NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-25

1 BULAN KEMUDIAN.

Kondisi Daliya dinyatakan kritis, setiap waktu wanita itu akan selalu dipantau dokter dan suster hampir 24 jam. 

Setiap hari tanpa meninggalkan Daliya lelaki itu senantiasa menunggu dan menanti hari dimana istrinya itu akan membuka mata dan menyambutnya dengan senyuman di wajah pucat nya.

Gus Azi memasuki ruangan ICU di lihatnya tubuh Daliya dengan beberapa alat terpasang ditubuh yang lemah dan ringkih, hanya terdengar suara bunyi mesin-mesin yang menopang hidupnya, sunyi dan dingin. 

Setelah mendapat kabar dari dokter Aidan Daliya mengalami kritis, buru-buru lelaki itu mendatangi ruangan ICU. 

Gus Azi menoleh sesaat pada tubuh Daliya yang terbaring dibankar, Gus Azi ingin terus-terusan berada disisi Daliya dan menunggunya sampai mata indah itu membuka matanya. Namun, Gus Azi tidak bisa menjaga nya senantiasa 24 jam penuh. 

Tanpa terasa, lelaki itu mulai mengeluarkan air matanya melihat keadaan Daliya yang benar-benar seperti boneka yang tak bernyawa. 

" Lekaslah sadar, sayang! aku sangat mencintaimu aku akan menuruti semua apa yang kau mau sekalipun nyawa ku, akan kuberikan untukmu. " bisik Gus Azi ditelinga Daliya. 

Isakan tangis mulai terdengar, seiring hatinya yang hancur . lelaki itu tak kuat melihat wanita nya seperti ini, ia tidak siap dan tak akan pernah siap jika Daliya. wanita yang dicintai nya seumur hidup meninggalkannya. 

Beberapa menit berlangsung, Gus Azi memutuskan untuk keluar ruangan ICU.

Lelaki itu punya tanggung jawab yang bukan nya hanya Daliya saja, ada istri nya yang lain yang harus dia perhatikan juga. Gus Azi menghela nafas gusar dan meraup wajahnya sesaat. 

KLEK....

Gus Azi keluar dari ruangan ICU dengan berat hati, dilihatnya Cia duduk di kursi tunggu. Gus Azi tertegun. 

" Sejak kapan istri keduanya datang?" pikir Gus Azi melihat kehadiran Cia duduk disana menatapnya. 

" Bagaimana keadaan Daliya? aku bertemu dokter Aidan tadi. "  tanya Cia beranjak dari duduknya mendekati Gus Azi yang masih terdiam. 

Gus Azi menggelengkan kepalanya pelan, seolah-olah tidak ada harapan lagi baginya untuk bisa melihat mata indah istrinya terbuka dengan senyuman yang menghiasi wajah pucat nya. 

" Gus gak boleh kayak gitu, Daliya pasti akan sadar. dia pasti bisa melewati masa kritisnya. " ucap Cia memberi semangat. 

" Saya sudah tidak punya harapan lagi Cia, hati saya rasanya hancur. saya sudah mencoba pasrah dengan keadaan jika memang Tuhan ingin mengambil Daliya saya akan mencoba ikhlas. agar Daliya tidak perlu merasakan rasa sakit lagi. " jawab Gus Azi lirih. 

Lelaki itu kembali mengeluarkan air matanya, dalam pelukan hangat Cia. Cia mengelus punggung tegap nan rapuh suaminya mencoba menguatkan agar lebih tegar, sabar, ikhlas dan perbanyak ikhtiar. 

Hati Cia, tidak ada bedanya dengan Gus Azi. sejahat-jahatnya Daliya, setidak suka nya Daliya padanya. Cia tetap mendoakan agar Daliya membuka matanya. walaupun Cia begitu membenci Daliya karena sikap dan perilaku Daliya yang egois . 

" Tapi, sedang apa kamu disini. " tanya Gus Azi. 

" Ak-aku, ingin melihat keadaan Daliya saja dan juga keadaan mu. " jawab Cia berbohong. 

" Aku tidak apa-apa lebih baik kamu pulang. " ucap Gus Azi. 

" Makanlah, jangan sampai Gus yang sakit akibat tidak makan teratur dan menjaga pola sehat. " ucap Cia menyerahkan 1 paperbag besar pada lelaki itu. 

" Apa yang kau bawa? " tanya Gus Azi melihat isi dalam Paperbag yang besar itu. 

" Hanya beberapa lauk pauk, pakaian ganti untuk Gus. " jawab Cia. 

" Terimakasih, maaf saya tidak bisa mengantarmu pulang. " ucap Gus Azi saat Cia menyalaminya. 

" Tidak masalah, aku bisa pulang sendiri. " jawab Cia tersenyum . 

" Apa perlu ku antar sampai depan rumah sakit? " tanya Gus Azi menwarkan diri. 

" Tidak perlu! aku bisa sendiri kok. " ucap Cia cepat. 

" Ya sudah, hati-hati dijalan. " jawab Gus Azi. 

" Iya Gus. " balas Cia melenggang pergi. 

Gus Azi menatap kepergian Cia, ada rasa bersalah dalam hatinya hampir 2 bulan terakhir Gus Azi tidak pernah menghubungi Cia bahkan hanya untuk memberi sekedar kabar saja tidak pernah. 

Melihat Daliya terkulai tak berdaya dirumah sakit membuat konsentrasi Gus Azi terpecah, ia saja sampai lupa kapan terakhir mengabari Daliya. dan kali ini wanita itu sendiri mendatangi nya tapi tidak ada raut kecewa di tampilkan Ciara. 

Seolah-olah wanita itu sudah memakluminya dan mengerti keadaan nya, beruntung nya Gus Azi mendapatkan wanita seperti Ciara yang tidak menuntut apapun darinya.

Apa kali ini dirinya harus mengalah demi egonya? tapi dilihat-lihat Ciara tampak baik-baik saja 2 bulan terakhir ini. 

Bertepatan dengan kepergian, dua orang wanita dan pria yang sudah berumur 50 tahun datang menghampiri Gus Azi, ada rasa tertegun dalam hatinya melihat kedua orang tua nya datang. 

" Az. " panggil Mama Arinda. 

" M-mama. " ucap Gus Azi tergagu. 

" Maaf, Papa dan Mama baru bisa datang sekarang. " ucap Papa Adam. 

" Tidak masalah, Azi ngerti. kalian pasti sibuk harus merawa nenek di Turki yang lagi sakit. " ucap Gus Azi. 

" Bagaimana keadaan Daliya? apa bisa di jenguk? " tanya Mama Arinda. 

" Kata Dokter, Daliya mengalami kritis setelah melewati masa koma jadi untuk sekarang hanya tuhan dan waktu saja yang bisa menentukan dokter tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi selain mengandalkan peralatan medis. " jelas Gus Azi. 

" Lalu Ciara bagaimana keadaan nya? " tanya Papa Adam.

" Sepertinya baik saja, dia baru saja pulang kerumah. " jawab Gus Azi. 

" Hubungan kalian baik-baik saja kan. " tanya Mama Arinda. 

" Em- Ya, seperti yang Mama lihat. aku lebih sering menghabiskan waktu disini daripada dirumah. " jawab Gus Azi. 

" Kalau gitu pulang lah kau, biar Mama dan Papa yang menjaga Daliya sementara waktu. " ucap Papa tegas. 

" Tidak perlu Pa, aku bisa sendiri. kalian pulang saja kerumah ku. " ucap Gus Azi. 

" Tidak! kamu harus pulang, sudah cukup kau menjaga Daliya disini. sekarang gantian biar Mama dan Papa. " titah Mama Arinda. 

" Tap- " 

" Pulang lah Az! istrimu bukan hanya Daliya saja, kau jangan lupa tanggung jawabmu sebagai seorang suami. kau boleh saja menjaga istrimu disini tapi kau juga harus adil pada istrimu yang lain. " sambung Papa tegas. 

" Oke, aku akan pulang. biarkan aku disini sampai malam, besok subuh aku akan pulang. " pungkas Gus Azi. 

" Baiklah, Mama beri keringanan padamu. " ucap Mama Arinda.

" Kapan Mama dan Papa sampai kemari? " tanya Gus Azi. 

...✿ ✿ ✿ ✿...

KE KESOKKAN HARINYA. 

Seorang wanita mencoba mengeluarkan isi perutnya yang belum di isi apa-apa sejak semalam, wanita itu mulai menangis rasa tidak enak menjalar dari perut hingga tenggorokan nya yang semakin tersiksa. 

Entah sudah keberapa kalinya, Cia menumpahkan isi perutnya di wastafel pagi ini, rasanya tubuhnya teramat lemas dan tak bertenaga, sejak pukul 04.30 Cia harus bolak-balik kamar dan kamar mandi menuntaskan rasa mualnya yang hanya cairan bening saja keluar.

Sampai Cia tidak menyadari ada nya seseorang didalam kamarnya, seorang lelaki melangkah mendekati pintu kamar mandi yang posisinya terbuka. 

HUEK....

Lagi dan lagi, pikiran dan keadaan ku tidak sejalan. Cia ingin muntah dan mualnya berhenti tapi perut nya berkata lain. walaupun sudah minum air hangat menetralisir kan tenggorokan dan perut Cia tapi tidak ada hasilnya. 

Cia merasa ada seseorang yang memijat tengkuknya, Cia tersentak saat tengkuk belakang nya di pijat pelan namun suara seseorang mampu menenangkan nya. 

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!