NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Trio Tantrum

Disatukan karena berkah yang maha kuasa, di pisahkan hanya saat bekerja dan si anak sekolah, kini jauh tanpa bisa bertukar kabar, membuat para ayah kelabakan. Menentang Djiwa di bawa Mahendra, bungkam karena para orangtua turun tangan. Dengan pertimbangan Mahendra juga berhak atas Djiwa, mereka mundur walau setengah tak ikhlas. Kesalahpahaman menyulitkan segalanya, Djiwa mengira mereka terlibat rembuk mengizinkan di bawa Mahendra, Djiwa langsung memutuskan komunikasi. Mempersulit mengabarkan rindu via pesan dan telepon, yang bisa hanya lewat angan tak sampai.

"Arghhh, aku ingin mencubit ginjal si orong-orong, begini terus bisa gila aku." Ujang mengacak rambut Dayat frustasi.

"Kebiasaan bangat sih cok, dengkul mu yang gatal kau malah menggaruk dengkul ku, kau yang lupa kau menepuk jidat ku, sekarang kau kesal malah mengacak rambutku yang sudah acak-acakan, apa tak bosan terus begitu?" Dayat sebagai korban saja bosan.

"Ini bukan waktunya bercanda Dayat, kamu mah nggak paham rasa rindu, aishh pokok na mah udah kebelet pengen ketemu." Ujang misuh, menonjok bahu Dayat.

"Woy Cok, sesekali tonjok Yanto ngapa, perasaan aku terus." Protes di layangkan, Ujang tak menggubris malah duduk santai menyeruput kopi hitam.

"Cih, pura-pura tuli padahal mah takut dengan Yanto." Imbuh Dayat.

Yanto yang di sebut dalam pertikaian mereka ikut andil. "Ya gaplok aja Yat sesekali, kamu mah cuma di tegor mulut mana mempan."

"Hem, besok ku tendang sampai pincang dia Cok." Dayat membuang muka, tak ingin bersitatap dengan Ujang.

Bicara di depan empang milik Dayat, petang tak jadi penghalang, mereka tak bisa lelap karena rindu teramat menyiksa. Sosok Djiwa yang sesuka hati, mencari perhatian kesana kemari, menyebalkan saat ada, saat jauh semua rindu sosoknya. Kehilangan yang nyata, baru beberapa hari tanpa dengar suaranya kadang sampai terbayang di panggil olehnya. Sebagai seorang ayah, biasa mengurus walau dalam kerepotan, saat tak ada yang merusuh ingin ini itu merasa janggal.

Rencana ketiganya menyusul ke vila milik Mahendra harus terkubur dalam-dalam. Mahendra tak menitipkan alamat, sedang Djiwa dengan tanpa perasaan memutus kontak sepihak. Rasa terbuang oleh anak menjadikan diri penuh dilema, andai mereka langsung ikut mungkin tak akan jadi begini. Orang-orang Mahendra yang biasanya keliaran tak kunjung datang menjadikan sebuah sesal, mengapa tak minta kontak mereka.

Dayat menenggak kopinya. "Hah, ku rasa malam ini, nggak bakal tidur lagi Cok."

Ujang mencebikkan bibir. "Ya gimana bisa tidur, kopi seteko masuk lambung mu semua. Insomiaa uuuu, Dayat insomiaaa."

Yanto menjitak Ujang yang tak tahu nada namun nekat bersenandung. "Salah GOBLOKKKKK!"

"Apa atuh yang bener, padahal mah nggk pake goublok juga bisa loh." Dumal Ujang.

"Imsomsia.." Timpal Yanto.

Dayat mentertawakan dua sahabatnya dalam diam. "Makanya kalau denger lagu minimal liat liriknya Cok, ada google jangan katrok nemen bikin malu anak."

"Heleh sok iya kamu." Cemooh Ujang.

"Tau tuh." Dukung Yanto.

Dayat berdiri tiba-tiba menggebrak meja sampai teko dan piring di atasnya terpental, Ujang dan Yanto kaget dibuatnya. "Arghhhhh, kangen DJIWA!"

Plak

Plak

Dayat mendapat hadiah dua geplakan. "Apasih cok?"

"Kaget guoblookk." Yanto mengelus dada.

Ujang berniat mengelus dada Dayat, Dayat sadar segera menghindar, sedikit memberi dorongan ke tubuh Ujang, siapa sangka Ujang tercebur dalam empang. "Bwhahahahahah, ngapain Jang malem-malem berendem, ngakak euyy."

Yanto tidak tahu kejadian tepatnya bagaimana, terpingkal atas nasib temannya. "Wkakakak, memang Ujang totalitas dalam segala hal, bilang mau ngobrol di Empang Dayat beneran masuk emapangnya."

"Haduhhh, tolong perut ku sakit Cok, kebanyakan ketawa." Dayat nyaris ngompol saking banyak tertawa.

Ujang menatap garang dua makhluk tak berakhlak. Sepatutnya jika teman dalam musibah di tolong lebih dahulu, mereka lain. Mentertawakan adalah hal utama, menolong bisa dilakukan saat sudah tak lucu lagi. Apa musibah teman adalah candaan bagi mereka. Ujang tak ingin kuyup seroang diri, berpikir sejenak lantas ide cemerlang datang. Yanto yang masih setia duduk di kursi tepian empang menjadi incaran, di tarik satu kakinya Yanto langsung terjerembab beserta kursi yang ia duduki. Byurrr, lagi-lagi Ujang berhasil menggeret korbannya. Kali ini Dayat, yang tertawa sembari memegangi perut seketika tawanya hilang, digantikan tawa Ujang yang membahana.

"Bocah EDYANNNNNN!" Tanto yang lelap harus terjaga dengan tingkah tiga bocah tua.

Yanti seketika hilang kantuknya. "Wolah gemblung, ngapain malah main di empang, astaghfirullah itu nanti ikan pada mabok gimana? Udah cepet pada naek!"

Keramas malam-malam, kena omel emak karena baju kotor dan wajib mencuci mandiri, Dayat meromet dalam kamar mandi. Ujang dan Yanto langsung di usir Yanti, terbirit lari ke ruang masing-masing, hal serupa di terima harus mencuci baju sendiri. Lelah menjadi jalan mereka ke alam mimpi. Bersyukur dengan tercebur bisa jadi pelipur rindu.

Kejadian semalam menjadi bahan tertawaan tiga keluarga. Niat mempermalukan anak sangat jelas, baru sang fajar di gantikan mentari menyingsing, ibu-ibu sibuk berbisik. Telaten dengan ghibah senada, di mulai dari kamar Yanto, Ujang, barulah Dayat. Mereview kesalahan anak dengan santar, sampai tidur tak lagi nyenyak. Yanto di bangunkan untuk ikut ke rumah Ujang, setelah itu di ajak ke rumah Dayat. Dan Dayat seperti tidur di kerubungi manusia kurang kerjaan.

Dayat sudah bangun saat Yanto mengirim pesan peringatan agar lekas sembunyi agar kuping tak meledak. Yanto berharap jika tak ada Dayat, ghibah jama'ah ini cepat tuntas. Kupingnya sudah pengang mendengar kalimat yang itu-itu saja. Dayat punya siasatnya sendiri, tetap dalam kamar berpura tidur saat semua orang menerobos masuk kamarnya.

"Yeh Ceu, ya atuh lah giliran si Dayat yang di review ke Guoblookk an nya." Mayang dengan logat khas Sunda bicara.

Yanto menyanggah. "Udah atuh mak, gak bosen apa ngomong yang sama, mana nada sama kalimatnya sama, curiga punya naskah masing-masing."

"Tau tuh pada kurang gawe, udah ah Ujang masih ngantuk, mau tidur lagi, sok atuh kalau mau ceramah buat Dayat waktu dan tempat di percepat." Ujang ikut protes.

"Heh, kalian juga harus berdiri disini, biar kapok jadi orang. Udah tua, udah waktunya cari gadis buat istri, malah sibuk nambah bobroknya, kalau kita nggak bergerak takut sampai kiamat kalian tak punya istri, GOBLOKKKKK nya aja yang nambah." Mayang, ibunya Ujang memang paling pandai dalam menasehati.

"Pantes anaknya pada belegukk, orang emaknya aja kalau ngomong asal ucap aja, udah sok mulai kultumnya, nyesel juga sempet ngelarang." Ujang bersemboyan Dayat juga harus pedas telinga dengan cuitan indah para ibu-ibu di pagi hari.

"Tanpa kau suruh juga ini kita mau mulai." Rini berucap ketus.

Kicauan ibu-ibu mulai di perdengarkan, Dayat beraksi. Menggeliat seolah tidurnya terusik, merubah posisi membelakangi sumber kebisingan. Perlahan kian pasti, gas lambung terkumpul siap tempur. Kekuatan penuh tembakan melesat.

Brrottt, trutttt.....tiutttt......

"Ehhh, kentut si Dayat!" Geram Mayang.

"Merem tapi pantatnya idup, astaghfirullah." Rini terkena bau tak sedap.

Yanti memukuli Dayat dengan guling. "Gak sopan, kentut ngeden kaya gitu, hish gak sopan!"

Tiuttt....brottttt

"DAYAT, kepecirit kamu ya bau banget." Heboh Mayang.

Dayat kaget dengan kentut susulan, meraba bagian bokongnya yang terasa hangat. "Makkkkkkk, ampasnya ikut!"

"Hoekkkkm....."

"Cuihhhh....jorok!"

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
aduhhhh djiwaaaaaa tolonginnnn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
yaa alloh,,, knp jd kerasukan lagiiii...
mkny pakkkk dekatkan diri sama yg maha kuasa....
jd kasiannn sm C musdal🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
djiwa dipercaya 👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
gelang ny sayang ma djiwa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ya salammmm galauuuuu😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ngareppp yaaa🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😱😱
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Memang kesurupan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
klo tinggal di desa,,, bareng2...
koplak nyaa nularrr nnti😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
wajarrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
diaa inget Zalina🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂
lbh kyakkk yaaa,,,
bpk nyaa djiwa sultannn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu ujian untukmu Djiwa, semoga kamu bisa menjaga amanah kiai 😁
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata Djiwa msh keturunan kiai 👍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ternyata gelangnya bisa melindungi Djiwa lg 😉
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wow apa gelangnya hidup lg 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!