NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membahas tetamgga baru dan pov Theo

"Kamu kenapa?" tanya Kaysar heran saat melihat tatapan tajam Setyawan yang masih terus menatap punggung Khalid yang menjauh.

Pemuda itu pamit setelah mendapat telpon, entah dari siapa.

"Aku seperti melihat Khalid," jujur Setyawan mengutarakan isi hatinya.

"Apa mirip sekali?" Kaysar mengeryitkan keningnya. Rasanya wajah Khalid dan Al sangat jauh berbeda.

"Entahlah. Aku mungkin gila, tapi aku merasa aneh aja. Suaranya, cara ngomongnya, juga ngga suka pedasnya. Goro juga ngga suka pedas," ungkap Setyawan lagi.

Perasaannya menginginkannya untuk lebih mengenal Al.

"Goro ngga suka pedas?"

"Ya."

Kaysar terdiam. Dia ingat sesuatu.

"Kamu tau, kan, ada dua dna yang ditemukan di dalam mobil yang meledak itu."

"Ya, aku tau. Dna Goro dan Khalid," jawab Setyawan dengan perasaan sesak.

Masih saja dia merasa begitu. Penyesalan yang teramat besar terus bersarang di dalam rongga dadanya.

"Kamu merasa ada yang ditutupi?"

"Entahlah."

Kaysar mengamati wajah suram Setyawan.

"Aku akan meminta bantuan Fazza. Sekarang dia lagi di Dubai. Aku akan minta Fazza nyelidiki siapa Al di sana."

"Oh, oke." Setyawan mengembangkan senyum tipisnya. Agak lega karena tau siapa Fazza.

"Memang sudah tiga tahun berlalu. Mungkin masih ada yang bisa diselidiki. Tapi aku ngga bisa janji." Kaysar ngga ingin memberikan harapan.

"Ya. Thank's, ya."

"Harusnya dulu itu aku minta Fazza saja yang tangani. Dia ahli yang beginian," sesal Kaysar.

Tapi waktu itu Setyawan mengatakan dia bisa menanganinya. Salahnya dia percaya begitu saja. Karena kabar tentang Khalid dan Goro terlalu mengejutkan saat itu.

Kaysar juga sempat menyusul Setyawan. Dia dan sahabatnya itu yang melihat langsung hasil tes dna yang dipaparkan oleh polisi di sana.

Sayangnya lagi mereka terlambat, waktu dan jarak membuat mereka banyak kehilangan barang bukti buat penyelidikan.

Walau agak ragu, tapi di hati terdalam Kaysar ada keyakinan kalo Fazza akan mendapatkan sesuatu yang penting. Otak Fazza paling encer di koantara mereka.

"Aku hanya berharap ada kabar baik."

"Ya," angguk Kaysar. Matanya setengah menyipit

Sangat aneh, bukan hanya Setyawan yang merasa sosok Khalid yang hadir, tapi juga Ziza, bahkan istrinya.

Kenapa dia ngga sepeka mereka?

*

*

*

"Maksudmu tetangga barumu itu ada kemiripan dengan Khalid?" Nathan menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Kaysar meminta dia, Eriel, Jeff, dan Zayn berkumpul di root top restoran favorit mereka.

"Begitulah."

"Bukannya katamu Khalid dan papanya sudah meninggal?" timbrung Zayn heran demgan pola pikie Kaysar.

"Tapi kata Sean, saat melihat tetangga baru itu, dia seperti merasa pernah mengenalnya," celutuk Eriel. Sean biasa menceritakan apa pun padanya yang menurutnya penting.

"Tuh, kan. Tambah lagi yang merasa aneh dengan anak Dubai itu," respon Kaysar cepat. Perasaannya jadi ngga menentu. Pikirannya mulai melanglang jauh.

"Ohya? Zyan terlalu pendiam. Nanti akan aku tanyakan," kaget Zayn jadi penasaran.

"Jawaban pastinya nunggu si kembar pulang. Terutama dari Quin," tegas Eriel.

"Kalo dia peka, pasti dia langsung tau si Al itu, Khalid apa bukan," sambungnya lagi.

Mereka saling tatap.

"Harusnya Quin hapal. Dia benci banget sama Khalid, kan," sahut Jeff. Teringat betapa uring uringannya putranya dulu terhadap Khalid.

"Wait. Jangan bilang Khalid belum meninggal. Ini bisa jadi kasus besar loh," sentak Kaysar panik.

Polisi di sana bis dituntut karena sudah memberikan keterangan palsu.

Nathan mematikan puntung rokoknya di asbak di atas meja.

"Kita tunggu si kembar pulang," putusnya yang langsung mendapat anggukan Eriel dan Zayn.

Kaysar masih menatap gusar.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi?

"Fazza pasti akan membawa berita baik. Kita tunggu aja kabar dari dia," tambah Eriel yakin. Fazza lebih teliti dan ahli dalam hal begini.

Dia jadi ngga sabar ingin ketemu tetangga baru Kaysar.

*

*

*

"Kamu juga suka melukis?" Khalid ngga nyangka melihat peralatan lukis Ziza saat sengaja berkunjung di esok harinya.

"Ya. Tapi belum seahli temen kamu," sahut Ziza merendah. Ziza belum mau membuka identitasnya sebagai pelukis di depan Khalid.

Kebetulan saat Khalid datang,dia sedang berada di teras. Dia akan memanfaatkan waktu dua jam untuk melukis sebelum berangkat kuliah.

Khalid tersenyum agak lebar mendengarnya.

"Aku bawain kamu dan keluargamu buah buahan. Aku mau ke kantor papa," ucapnya sambil menyerahkan satu keranjang yang berisi penuh buah import.

"Oh, makasih, ya."

"Sayangnya aku ngga bisa batalin meeting sama papa. Padahal aku mau nemeni kamu ngelukis kalo kamu ngga keberatan." Suara Khalid tampak kecewa. Dia merasa hati dan pikirannya memintanya untuk tinggal. Sayangnya seperti yang dia bilang tadi, meetingnya terlalu penting dan ngga bisa dia tunda.

"Kapan kapan boleh," senyum Ziza. Melihat Al sudah tampil keren dengan jas di depannya, Ziza tau kalo tetangga barunya akan bekerja.

Papa dan mamanya baru saja berangkat.

"Oke, thank's banget, ya." Hati Khalid entah mengapa merasa sangat senang.

"Gitu aja, kok, senang banget. Ntar malah merasa bosan dan pengen cepat pergi kalo jadi nungguin aku melukis," kekeh Ziza.

"Kupastikan enggak," jawab Khalid yakin.

Ziza meresponnya masih dengan tawanya yang belum mereda.

*

*

*

Theo akui dia kekanak kanakan. Padahal Sean dan Zian sudah menegaskan sampai sekarang Ruby masih single.

Malam sebelum mereka berangkat, Theo pergi ke rumah Ruby. Satu cincin bermata berlian biru sudah dia siapkan di saku jaketnya.

"Mau nunggu aku, ya, Ruby."

"Setelah selesai kuliah, aku akan minta daddy melamar kamu."

Kalimat kalimat itu terus berputar putar di dalam kepalanya.

Tapi dia heran melihat sebuah mobil sport yang sedang terparkir di depan gerbang rumah Ruby yang terbuka. Sekuriti yang biasa ada di sana ngga tau sedang ada dimana sekarang.

Theo pun memarkirkan mobilnya di depan mobil sport hitam itu. Dia melangkah pelan. Ngga nyangka, akan ada tamu yang akan berkunjung juga ke rumah Ruby di malam yabg sudah cukup larut.

Tapi saat itu Theo masih berprasangka baik kalo tamu yang datang selarut ini adalah tamu daddy Kaysar atau mami Gista.

Langkah pelan Theo terhenti, nafasnya auto tercekat ketika melihat jari jari gadis idamannya sejak kecil itu sedang digenggam sosok laki laki yang tidak dia kenal.

Keduanya semakin dekat dan Theo ngga sanggup lagi melihatnya lagi. Ada yang menabrak keras hatinya sanpai pecah berkeping keping. Dan semua pecahan itu seakan berlomba lomba untuk menusuk perasaannya dengan sangat kejam.

Sakit, perih, hancur. Itulah yang dirasakan Theo.

Perlahan dia pun berbalik.

Selama tiga tahun ini hubungannya dengan Ruby membeku seperti es di kutub.

Bohong kalo hatinya tidak meronta untuk terus mengacuhkan Ruby. Dia masih tetap kepo untuk terus tau kehidupan Ruby. Sayangnya Ruby sama seperti dirinya dan yang lainnya, ngga aktif di medsos.

Tapi dia masih terus memantau Ruby melalui salah satu pengawal kepercayaannya. Dia selalu ingin tau ngapain aja gadis itu sepanjang hari.

Laki laki itu selalu terlihat di dekat Ruby. Mereka satu jurusan rupanya. Hal itu yang selalu membuat Theo meragukan keterangan Zian dan Sean.

Quin, Deva dan Dewa sampai bingung melihatnya yang menghindari Ruby setiap mereka pulang.

Sampai sekarang cincin bermata berlian biru itu masih tersimpan di kotaknya.

Biru adalah warna favorit Ruby.

Theo menghela nafas panjang.

"Melamun teros."

Tubuh Theo terguncang ketika merasa hentakan keras di sampingnya.

Quin menatapnya tanpa rasa bersalah. Bahkan senyum miring tersungging di bibirnya.

"Udah ketemu Mr. Alen," sarkas Theo menahan kesal.

"Yups." Quin masih memamerkan senyum miringnya. Sengaja membakar emosi kembarannya.

Theo berdecak melihat wajah sombong Quin. Dia tau, kalo sudah songong begini, dia pasti sudah menyelesaikan urusannya dengan Mr. Alen.

"Besok kita pulang."

"Yakin?"

"Yes. Udah ngga sabar mau ngetes si Dubai itu.'

"Emangnya dia mau buat sim, sok mau di tes segala," cibir Theo sarkastis.

Quin tergelak. Dia sangat bersemangat pulang kali ini tanpa peduli dengan sindiran tajam kembarannya.

"Aku dapat pesan dari Sean. Ada laki laki yang dekat dengan Ruby."

Theo menahan nafas, jantungnya berdebar cepat.

"Namanya Endru. Nama yang aneh," celoteh Quin meremehkan.

Memang nama.yang aneh, batin Theo membenarkan. Hatinya menggeram kesal.

"Tugasnu menghajar Endru. Sorry, aku ngga bisa bantu."

"Hemmm....." Theo memejamkan mata.

Lebih baik dia tidur.

"Kalo Ruby beneran jadian sama Endru, biarkan saja. Sudah jodoh." Quin sengaja memanasi hati Theo. Dia tau kembarannya belum ngantuk.

"Vina juga bukan pilihan yang buruk," sambungnya lagi.

Theo masih ngga menjawab. Matanya masih terpejam. Dalam hati tetap ngga rela kalo Ruby ngga jadi miliknya.

Ngga dipedulikannya Quin yang sibuk mengoceh. Masih membahas laki laki yang sedang gencar mendekati Ruby.

Theo hanya ingin tidur sebentar untuk melepaskan rasa panas yang membakar hati dan jantungnya.

1
Rahmawati
pelukisnya ada di deket km al
Dewi kunti
pelan2 Khalid 👍🏼👍🏼👍🏼
TriAileen
bt vina ngaku aja k Ruby n Ziza kl Vina n Theo bohonga.
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Panggil Ry aja Kk Han 😁
hansen: benar kak
total 3 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!