NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Rapat Perdana

Haikal kini duduk didepan laptop diruang khusus anggota BEM, namun Ia tampak melamun, entah apa yang sedang dipikirkannya.

“Lu kenapa sih?” Tanya Riza yang baru saja masuk bersama dengan Jeno.

“Gue nggak papa,” jawabnya sedikit melirik keduanya.

“Gimana rapat besok jadi kan?” sambungnya lagi

“Jadi kok, buat agendanya nanti Juan kirimin ke email Lu, dia juga tadi pamit duluan katanya ada hal penting yang harus dia urus” Jeno menambahkan.

“Candra juga tadi nitip pesan katanya Dia balik ikut Jigar, katanya si Jigar ngambek gara-gara dia masuk BEM” Jeno tertawa kecil mengingat tingkah laku keduanya yang seperti kucing dan tikus namun akan ketar ketir jika salah satunya ngambek.

Haikal hanya menganggukan kepalanya, Ia juga tidak ingin mengekang adiknya terus menerus ikut bersamanya. Apalagi dengan kepribadian mereka yang jauh berbeda.

Jika haikal orangnya dingin dan cuek pada sekitar lain halnya dengan candra yang mempunyai jiwa kepo Tingkat tinggi dan keributan diatas rata-rata. Namun keduanya sama-sama mempunyai daya empati yang tinggi.

“Kal, ini orang yang Lu cari kemarin kan?” Jeno menunjukkan data diri Gisel yang diambilnya dari berkas anggota Juan.

“Iya thanks yah jen” jawabnya lalu memperhatikan dengan seksama data diri yang dimiliki Gisel.

“Aku tidak begitu yakin, wajahnya sedikit mirip namun sepertinya dia bukan Lily” ucapnya lalu mengembalikan berkas tersebut pada Jeno

“Udah?” Tanyanya pada Haikal

Pasalnya kemarin mereka bahkan dipaksa tinggal untuk mencari berkas gadis tersebut dengan ciri-ciri terbatas dan sekarang Haikal malah tampak tidak tertarik lagi..

“Lu kenal Kal?” tanya Riza penasaran, pasalnya ini pertama kalinya sahabatnya tersebut tertarik pada perempuan yang tidak dikenalinya sebelumnya.

“Salah orang” jawabnya singkat yang hanya diangguki keduanya.

.

“Lu tinggal diapartemen?” Tanya Juan.

Ia tidak berpikir bahwa Gisel merupakan anak yang merantau.

“Nggak, Gue pengen hidup mandiri aja, jadi sengaja tinggak diapartemen, tapi Gue punya rumah orang tua kok” Jawabnya dengan senyum lembutnya.

“Ya udah Gue balik yah” Juan segera menyalakan mesin mobilnya dan berputar arah setelah mendapat anggukan kepala dari Gisel

Gisel masuk ke apartemennya dengan senyum bahagia, Ia cukup tertari dengan cara Juan menawarkan bantuan padanya..

.

“Kakak udah balik?” Tanya candra sedikit melirik Haikal dan kembali fokus pada ponselnya.

“Iya, Bunda masak nggak?” Tanyanya, sembari melepaskan sepatu yang melekat pada kakinya.

“Hmm” Candra hanya membalas dengan deheman.

Haikal segera menuju keruang makan, Ia bahkan belum makan seharian setelah mengurus Selin dan kembali keruang BEM untu mengurus beberapa berkas.

“Eh den Haikal baru pulang, Bibi panasi lauknya dulu yah” tawar pembantu rumah tangga yang bekerja dirumah Haikal.

“Nggak usah Bi, Gue makan yang dingin aja biar cepat, udah laper banget soalnya” jawabnya lalu segera mengambil makanan yang masih tertata dimeja dengan penutup pada tiap wadah makananya.

“Kak, tadi padahal Gue mau ngenalin sama teman kelas” Candra yang baru saja selesai bermain game pada ponselnya datang menghampiri Haikal

“Emang kenapa Lu mau ngenalin sama Gue?” Tanyanya sembari mengunyah makananya.

“Yah kan mereka juga anggota BEM, kakak kan ketuanya” Jawab Candra

“Anggota BEM lain juga Gue nggak kenal” jawabnya santai

“Yah kan mereka teman Gue, jadi sekalian Gue ngenalin” Candra tidak ingin kalah, Ia tahu betul kakanya ini sangat anti berkenalan dengan perempuan.

Tapi entah kenapa Ia malah berpacaran dengan Selin yang menurutnya sangat menyebalkan.

“Tadi kakak…?” Candra memberhentikan ucapanya menanti respon Haikal

“Kenapa?”

“Kakak, masih ngurusin Kak Selin yah?” tanyanya dengan wajah kesal

“Gue Cuma kasihan nggak lebih” Haikal tahu bahwa adiknya itu tidak menyukai Selin.

Bahkan saat candra tahu Selin berpacaran dengan Haikal, Candra tidak mau berbicara banyak dengannya hingga kini mereka putus.

“Udah ah, Gue mau masuk kamar. Mau ngerjain tugas kuliah” Candra segera meninggalkan ruang makan.

Haikal hanya mengikuti langkah adiknya dengan tatapan datarnya tanpa berniat membujuk adiknya yang diketahuinya sekrang sedang kesal.

.

.

“Duh Gisel mana sih, masa telat sih” Karin kini berusaha menghubungi Gisel yang sedari tadi tidak mengangkat panggilnya.

“Kenapa Lu Rin?” Tanya Candra yang baru saja tiba.

“Ini Can, Gisel nggak bisa dihubungi, mana katanya kakak Lu itu nggak suka lagi kalau rapat ada anggota yang telat” Karin tampak kuatir

“Iya lagi, Gue aja takut kalau Kakak Gue marah” Candra tahu persis bagaimana temperamental kakanya.

“Kita kan beda divisi kok Lu disini” tanya Candra.

“Gue mau ketemu teman Gue bentar dia masih kuliah, jadi Gue nungguin diruang BEM aja” jawabnya santai.

“Rin ayo masuk” ajak salah satu anggota lain dari yang juga ikut dalam rapat” Karin pun masuk setelah mengirim pesan pada Gisel

.

Gisel segera yang baru saja tiba dengan ojek onlinenya segera berlari menuju ruang rapat BEM, bahkan sekarang Ia sudah telat 5 menitan karena ojek online yang dipesan sebelumnya mogok ditengah jalan sehingga Ia harus memesan ojek lain ditempat yang cukup sepi, sehingga Ia harus menunggu lama untuk mendapat pengemudi ojol yang baru.

“Permisi Kak” Gisel baru saja masuk disaat Haikal sedang berbicara.

Tatapan tajam Haikal cukup membuat mental Gisel Porak porandak. Ditambah bukan Cuma Haikal yang kini menatapnya tetapi semua anggota BEM yang melakukan rapat hari ini.

“Cari tempat kosong sekarang” Ucap Haikal dengan nada dingin.

Karin segera melambaikan tangannya, karena Ia memang sengaja menyimpan tas disebelahnya agar tidak ada yang duduk.

Tring’ tanda peesan masuk di ponsel Gisel.

Gisel segera mengambil ponselnya dan mengatur ke mode silent tanpa melihat siapa yang telah mengiriminya pesan.

.

Rapat telah berakhir, beberapa kesepakatan dan keterlibatan kegiatan sudah disusun dan dicatat. Gisel dan Karin yang mendapatkan tanggung jawab untuk kegiatan kunjungan sekolah dalam rangka promosi kampus, sengan berdiskusi menyusun proposalnya.

“Rin, Gi…, Kita duluan yah soalnya masih ada kelas” pamit anggota lain mempunyai kelas setelah rapat.

Hingga tersisa Gisel, Karin serta ke empat anggota inti BEM dan juga candra.

“Lu kenapa bisa telat sih?” Tanya Karin.

Karin bahkan tetap berbisik saat bertanya karena masih parno dengan tatapan Haikal.

“Tadi Gue nunggui kak Mark ditoko bunga, tapi tiba-tiba dia bilang nggak bisa nganter. Terus pas naik ojol, ojolnya malah mogok jadinya Gue pesen lagi mana lama lagi ojol kedua datang” Gerutu Gisel mengingat kesialannya hari ini.

Gisel pun iseng membuka ponselnya yang ternyata ada pesan dari Juan didalamnya.

Room chat Gisel

Juan : Santai aja, Dii aslinya baik kok

Gisel : Eh iya kak, maaf yah tadi Gue telat.

Juan: Udah santai aja

Gisel: Gue nah santai kak, makanya telat.

Setelah menjawab pesan dari Juan Gisel kembali memperhatikan laptopnya sembari tersenyum mengingat pesan yang dikirimnya terakhir.

Karin memperhatikan Gisel yang tidak biasanya tersenyum sendiri.

“Lu tertarik sama ojol yang tadi yah, makanya senyum-senyum gitu?” tanya Karin dengan pelan dan sedikit menggodanya.

“Nggak lah, kebiasaan banget mikirnya aneh” tanpa sadar Gisel berbicara dengan sedikit ngegas, sehingga perhatian ke lima pria itu setuju padanya.

“Duh, malu deh Lu Gi, kenapa pake kelepasan sih” Karin menundukan kepalanya karena merasa malu.

Gisel yang sadar dengan kecerobohannya memberikan senyum terpaksa kepada mereka karena merasa bersalah lalu menundukkan kepalanya dan menyenggol lengan Karin.

“Lucu banget” celetuk Juan yang tidak sadar menarik atensi teman-temanya dan juga Candra yang ada disana.

“Wahh sepertinya bakalan ada anggota keluarga baru nih” ucap Candra menggoda Juan.

“Eh mending Lu urusi Jigar, dia ngambek juga sama Gue gara-gara Lu ikut BEM” keluh Juan.

Jigar dan Juan merupakan saudara yang mana Jigar juga adalah sahabat kecil Candra sama seperti Juan dan Haikal.

“Eh Gue duluan yah ada urusan penting” Riza menarik tasnya dan meninggalkan teman-temanya.

“Tumben banget tuh bocah” kilah Jeno.

Juan berdiri dan menghampiri Karin dan juga Gisel dan diikuti jeno. Haikal hanya melihat keduanya tanpa peduli dan melanjutkan pekerjaanya.

“Gimana aman nggak?” tanya Juan yang memperhatikan pekerjaan keduanya.

“Tenang aja kak, Gisel biasa kok ngurus beginian” jawab Karin enteng.

“Iya kak, kan kalau kesusahan kita bakalan tanyain” Jawab Gisel ramah.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!