NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Gadis Desa.

Menikah Dengan Gadis Desa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Tidak ingin menikah dengan pria yang usianya hampir dua kali lipat dengan usianya, Lisnawati atau gadis yang akrab di sapa Lilis memilih melarikan diri dari kampung halamannya. dan siapa sangka di saat tengah melarikan diri ke kota ia justru tertabrak mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda kota yang tengah patah hati akibat ditinggal menikah oleh sang kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamparan keras buat seorang Lestari.

Ketika sedang bersiap pulang, ponsel Lika kembali berdering. Ia tak langsung menjawab panggilan telepon tersebut, gadis berambut Carly tersebut berpikir jika itu adalah panggilan telepon dari sahabatnya, Tari. Bukannya ingin menghindari Tari tetapi rasa lelah yang mendera sepertinya belum memungkinkan untuk mendengar ocehan sahabatnya itu yang selalu saja membahas seputaran Shaka Prayoga, mantan kekasihnya yang kini sudah menikah dengan wanita lain.

Hingga dua kali berdering, namun Lika sama sekali tidak berniat mengeluarkan benda pipih tersebut dari dalam tasnya, hingga ketiga kalinya mau tak mau Lika akhirnya merogoh tasnya untuk mencari keberadaan ponselnya. Betapa terkejutnya wanita itu, ternyata yang menghubunginya bukanlah Tari, melainkan ibunya. "Mamah..." Lika jadi panik sendiri. bisa-bisanya ia mengabaikan panggilan telepon dari ibunya, permaisuri di hati ayahnya itu. ayahnya bisa mengamuk jika ibunya sampai mengadu, tidak menutup kemungkinan ayahnya akan menarik kembali izinnya. Ya, setelah dua tahun berusaha sekuat tenaga dan pikiran akhirnya Lika berhasil mendapat izin dari ayahnya menjadi seorang dosen.

"Halo, mah."

"Kenapa lama banget sih ngangkat telponnya???." untuk kedua kalinya pertanyaan yang sama di dengar oleh Lika dalam sehari. Yang pertama dari sahabatnya, Tari, dan yang kedua kalinya dari ibunya. Dan untuk kedua kalinya pula Lika menjauhkan ponselnya untuk beberapa saat demi menyelamatkan gendang telinganya dari lengkingan suara ibunya.

"Maaf mah, tadi Lika lagi di toilet." tidak selamanya jujur itu akan membuat kita aman. Sepertinya hal itu yang saat ini ada di pikiran Lika. jika ia jujur dengan mengatakan sengaja mengabaikan panggilan telepon karena berpikir panggilan tersebut dari sahabatnya, Tari, bisa dipastikan saat itu juga gendang telinganya akan benar-benar pecah mendengar lengkingan suara ibunya.

Sepertinya ibunya percaya dengan alasan Lika. Terbukti, tak ada lagi suara menggelegar yang terdengar dari seberang sana, yang ada justru suara lembut yang meminta anak gadisnya itu untuk pulang ke rumah malam ini. Lika yang sudah hampir setahun tinggal di apartemennya, hampir sebulan tak pernah pulang ke rumah orang tuanya akibat kesibukannya.

Setelah Lika mengiyakan permintaan ibunya, wanita yang telah melahirkannya tersebut pun mengakhiri panggilan telepon.

"Oh astaga....jika malam ini aku pulang ke rumah, lalu bagaimana dengan janjiku pada Tari???." Lika nampak mengurut keningnya, bingung harus bagaimana.

Tidak punya pilihan lain akhirnya Lika memutuskan menghubungi Tari, dan menceritakan tentang permintaan ibunya barusan. Lika juga meminta Tari untuk mencari gaun keinginannya itu sore ini, untungnya Tari langsung setuju tanpa harus melewati drama terlebih dahulu.

Sepuluh menit kemudian, Tari menelpon dan mengatakan jika ia sudah tiba di kampus. Lika pun segera beranjak menemui Tari di parkiran.

"Menurut Lo butik mana yang punya koleksi gaun paling best????." pertanyaan pertama yang diucapkan Tari ketika Lika baru saja masuk ke mobilnya. Ya, sore ini mereka akan berangkat dengan menggunakan mobil Tari, sementara Lika membiarkan mobilnya tetap berada di kampus.

" Viviana butik." jawab Lika apa adanya.

"Ck..." Tari berdecak kesal mendengar jawaban Lika. "Kalau itu sih gue juga tau, maksud gue yang lain." Viviana butik merupakan butik milik mama Vivi, kejadian di resto tempo hari tentu saja membuat Tari kehilangan muka bertemu dengan wanita paru baya tersebut.

"Kenapa, Lo enggan datang ke sana karena butik itu milik nyokap nya Shaka???." pertanyaan menjebak Lika di jawab Tari dengan anggukan.

"Kalo emang Lo ngerasa nggak punya muka buat ketemu nyokap nya Shaka, terus buat apa Lo berencana hadir di acara perayaan ulang tahun perusahaan itu, hah???? please deh Tar....jangan sampai ambisi Lo semakin menjatuhkan harga diri Lo sebagai perempuan." Lika sampai memijat pangkal hidungnya, pusing harus dengan cara apalagi untuk menyadarkan Tari atas kebodohannya itu.

Tari diam saja, tidak ingin merespon semua nasehat Lika. Wanita itu mulai menghidupkan mesin mobilnya hingga kereta besi miliknya mulai bergerak meninggalkan area parkiran kampus.

Di saat melintasi sebuah taman yang tak jauh dari area kampus, Tari melihat punggung seseorang yang begitu familiar di matanya sedang melipat lutut di hadapan seorang gadis yang tengah duduk di bangku taman. Tari sampai menginjak pedal rem secara mendadak.

"Lo kenapa sih???." Lika mendesis ketika Tari tiba-tiba menginjak pedal rem. Bukannya menjawab, Tari justru semakin menfokuskan pandangannya pada objeknya. pemandangan yang terlihat sangat memuakkan bagi wanita itu. Di mana Shaka berjongkok di depan Lilis, dari interaksi keduanya sepertinya Shaka sedang membujuk istrinya yang sedang cemberut. Setelah beberapa saat kemudian gurat cemberut di wajah Lilis seketika sirna, berubah menjadi senyuman manis di saat Shaka menggendongnya di belakang. Jika orang lain yang melihatnya pasti ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh sepasang suami istri tersebut, tetapi tidak dengan Tari, pemandangan itu justru menyakitkan mata dan hatinya.

Sadar Tari tak merespon ucapannya, Lika lantas mengikuti arah pandang Tari. "Masih yakin ingin merebut Shaka dari istrinya???." bukannya kejam melontarkan pertanyaan seperti itu pada sahabatnya, tetapi Lika hanya ingin Tari membuka matanya lebar-lebar melihat kebahagiaan Shaka bersama istrinya. Seorang pria tidak akan sebahagia itu bersama seorang wanita jika ia tidak mencintai wanita tersebut. "Please Tar...open your eyes!!!." pinta Lika bersungguh sungguh.

"Tapi Lik, gadis desa seperti dia tidak pantas mendampingi Shaka. Shaka butuh pendamping yang pintar dan sepadan dengannya, bukannya gadis desa yang bodoh seperti dia." Tari mengarahkan jari telunjuknya ke arah Shaka dan Lilis yang kini berlari kecil mengitari taman. Ya, malu menjadi pusat perhatian pengunjung taman lainnya, Lilis lantas meminta di turunkan dari gendongan suaminya.

"Gadis itu nggak bodoh seperti yang ada dipikiran Lo, Tar." jawaban Lika membuat Tari jadi sewot.

"Lo kenapa sih??? Lo sadar nggak kalo selama ini kesannya Lo itu nggak ngedukung gue balikan sama Shaka. Lagian Lo tahu dari mana kalo gadis desa kayak dia nggak bodoh, hah???." semakin sewot saja Tari, dan itu mampu memancing rasa kesal di hati Lika.

"Gue tahu kapasitas gadis itu karena dia mahasiswi gue, Tar." saking kesalnya sampai-sampai Lika terpancing dan mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya tidak perlu diketahui oleh Tari, karena itu bisa jadi akan merepotkan dirinya kedepannya nanti.

"Apa????." kedua bola mata Tari membulat dengan sempurna, menolak percaya dengan pengakuan sahabatnya barusan.

"Percaya nggak percaya, kecerdasan gadis itu di atas rata-rata, Tar, seingat gue di awal kuliah pun gue nggak secerdas gadis itu." meskipun tidak dekat dengan Tari tetapi sebagai dosen Lilis, Lika mengakui kecerdasan dari istri Shaka tersebut.

"Bukannya ingin merendahkan Lo, Tar, tapi gue hanya ingin mengeluarkan persepsi gue sebagai sesama perempuan, kurangnya dia dari Lo cuma satu, dia gadis yang terlahir dari desa sementara Lo lahir dan di besarkan di kota. Selebihnya, dia mampu bersaing dengan apa Lo punya, terutama daya tarik yang mampu memikat hati Shaka hingga berpaling dari Lo. Tapi semua itu murni bukan kesalahan gadis itu sebab Lo sendiri yang udah ninggalin Shaka demi laki-laki lain, Lestari." dengan terpaksa Lika melontarkan kalimat tamparan tersebut untuk menyadarkan Tari dari ambisinya.

Menurut Lika meski pun kita bersahabat baik tetapi jika ada salah satu di antaranya yang berbuat diluar batas, sudah seharusnya sebagai sahabat kita saling mengingatkan, dan hal itu lah yang kini sedang dilakukan oleh Lika pada sahabat baiknya itu.

Jangan lupa like, koment, vote, give, and, subscribe ya sayang sayangku....😘😘😘 dan jangan lupa untuk memberikan ulasan...!!!!

1
Badelan
bisa kena tikung nih shaka
Nofita Sari
bagus
Ani
😃😃😃😃😃😃😃 bahagianya diriku melihat dirimu terkalahkan oleh gadis desa.. menantu mama Vivi harus strong lah. dan gak plin plan
secret
good lika, sahabat yg baik
s n d i
jadi bucin kan shaka
Ani
bukan istirahat tapi tuan mu lagi olahraga biar cepat dapet momongan 😊😊😊😊😊
Selvia: 😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅
total 1 replies
secret
next Thor 💪🏻
Selvia: 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
total 1 replies
dalen maharini
Lanjuuut yg byk! thor
KOPKAR 3G
seru
Lovely_88
Biar berjalan'y waktu Shaka bs ngebuktiin cinta'y ama lilis dan kesetiaan'y jgn sampai ada pelakor2 y thor
secret
baguuss, semangat thoorrr
secret
geramnya sm si taro
Lovely_88
Shaka harus ngeyakinin perasaan'y tulus jg cinta ama lilis donk kalau mau lilis percaya g ragu2.
Fadhil
mantap shaka tunjukan keseriusan kamu/Good//Good//Good/
secret
next thor, semangat
Fadhil
sabar lis es balok pasti akan mencair
Marlina Armaghan
lanjut thor
Ani
semoga ibunya Tari lebih bijak dengan melaporkan niat jahat dari suami dan anaknya 😥😥😥😥😥
Marlina Armaghan
sweet banget shaka..
Rini
/Smile//Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!