" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang tak di kenal
Aiden menuju pintu, ingin mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Rasanya Dia tidak menunggu tamu hari ini.
Ting tong..bel berbunyi sekali lagi. Aiden membuka pintunya.
" Hahh?? Kau siapa? Bukannya ini kamar Diana? Kau selingkuhannya ya?!"
" What are you talking about?" Aiden bingung siapa orang tersebut. " Who are you?"
" Heii aku yang harusnya tanya?! Kenapa kau di kamar istriku!"
" Ada apa Oppa? Siapa itu?" Senja agak berteriak bertanya dari kejauhan, karena berada sedikit jauh dari pintu.
Laki-laki bertubuh gempal itu terus memcecar Aiden dengan pertanyaan berbahasa Indonesia yang sama sekali Aiden tidak mengerti dan mulai membuat Aiden kesal. Dia berusaha memasuki kamar tapi terus di cegah Aiden
Senja mendengar suara mereka semakin keras. " Stop..stop!!!" Senja akhirnya menyusul Aiden keluar menghentikan laki-laki itu. " Anda siapa Pak? Kenapa anda marah-marah masuk ke kamar orang?!" Senja melerai mereka berdua, Aiden berdiri di belakang Senja. Senja berusaha menenangkan Aiden yang sudah ingin memukul orang itu.
" Siapa yang anda cari, kenapa Anda memarahi pacar saya?!"
" Saya cari istri saya, dia menginap disini kemarin dengan selingkuhannya"
" Maaf siapa nama istri Anda, dan darimana Anda menuduh pacar saya selingkuhan istri Anda?!"
" Diana, Dia kesini semalam."
" Anda sudah salah kamar, saya bersama pacar saya sejak kemarin. Dan Dia bukan selingkuhan istri Anda. Silakan Anda keluar dan cari istri Anda. Jangan asal menuduh!" Senja sangat kesal dan mengusir laki-laki itu.
" Tapi aku dapat infomasi Dia menginap disini"
" Apa buktinya?!"
" Ini!" Laki-laki itu menunjukkan sebuah foto dari handphonenya. Nampak seorang wanita dewasa sedang berpelukan dengan laki-laki tinggi di hotel yang sama. Tapi wajah laki-lakinya tidak terlihat. Hanya nampak dari belakang.
" Pak, ini bukan pacar saya. Anda lihat sendiri bentuk tubuhnya. Sangat berbeda jauh dari pacar saya" Senja menunjukkan tubuh Aiden dari belakang. Aiden hanya mengikuti tanpa tahu apa yang mereka bicarakan.
" Lihat kan, ini jelas berbeda. Bahkan pacar saya kemarin tidak pakai baju warna ini" tegas Senja.
" What is he talking about?" Aiden penasaran akhirnya bertanya juga. Senja menjelaskan sedikit kesalahpahaman yang sedang terjadi. Laki-laki itu belum beranjak dari depan kamar mereka. Kemudian Dia sibuk menelpon seseorang dan sambil marah-marah. Aiden masuk ke dalam dan menelpon customer service juga keamanan.
Kemudian beberapa staff hotel dan security akhirnya datang beberapa menit kemudian. Mereka berlarian ke arah kamar Aiden dan Senja.
" Mohon maaf ada keributan apa ini?" Salah satu staff bertanya.
" Tolong urus orang ini, Dia membuat keributan di kamar kami!" Murka Aiden.
" Orang ini datang menuduh pacar saya selingkuhan istrinya. Tolong di urus dulu ya"
" Mohon maaf Mr. Aiden atas ketidaknyamanan yang terjadi"
" Maaf Pak, Bapak sedang cari siapa?"
" Cari istri saya Diana!" Bentak laki-laki tersebut.
" Apa saya boleh tahu nama istri bapak dan ada fotonya Pak?" tanya Manager hotel tersebut.
" Diana Chintya"
" Oh, Maaf Pak sepertinya anda salah kamar. Ibu ini memang menginap disini semalam. Tapi saya tidak tahu apa beliau sudah check out atau belum. Mungkin saya bantu cek ke customer service di depan dulu. Mari Pak kita ke depan. Tidak enak mengganggu tamu kami yang lain"
" Get out Here!!" Bentak Aiden
" Kami permisi dulu Kak, maaf Mr. Aiden atas ketidaknyamanannya"
" Ya"
Tamu tadi akhirnya pergi bersama staff hotel, Senja dan Aiden kembali masuk ke kamar. Aiden duduk merebahkan diri di sofa. Senja berusaha membuatnya tenang kembali.
" Haaaah.." Aiden menghela nafas panjang saat terduduk di sofa ruangan kamarnya. Senja yang berjalan di belakangnya pun ikut menghela nafas. Tak menyangka akan ada keributan di pagi hari seperti ini.
" Oppa benar-benar tak mengenal laki-laki tadi?"
" Tidak, dan semoga tidak akan bertemu dengan orang-orang seperti itu lagi disini"
" Iya semoga saja"
" Kau tidak apa-apa?"
" Aku tidak apa-apa, apa dia memukul Oppa?"
" Tidak, aku yang hampir memukulnya tadi"
" Oppa ini orang yang mudah terpancing emosi ya?"
" Hmm??"
" Iya kulihat Oppa mudah marah"
" Hanya pada orang-orang tertentu"
" Aku harap Oppa tidak mudah terpancing emosi jika sedang di luar wilayah Oppa"
" Tentu aku akan menjaga reputasiku. Tapi jika ada yang mengusikku atau orang-orang yang ku sayang seperti urusan kemarin, aku tidak peduli siapapun itu akan ku hajar"
" Ck..ck..Aigoo.. Oppa sudah seperti gangster dengan tampang seperti itu"
" Mau ku kenalkan dengan beberapa gangster?"
" Hih..yang benar saja. Untuk apa aku kenal gangster Oppa?"
" Untuk jaga-jaga kalau kita di ganggu orang-orang yang tidak bermoral. Kita butuh orang-orang yang berkuasa di beberapa wilayah kekuasaan mereka"
" Ah tidak, aku tidak butuh itu Oppa. Mendengarnya saja sudah membuatku takut"
" Kau tidak perlu takut apapun jika bersamaku"
" Justru orang yang perlu ku takuti saat ini adalah Oppa"
" Heh?"
" Oppa jauh lebih menyeramkan saat berdua denganku "
" Maksudmu?"
" Oppa itu seperti harimau siap menerkamku kapanpun"
" Harimau?" Aiden menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mencoba mencerna bahasa yang di maksud Senja.
" Ohh..ahh..hahaha" Akhirnya Aiden paham. " Maksudmu harimau yang ini" Aiden berdiri dan menggelitik Senja. Senja mencoba berlari, dan terjadilah kejar mengejar di dalam kamar. Sampai Senja tertangkap dalam pelukan Aiden. Tertawa menahan geli terduduk di sofa, Aiden yang mencoba menggelitik Senja kembali dan kemudian berhenti. Sementara tangannya sudah memeluk Senja. Menaruh kepalanya di bahu Senja. Menciumi pipi Senja beberapa kali. Duduk berdua di sofa menatap langit biru di luar. Senja tersenyum lembut menatap wajah Aiden. Mengurai anak rambut Aiden yang menutupi dahinya lalu turun menyentuh pipinya. Mengagumi semua yang ada di wajah Aiden.
" Benarkah ini pacarku "
" Bukan, aku selingkuhan istri laki-laki tadi"
" Hu uh..Oppaaa"
" Cuup.." Aiden mencium sekilas bibir Senja.
" Jangan bicara yang aneh-aneh "
" Kenapa? Apa tadi kau takut aku benar-benar selingkuhan istrinya "
" Tidak, kalau soal tadi aku percaya siapa Oppa. Tapi aku hanya takut ada banyak perempuan gila yang tiba-tiba mengaku-ngaku selingkuhan Oppa"
" Hemm..Lalu?"
" Aku tidak akan tinggal diam!"
" Lalu?"
" Aku akan buktikan kalau Oppa itu hanya milikku"
" Lalu?"
" Aku akan usir semua wanita yang mengaku-ngaku pacar Oppa"
" Artinya sekarang kau sudah percaya kalau aku tidak punya pacar sama sekali?"
" Eh, hmm..itu?" Senja menggigit bibir bawahnya.
" Senja jangan lakukan itu?"
" Apa?"
" Jangan mengigit bibirmu!"
" Hmm? Kenapa?"
" Tidak jangan lakukan pokoknya. Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku tanya sekarang kau sudah percaya kalau kau pacarku satu-satunya?"
" Hehehe..50%"
"Plak.." Aiden memukul dahinya sendiri. Tak tahu harus berbuat apa. Lain yang di ucapkan lain dilakukan oleh Senja. Padahal baru saja Aiden merasa senang kalau Senja sudah percaya padanya.
" Kenapa? Apa yang membuatmu tak bisa percaya sepenuhnya padaku?"
" Itu hal yang wajar Oppa. Kita baru pacaran beberapa hari bahkan hitungan jam. Aku tidak mungkin percaya padamu langsung 100%. Yang penting aku meyakini dulu kalau saat ini jujur padaku. Tidak tahu ke depannya bagaimana. Itu semua berproses Oppa."
" Baiklah, jika itu pendapatmu." Aiden melepas pelukannya. Lalu beralih berdiri berjalan menuju balkon. Senja menatap Aiden yang seolah sedang kecewa karena kata-katanya. Aiden berdiri menyandarkan tangannya di atas pagar balkon. Senja berjalan perlahan mendekati Aiden. Kemudian memeluk Aiden dari belakang.
" Maafkan aku jika Oppa merasa kecewa karena aku" Senja mengucapkannya dengan suara rendah seolah sangat bersalah. Aiden mengelus punggung tangan Senja.
" Aku tidak kecewa, aku malah memikirkan bagaimana caranya agar kelak kau bisa percaya padaku 100%. Agar aku bisa tenang saat bepergian jauh. Aku hanya ingin kau percaya padaku jika suatu hari nanti kau mendengar rumor yang aneh-aneh tentangku. Seperti Kim Dami kemarin."
" Upps..heheh..maaf untuk itu" Aiden berbalik memeluknya dari depan. Menatap mata Senja
" Percayalah padaku, aku juga akan berusaha membuatmu percaya padaku"
" Hmm..iya Oppa. Aku juga akan berusaha. Kelak nanti kita bangun kepercayaan bersama. Oppa kan tahu kalau aku paling sensitif mendengar kata selingkuh. Makanya aku mohon agar Oppa bersabar padaku jika aku nanti terkesan cemburuan atau protective "
" Itu yang aku suka malah, aku tunggu cemburuanmu lagi. Kau terlihat imut kalau sedang cemburu"
" Oppaaa.... "
" Aakk" Senja mencubit pipi Aiden.
.
.
.
Aiden ...
🥰🥰🥰🥰🥰🥰