Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Belakang Rumah.
❁ Happy Reading ❁
Di hari minggu yang hangat biasanya Jiang Twins akan menghabiskan waktu bersama seharian, entah bermain Bulu Tangkis di halaman belakang atau bermain video game. Terkadang kalau empat kembaran yang lain bermain Guotin akan tetap di dapur sekedar eksperimen resep atau membuatkan cemilan.
Papa dan Mama akan pergi ke perusahaan sekedar memantau atau mengecek berkas-berkas, selaku tertua tanggung jawab untuk memantau rumah juga sekitarnya dilimpahkan ke Fangxi. Saat mobil yang membawa orang tua mereka keluar dari pagar Fangxi langsung menyalakan keamanan di seluruh area termasuk taman depan dan belakang.
Keamanan yang biasa keluarga besar JIANQIANG gunakan adalah robot anjing yang akan berpatroli mengelilingi seluruh area yang ditandai, robot tersebut adalah ciptaan Daddy Haoyu yang masih dalam tahap pengembangan sekaligus pengecekan kelayakan sebelum dijual belikan secara resmi.
Sebagai keamanan tambahan mereka juga memasang laser di sudut area tertentu dan robot anjing akan berpatroli double ke area tersebut.
Setelah memastikan seluruh keamanan yang ada di luar telah menyala Fangxi keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke halaman belakang. Daxia dan Qinling sedang bermain Bulu Tangkis lalu Wenhua bersantai berbaring di ayunan kain. Fangxi sempat melirik ke dapur dan ada Guotin di sana yang masih sibuk sendiri.
Berhubung hari minggu biasanya Guotin akan sekalian menyediakan makan karena para pelayan akan libur, jadi di rumah benar-benar hanya diisi mereka sekeluarga. Sambil memperhatikan adik kembarnya bermain Fangxi menyempatkan mengecek pasar Trading miliknya dan teman-temannya yang lain.
Memastikan lagi hasil grafik kemarin yang telah dirangkum tidak ada kesalahan sekecil apapun, France terlihat online di situs Trading tersebut dan Fangxi mengirimkam pesan sapaan.
"Cuy ikutan main gak?" dengan sengaja Qinling mengoper pukulan Kok mengarahkan ke Fangxi, saat melihat benda tersebut mendekat dia menangkapnya.
"Main aja dulu berdua gua mau ngecek ini bentar, nanti kalau Wenhua udah bangun gua sekalian ambilin raket di dalam," Fangxi mengembalikan Kok diberikan ke Daxia, gadis itu mengambil dan mereka berdua meneruskan permainan.
Guotin datang membawa sebuah mangkuk yang berukuran lumayan besar terlihat samar-samar ada asap yang masih mengepul dari dalam wadahnya, sepertinya itu adalah hasil eksperimennya. Dibawanya menuju ke Gazebo jadi nantinya akan dinikmati bersama.
Wenhua yang sedang santai langsung bangkit saat mencium aroma yang sangat sedap dari sebelahnya, Guotin membuka tutup wadah dan asap langsung mengepul keluar. Eksperimen masakan yang dicoba Guotin kali ini adalah sup ikan, dia menyebutnya Creamy Barracuda Soup.
"Waw another day another Guotin experiment recipe .... Enak banget nih keliatannya dari bau aja udah harum semerbak," Qinling langsung menghampiri dan meletakkan raketnya begitu saja di lapangan padahal Daxia sudah bersiap untuk servis.
"Qinling kambing gua udah mau servis malah keluar lapangan," sorot mata Daxia menatap sinis anak tengah yang cengengesan menghampiri Guotin.
Wenhua melihat raket yang tergeletak begitu saja di tengah lapangan langsung pergi menghampiri dan menemani Daxia meneruskan permainan, Fangxi dan Qinling saling bertuduhan untuk mengambil mangkuk dan sendok di dalam Guotin menggelengkan kepala akhirnya mengalah mengambilkan peralatan makan untuk mereka berlima.
"Bro .... Kolam renang kosong, kan?" Tatapan mata Qinling mengarah ke arah Wenhua yang masih bermain sambil bercanda dengan Daxia, Fangxi mengikuti arah pandangan matanya dan mengerti apa maksud ucapannya tersebut.
Dengan perlahan keduanya berjalan mendekat masuk ke lapangan Wenhua belum menyadari apapun karena masih fokus dengan operan Kok dari Daxia. Fangxi melirik ke belakang melihat jarak dari lapangan ke kolam renang di samping rumah.
"Mau ngapain lagi nih dua orang?" Daxia menyadari kedatangan Fangxi dan Qinling yang berjalan mengendap di belakang Wenhua tapi dia memilih diam dan meneruskan permainannya.
Guotin datang dari dapur dan terheran melihat bagaimana dua orang tersebut masih mengendap di belakang Wenhua, saat Wenhua membalikkan Kok ke area Daxia Qinling langsung memeluknya dari belakang dan Fangxi memeluk kakinya.
"Woi woi mau ngapain lu berdua cok?" kedua kainya meronta ingin dilepaskan tapi Fangxi mengekangnya dengan erat, raket di tangannya sampai jatuh lalu mereka berdua membawa Wenhua ke arah kolam renang.
Dengan sekali ayunan mereka berdua berhasil melemparkan tubuh Wenhua ke dalam kolam renang, Daxia dan Guotin tertawa bertatapan lalu menghampiri ketiganya. Wenhua muncul ke permukaan dengan tersenyum pasrah walau kacamatanya ikutan basah.
"Sumpah gak jelas banget tiba-tiba nyeburin orang," Wenhua menggerutu sebal melihat bagaimana Fangxi dan Qinling menertawakannya terbahak.
Muncul ide cemerlang dari Daxia lalu diliriknya Guotin, anak kedua itu mengerti dan meletakkan peralatan makan dahulu ke Gazebo lalu saat kembali keduanya mendorong Fangxi dan Qinling yang kebetulan berdiri di pinggiran.
Daxia mendorong Qinling sekuat tenaga karena tubuhnya yang lumayan besar dan berat, dia memang berhasil mendorong Qinling hingga tercebur tapi pria itu sempat menarik tangannya jadinya dia sendiri ikut tercebur dan sekarang hanya tertinggal Guotin yang masih di tepi.
"AHAHAHAHA GOBLOK .... Lu mau nyeburin Qinling malah keikut ketarik," Wenhua tertawa puas melihat wajah kaget bungsu yang mencebur bersamaan dengan Qinling.
Qinling muncul ke permukaan duluan dan menarik lengan adiknya itu untuk ke permukaan juga, Daxia memukul bahunya kesal karena jika dirinya berenang di kolam renang itu artinya harus keramas kalau tidak rambut ikal panjangnya akan mengeras.
"Kalau kita berempat masuk basah-basahan begini ke dalam rumah abis kita diamuk Papa," Wenhua berenang ke tangga tepi dan duduk di sana sambil menyiramkan air ke tangannya.
"Kalau dimarahin kan kita semua juga yang kena," Qinling mengedikkan bahu dan tersenyum lebar.
"Eits, ada satu lagi yang belum kena." ketiganya kompak menoleh ke pinggiran saat mendengar ucapan Daxia, Guotin yang menyadari maksud tatapan tersebut langsung berancang-ancang untuk melarikan diri.
Wenhua yang memang sudah berada di pinggiran langsung berlari menghampiri dan mendorong Guotin jatuh tapi sedikit kesulitan melawan tenaganya Guotin yang memang besar bagaikan seorang atlet. Fangxi tidak tinggal diam langsung naik ke pinggiran dan membantu Wenhua mendorong Guotin akhirnya karena malas melawan pria itu mengalah dan menerima dirinya diceburkan.
Alhasil jadinya agar mereka sama rata akan dimarahi bersamaan jika ketahuan oleh Mama atau Papa karena berenang di kolam renang siang hari mereka pun sepakat untuk jujur menceritakannya jika memang salah satu dari mereka ada yang ketahuan duluan.
Mereka saling menyirami dan tertawa bersama membiarkan sup di Gazebo dianginkan sementara, Daxia yang sudah merasa lelah berenang menepi membiarkan keempat saudaranya masih bermain.
"Gua tiba-tiba ngerasa ngantuk banget asli lu pada gak ngerasa?"
Pertanyaannya dihiraukan karena suaranya terhalau oleh tawa kencang Qinling yang menertawakan Wenhua yang kakinya terpleset saat berjalan menapaki keramik dasar. Fangxi membantunya berdiri lalu tak lama mendorong Guotin berenang menjauh.
"Cuy gua ngantuk gua naik duluan yaa." tanpa memperdulikan keributan suara tawa Qinling gadis itu langsung berdiri hendak menjauhi kolam, Wenhua melihat hal tersebut dan menyusulnya karena juga ingin menyudahi berenang.
"Gua naik duluan ya ama Daxia mager euy berenang siang-siang gini, panas banget juga." Fangxi mengangguk mengerti dan membiarkan keduanya masuk dan meneruskan bermain bersama Guotin Qinling.
Sebelum masuk dari pintu belakang Daxia melirik keadaan sekeliling memastikan kalau Mama dan Papanya belum pulang setelah yakin tidak ada suara televisi yang menyala barulah mereka berdua melangkah masuk dengan pakaian yang basah-basah.
Melewati ruang keluarga Wenhua melirik ke pintu depan memastikan lagi kalau kedua orang tuanya benar-benar belum pulang dari perusahaan, lantai sudah basah dipenuhi langkah kaki mereka keduanya tidak peduli dan meneruskan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar masing-masing.
"Wenhua ntar kalau lu keluar duluan sekalian pel lantainya ya," Daxia langsung menutup pintu kamarnya karena dari tangga posisi kamarnya adalah yang pertama didapat, Wenhua berdecih dan langsung masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan Daxia.
Tak menunggu lama Wenhua selesai mengganti pakaian dengan kaos biru dan celana pendek selutut, segera menuruni tanga menuju ke dapur mencari peralatan mengepel yang ada di gudang setelah menemukannya langsung membereskan bercak air yang menetes sepanjang dari pintu belakang hinga tangga.
Saat asiknya ia mengepel bel di depan rumah berbunyi ia berpikir mungkin itu hanyalah tukang pos mengantar pesanan belanja online salah satu dari mereka tapi tak lama bel tersebut berbunyi lagi dan Wenhua mulai merasa aneh, biasanya kalau memang ada orang di depan pintu robot anjing penjaga yang berpatroli akan membunyikan alarm tapi ini tidak.
Akhirnya menepis segala pikirannya Wenhua berhenti mengepel dan berjalan menuju pintu depan, Daxia baru saja keluar dari kamarnya dan melihat saudaranya itu menuju pintu.
"Papa sama Mama kah yang pulang?" tanyanya dengan sedikit berteriak, Wenhua menoleh dan melambaikan tangannya tidak.
Begitu tangannya membuka pintu Wenhua hanya melihat sebuah amplop berwarna putih tergeletak di teras dilihatnya sekeliling tidak ada siapapun hanya robot anjing yang baru mengitari halaman depan, diambilnya amplop tersebut membawanya masuk.
Dibukanya amplop tersebut dan ada tulisan di dalamnya Daxia turun menghampiri karena penasaran dengan apa isinya.
"Tulisannya kayak sama dengan yang waktu itu Fangxi Qinling temuin di Villa," Wenhua mengigit bibirnya pelan sambil berpikir.
Daxia langsung menarik tangannya menuju ke halaman belakang dan menemui yang lain yang masih berenang, Guotin yang duluan menyadari kehadiran mereka langsung berhenti menyirami air lalu mendekat ke tepian.
"Gua tadi nemuin ini di teras, gua kirain ada tukang pos ngantar pesanan online kita tapi bukan, ternyata hanya amplop." Wenhua membalikkan bagian yang berisi tulisan ke arah Guotin.
Pria itu mengerutkan dahinya membaca tulisannya, "Memang yang terkuat saat ini tapi bukan berarti tidak bisa dilengserkan, pesan yang sama dengan waktu itu gua mulai curiga kalau ini bukan hanya sekedar pesan tak berarti,"
Guotin langsung naik keluar dari kolam dan masuk untuk mengganti pakaian, Fangxi Qinling mendekat untuk melihat kertas tersebut.
"Kalau memang ini bukan hanya pesan tak berarti itu artinya kemungkinan ada saingan perusahaan Papa yang ingin melengserkan kejayaan keluarga kita," Fangxi mengepalkan tangannya geram dan langsung menyusul Guotin mengganti pakaian.
❁ See You In The Next Part ❁