NovelToon NovelToon
PESUGIHAN BAPAK

PESUGIHAN BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Tumbal
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Junaeni

Ratu tinggal di panti asuhan sejak kecil. Ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi pewaris harta berlimpah milik Hadinata Praditha dari Desa Gandasturi. Akan tetapi, gadis itu malah disambut cibiran dan dikucilkan oleh para warga desa yang curiga kalau kedatangannya akan menambah musibah. Apalagi di desa tersebut tengah dilanda teror makhluk kerdil yang dianggap “peliharaan” pesugihan bapaknya.

Kedatangan Adam yang tengah melakukan kegiatan KKN di desa, membuat secercah kebahagiaan bagi Ratu. Adam yang juga menyukai Ratu, berusaha membela gadis itu. Namun, kejadian mengerikan yang menyisakan sebuah misteri muncul silih berganti menghantui.

Ratu dan Adam mulai curiga bahwa ada rahasia besar di balik pesugihan keluarga Praditha. Apalagi ketika nyawa mereka malah terancam menjadi sasaran makhluk kerdil dan juga seseorang yang misterius.

Mampukah Ratu dan Adam bertahan hidup untuk menghentikan teror makhluk kerdil di Gandasturi?


Note : Buat yang plagiat, ATM, auto kutilan sebadan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Hilangnya Hewan Ternak

...Bab 22 - Hilangnya Hewan Ternak...

“Waaaaaaaaaa!” 

Pocong berwajah tak mulus, berongga, dan masih terdapat bercak darah itu kembali menakuti Adam.

“Nggak usah pake cilukba! Bau mulut Luh!” keluh Adam.

Pocong itu tertegun menatap Adam. Ia pikir manusia di depannya itu akan berlari ketakutan atau malah jatuh pingsan, tetapi tidak dengan manusia satu di hadapannya itu.

“Eh, kebetulan gue ketemu sama elu. Sini sini! Gue mau tanya sama elu. Eh, elu liat temen gue yang gendut nggak lewat sini?” Adam merangkul pocong yang masih menatapnya heran itu.

Bau busuk menguap menusuk hidung. Adam bahkan terkejut dengan beberapa belatung yang berlomba keluar masuk dari rongga mata dan hidung pocong tersebut.

“Astaghfirullah, gue pikir mulus tuh muka, taunya geradakan jadi taman bermain,” ucap Adam seraya mendorong pocong itu menjauh.

“Waaaaaa!” 

Pocong itu mendekat kembali untuk menakuti Adam.

“Harusnya elu sadar diri kalau gue nggak takut sama elu. Dari tadi wa wa wa mulu, udah gue bilang bau mulut luh. Gue mau tanya sekali lagi, elu liat temen gue yang badannya gendut, nggak?” tanya Adam lagi.

Pocong pria itu kembali menatap Adam heran. Namun akhirnya, ia menyerah. Ia menoleh ke arah kanan seolah menunjukkan kalau ia melihat sosok Adit ke arah sana.

“Awas ya kalau bohong, gue iket itu tali pocong elu buat gantiin gedebong pisang!” ancam Adam.

Pocong itu mundur, lalu menghilang meninggalkan Adam. Pemuda itu akhirnya melangkah ke depan menuju tempat yang ditunjukkan pocong tadi. Setelah melangkah beberapa meter, Adam dikejutkan dengan sesuatu yang menarik tangannya. Membuat Adam berjongkok dan bersembunyi di balik pohon pisang.

“Jangan berisik, Dam. Kita sembunyi di sini,” bisiknya.

Rupanya Adit yang menarik Adam dan mengajaknya bersembunyi.

“Emangnya kenapa, Dit? Ngapain juga elu sembunyi di sini?” bisik Adam menimpali.

“Gue liat ada cewek lagi makan,” bisiknya.

“Ya terus masalahnya apa sama cewek yang lagi makan?” tanya Adam tak mengerti.

“Masalahnya yang dia makan itu kambing,” sahutnya.

“Ya terus kenapa kalau dia makan kambing, halal kan?” 

“Masalahnya kambingnya masih hidup terus dia gigit lehernya sampai mati. Terus dia patah-patahin itu kambing dia makan mentah gitu,” jelasnya.

“Hah? Yang bener Luh? Terus ceweknya sekarang mana?” 

“Ada di situ, tuh! Loh, kok hilang?” Adit menggaruk kepalanya kebingungan.

“Emang tadinya di mana?” tanya Adam lagi.

“Di sana persis, Dam. Gue denger suara berisik kambing, pas gue samperin gue lihat cewek lagi makan tuh kambing hidup-hidup,” tutur Adit agak takut.

“Elu liat ceweknya?” tanya Adam.

“Gue cuma liat punggung tuh cewek doang. Tapi tuh cewek bawa anak, Dam.”

“Bawa anak?”

“Ya, pokoknya ada anak kecil yang rambutnya gondrong sampai kaki lagi nemenin tuh cewek makan.”

“Jangan-jangan makhluk kerdil. Terus tuh cewek siapa, ya?” gumam Adam.

“Elu ngomong apaan, Dam?” Adit ingin mempertegas pendengarannya.

“Kita balik aja kalau gitu. Mungkin penglihatan elu salah kali.” Ada mencoba menenangkan Adit.

“Gue nggak salah, Dam.” Adit bersikeras.

Tiba-tiba, Adit merasakan bulu kuduknya meremang. Perlahan ia menoleh ke arah kirinya. Tampak sosok pocong yang tadi bertemu Adam tengah meringis. Menunjukkan gusinya yang penuh darah.

“Da-dam, perasaan gue nggak enak, nih.” Adit berucap gemetar.

“Perasaan gue juga nggak enak. Kok, kaki gue basah anget-anget gitu, ya.” Adam menoleh ke arah kakinya yang sudah basah karena aliran air seni yang Adit keluarkan.

“Dam, ini pocong, kan?” 

Adit tak berani menoleh. Ia hanya melirik ke arah pocong tersebut. Tubuhnya gemetar hebat ketakutan.

“Bukan, Dit. Itu artis seleb tiktok yang lagi viral,” celetuk Adam.

“Bukan Adam! Dia pocong tau! Tuh, kan melotot! Jangan liatin gue kayak gitu apa!” 

Adit tanpa sadar menoyor sosok pocong di sampingnya. Sosok makhluk astral terbungkus kain kafan itu sampai terjungkal ke belakang.

“Aduh belatungnya pada nempel di tangan gue, Dam. Huaaaaaaaaa!” 

Brug!

Sontak saja, Adit langsung jatuh tak sadarkan diri.

“Astaghfirullah, badan elu tuh nggak kecil, Dit. Gimana gue gotongnya. Mana pake ngompol lagi!” keluh Adam.

Sosok pocong tadi sudah berdiri tak jauh dari Adit yang tergeletak di tanah.

“Awas Luh jangan nakutin temen-temen gue lagi. Kalau sampai elu nakutin lagi, nanti gue iket elu di pohon pisang buat gantiin itu jantung pisang!” ancam Adam.

Terdengar suara kentongan tak jauh dari tempat Adam berada. Beberapa warga juga terdengar berteriak “maling maling” seiring suara kentongan yang dipukul bersahutan. Terdengar pula teriakan Sule yang memanggil nama Adam dan Adit dari arah pintu belakang.

“Gue di sini, Sul!” Adam berteriak seraya berlari menghampiri Sule.

“Ada maling ternak, Dam. Di rumah Pak Syaipul,” kata Sule.

“Hah, maling ternak? Ayo, kita liat!” ajak Adam.

“Eh bentar, si gendut mana?” tanya Sule.

“Waduh, gue tinggal di kebon pisang. Dia pingsan tadi liat pocong. Ayo, bantuin gue angkat si Adit!” kata Adam menarik Sule.

“Nggak mau, ah! Elu bilang tadi ada pocong, kan? Gue takut lah!” Sule menahan diri.

“Udah nggak ada pocongnya! Ayo, buruan angkat Adit. Elu tau kan dia enteng banget sampai gue nggak kuat angkatnya.”

“Sarkas, Luh!” Sule pun akhirnya menuruti langkah Adam untuk menolong Adit.

...***...

Adam dan Sule tak lama kemudian tengah berada bersama para warga di kandang kambing milik Pak Syaipul. Mereka meninggalkan Adit yang masih terbaring di kursi ruang tamu rumah Karyo. Sementara itu, Karyo sendiri juga sudah berada bersama pemilik kandang mengamati sekitar.

“Ada berapa kambing yang hilang?” tanya Karyo.

“Udah dua kambing, Mas. Saya denger suara kambing saya ke arah kebon pisang di belakang rumah kamu itu. Tapi, pas saya samperin nggak ada apa-apa di sana,” ucap Syaipul.

“Nanti kambing kamu taunya kabur bukan dimaling,” tutur Karyo.

“Lah itu si Minah liat yang ambil katanya perempuan yang bawa lari. Makanya saya kejar. Tapi, pas sampai di kebon pisang nggak ada,” jelasnya.

“Kamu yakin, Minah?” Karyo gantian bertanya pada istri Syaipul.

“Beneran, Mas. Tapi saya takut mau ngejar. Saya takut itu bukan manusia. Kok, dia kuat banget gotong dua kambing. Makanya saya suruh Mas Syaipul buat ngejar,” tutur Minah.

“Kalian semua udah ke kebon pisang belakang rumahku?” tanya Karyo pada para warga.

“Sudah, Mas. Nggak ada apa-apa di sana. Makanya kita keliling aja sambil teriak maling. Siapa tau ada warga lainnya yang ketemu sama malingnya,” sahut salah satu warga.

“Jangan-jangan memang malingnya hantu,” lirih Minah.

Karyo hanya terdiam. Dia juga sesekali bertemu pandang dengan Syaipul dan beberapa warga lainnya. Sementara itu, Adam termenung teringat dengan penuturan Adit. Ada sesosok perempuan yang dilihat Adit tengah menyantap kambing hidup-hidup ditemani dengan makhluk kerdil.

‘Siapa perempuan yang dilihat Adit itu, ya?’ batin Adam yang memilih untuk menyimpan dulu cerita dari Adit.

Pada akhirnya setelah beberapa warga memilih untuk berkeliling desa, mereka tak menemukan apapun. Jejak hewan ternak itu juga hilang. Lalu, kepala desa meminta warga yang memiliki hewan ternak untuk memberikan kunci ganda di kandang demi menjaga hewan ternak mereka.

...*******...

...To be continue ...

1
Zuhril Witanto
lanjut....
Zuhril Witanto
lanjut lah ....
Zuhril Witanto
kok gak pernah up thor
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
up dong kak ...
Ainun Asya Rzky
/Cry//Cry/ kak ve.... kngeeeeen
.. novel2 horor kak ve... emang terbaik.... 👍👍
Zuhril Witanto
semangat up kak....
Zuhril Witanto
lanjut thor
Hati Yang Terkilan
si Ratu yg ngalami mimpi buruk...kok aku yg tegang gini../Facepalm//Facepalm/...

Salam Asli Sabahan.Malaysia😘😘
Hati Yang Terkilan
mohon maaf Thor...aku mo nanya gimana tu nasi kucing...kurang ngarti aku Thor...

Salam Asli Sabahan.Malaysia.😘😘😘😘
𝓿𝓪𝓷𝓲𝓪
semangat up nya kak vie
Bunda silvia
Bagus cuman nunggu up lama
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
Karyo mencurigakan...
Mama Jasmine
ishhhh si karyo ganggu aja
rodiah
hadeuuuh mas karyo juga misterius itu...
Haryati
wih mas Karyo selalu muncul....curiga nih curuga
Mama Jasmine
mengerikan 😖😖😖
Haryati
haduh Adam hayoook cepat bertindak sebelum banyak korban lagi
Zuhril Witanto
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!