mengerem mendadak mendengar ucapan ayahnya.

"KAU GILA?MAU BUNUH PAPI?" Teriak Bara tak karuan.

"Maaf pi...." Danish juga kaget dengan ban mobilnya yang ternyata sudah turun dari aspal cukup dalam.

Danish perlahan mengatur nafasnya...lalu mengatur posisi mobilnya agar kembali berada diatas aspal.

"Please pi jangan bicara yang macam macam lagi...." Danish sudah menjalankan mobil Range Rovernya , untung Danish memilih mobil jenis Off road sehingga guncangan seperti tadi tidak akan terlalu berasa, walau cukup membuat Jantung terlonjak.

"Awas kalau kau menangis nanti pas sampai di Villa!" Umpat Bara. Ia jadi malas berbicara dengan Danish dan memilih untuk tertidur saja. Ia takut jantung tuanya akan copot karena putranya itu.

.

.

.

Sementara itu Jingga dan anak anak sudah tiba terlebih dahulu di Villa dengan taxi.

Selama di Jakarta Jingga memang belum memiliki mobil, bukan tak mampu beli hanya saja akses setapak kerumahnya yang menjadi kendala. Dan Jingga sama sekali tidak berminat untuk tinggal dirumahnya yang lain.

Villa nampak sepi tak ada sambutan hangat seperti dulu.

Dulu ketika ia datang Mbok yum pasti sudah menyiapkan berbagai macam hidangan khas pedesaan dan berdiri di depan teras menyambutnya.

"Ibuukkk....ini vilanya opa ya?" tanya Embun, gadis kecil itu berjalan digandeng Senja yang sejak tadi hanya terdiam Memikirkan bagaimana ia harus bersikap ketika bertemu papa kandungnya. Sebenarnya ada rasa benci dihati Senja ketika memikirkan mengapa Koa bukanlah ayah kandungnya. Tapi ia bisa apa? Ia hanya gadis kecil berusia enam tahun.

Villa tidak terkunci seakan memang disiapkan untuk mereka. Tak ada rasa apapun saat Jingga kembali melangkah kaki ditempat ini. Dulu ia fikir akan sedih karena ini adalah bagian masa lalunya namun ternyata semuanya biasa saja. Jingga bahkan sudah tidak sabar bertemu dengan Danish dan mengatakan yang sebenarnya mengenai Lembayung Senja.

"Ibuukkk Jingga?" panggil seorang wanita muda yang baru muncul dari balik pintu yang memisahkan ruang tamu dan ruang keluarga.

wanita muda itu sepertinya datang dari arah dapur melihat dari apron yang masih melekat ditubuhnya.

Jingga dan kedua anaknya menoleh bersamaan, Jingga fikir ia akan melihat Mbok Yum, ternyata malah gadis muda menyambutnya.

"Saya Indana Bukkk...." Gadis muda yang mungkin masih berusia dua puluhan tahun itu mencium punggung tangan Jingga dengan takzim.

"Saya cucunya Mbok Yum....buuk... " Indana tersenyum bahagia menyambut seorang wanita yang dulu biasa membaginya uang jajan setiap datang keperkebunan.

"Oh....Indana yang dulu itu...yang masih kecil? Suka naik sepeda trus jatuh digot? Yang suka diburu sapu lidi sama Mbok Yum soalnya nakal banget waktu kecil? Wah sekarang kayaknya sudah kuliah ya?" Jingga begitu antusias, namun Indana hanya tersenyum lembut mendengar setiap ocehan Jingga. Wanita itu tetap ceria meski usianya sudah dewasa.

"Saya tidak kuliah buk....Tamat SMA tahun lalu langsung nikah, sekarang saya kerja di Villa ini sedangkan Suami kerja di perkebunan."

Jingga hanya ber oho ria "Oh iya mana Mbok Yum? Ada didapur ya?" Tanya Jingga bersemangat.

Sebelum menjawab terdengar helaan nafas yang begitu berat dari bibir Indana, " Simbok sudah meninggal Bukk....dua tahun yang lalu karena sakit paru paru.."

"Innalilllahi wainnailaihi rojiuun....." Tak terasa Air mata Jingga jatuh, namun segera diusapnya, ia tak ingin anak anaknya melihatnya menangis.

"Semoga Mbuk Yum mendapat tempat yang terbaik ya Indana...."

"Aamiin buuk...."

Indana lalu mengajak Jingga dan kedua putrinya keteras belakang, sebuah tempat yang selalu menjadi tempat favorit Jingga jika berkunjung keperkebunan. Tak ada yang berubah dari semua susunan barang barang disana.

Ayunan gantung bermotif rotan masih terpatri dengan warna yang sama,bahkan jejeran rak buku bacaan milik Jingga pun masih sama seperti tujuh tahun yang lalu , dipan bambu tempat Jingga berleha leha diwaktu sore juga masih ada disana.

Jingga menoleh kearah Indana dengan tatapan penuh tanya.

"Pak Danish selalu mengingatkan Simbok untuk tetap menjaga teras belakang ini seperti semula, tidak ada yang boleh diubah karena ini tempat kesukaan Ibuuk." jelas Indana sebelum Jingga bertanya.

"Tapi aku sudah memberikan semua ini pada Mbok Yum..." Timpal Jingga.

Sementara dua bocah Jingga sudah asyik berdua diatas ayunan.

"Pak Danish mengirim ayunan serupa kerumah Buk, beliau juga membelikan banyak buku bacaan dan baju baju baru untuk Indana dan adek adek...."

Jingga tak habis fikir, mengapa Danish seolah menyiksa dirinya sendiri padahal ia bisa saja menikah dengan Alea begitu bercerai dengannya. Dirinya saja menikah dengan Koa dan membabat habis kenangannya bersama Danish.

1
DozkyCrazy
ini ni sutradara nya wkwkwk
DozkyCrazy
innalilahi 😭😭😭😭
Yuyun Yuningsih
selalu menarik alur nyA bagus
DozkyCrazy
koa💛
DozkyCrazy
istri nyaa x bukan pelakor
DozkyCrazy
😭😭
DozkyCrazy
kerren 👏👏
DozkyCrazy
siiap
janie
balikan dung...
janie
lagi baca bagian ini saat sarapan pagi di hotel, auto mewek.../Cry/, yg disekitar pada ngeliatin.... author kenapa kamu keren sekaliiii...lup yuu pul
melan lau
Keren banget kak ceritanya ...
janie
/Good//Good/
Sari Dewi
novel yg luarrrt biasaaaa indaaaahhh...terima kasih ...
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
Aningrum
sedih bgt denger author nya bilang kek gitu.../Sob/
SRI MURTINAH
terimakasih kakak. semangat u novel dg cerita yg baru lagi
Umicho
terima kasih author... sayang banget karya nya bagus2, tetap semangat ya.... selalu berkarya...
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
Deodoran: sama2 kak🥰
total 1 replies
Nur Yuliastuti
terimakasih untuk cerita sangat apik nya semoga sukses di dunia nyata maupun dunia mayanya,,, sehat, dimudahkan dan bahagia selalu 🤗😍😍❤️
Deodoran: aamiik kak🥰
total 1 replies
Nur Yuliastuti
dimanapun berkarya semoga sll dimudahkan ya Thor 🙏
Suherni 123
terimakasih kak othor untuk cerita nya,, tetep berkarya dimana pun berada dan terus semangat 🥰
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)
Aningrum: he'em bener banget
Deodoran: sama² kak🥰
total 2 replies
Khiya Atmaja
Terimakasih kak sudah menyuguhkan karya yang luar biasa seperti novel-novel kakak yg lain 🧡

But , sedih banget pas baca kalau kemungkinan novel ini menjadi novel terakhir kakak di Noveltoon 😭

Kakak mau pindah kemana?
Khiya Atmaja: Jangan lupa infonya kak 😊
Deodoran: masih cari2 kak😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!