Algara, Posesif Badboy

"Ngapain kalian?" 

Suara bariton dari arah belakang menghentikan aksi keduanya. Mereka saling pandang kemudian menoleh ke belakang dan melihat pak Prans guru BK, sudah berkacak pinggang sembari menatap tajam ke arah Algara dan Aini.

Glek

"Bagus yah, kalian berdua asik nyolong sedangkan siswa lain sibuk belajar di kelas" bentak pak Prans menatap intens kedua murid itu. Yang mana salah satu dari mereka berdua adalah anak dari pemilik sekolah dan satunya lagi anak dari donatur terbesar di sekolah itu.

Tadinya pak Prans tidak sengaja melihat keduanya duduk di bawah pohon mangga, dia lalu datang diam-diam agar keduanya tidak kabur. Dan bodohnya Al dan juga Aini tidak langsung pergi setelah selesai mengambil mangga dan malah asik ngebucin di sana, lebih tepatnya Al yang negbucinin Aini.

Al dan Aini saling pandang, ingin kabur sudah telat karena pak Prans sudah ada di dekat mereka.

"Kamu Al, bisa-bisanya kamu yang anak pemilik sekolah malah nyolong, gak malu kamu?" Sentak pak Prans.

'shitt, gara-gara cewek gue nih' batin Al.

"Yaelah pak, cuman lima biji doang kita curi"  ucap Aini santai.

"Kamu juga, anak tuan Wijaya tapi kelakuan malah kayak pencuri" geram pak Prans.

"Lapar pak" jawab Aini santai.

"Menjawab terus, sekarang kalian berdua ikut bapak kelapangan! Kalian harus dihukum" titah pak prans.

"Masa dihukum sih, pak" bantah Al.

"Diam kamu! kamu pikir karna kamu anak pemilik sekolah saya jadi takut, bapak bisa laporin kamu ke tuan George karena udah nyuri mangga milik sekolah" ancam pak Prans.

"CK. Iya-iya," decak Al.

"Cepat kalian berdua ikut saya" titah pak Prans.

Al lalu menggandeng tangan Aini yang nampak santai sembari ditangan satunya memegangi satu mangga yang belum sempat dia habiskan. Udah di hukum aja masih sempat makan, wk.

Pak prans membawa keduanya ke lapangan upacara, dia berniat menghukum kedua siswa nakal itu dengan menghormat bendera dibawah terik matahari.

 "Kalian hormat bendera selama satu jam, awas kalau kalian kabur" titah pak prans.

Keduanya lalu menurut menghormat bendera, pak Prans lalu meninggalkan keduanya setelah memastikan mereka menjalani hukumannya. Setelah pak Prans pergi, Aini langsung duduk dan lanjut makan mangga tadi, Al menatap cengo kekasihnya itu yang kembali makan buah dengan santai.

"Lo gak kenyang mulu dari tadi?"

"Nanggung nih, tinggal satu lagi" balas Aini.

Al menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan gadisnya itu, makan nasi saja malas tapi buah dimakan banyak. Al lalu ikutan duduk di samping Aini, gadisnya aja tidak takut ngapain dia harus takut kan?

"Lo ngapain ikutan duduk? Entar tu guru anjing datang, loh" ucap Aini.

"Maksud Lo gue diri sedangkan Lo duduk" sinis Al.

"Gue cewek sedangkan Lo cowok, jadi Lo harus diri" ucap Aini santai.

Al mendelik mendengar ucapan gadis itu, alasan gila pikirnya. 

"Gada hubungannya diri dengan cewek maupun cowok" sinis Al.

"Adalah, btw gue haus" adu Aini.

"Lo yang haus ngapain ngadu ke gue?" Ketus Al.

"Siapa tau aja Lo mau beliin gue minum gitu" santai Aini.

"Dih, haus beli sendiri" sinis Al.

"Lo gak ada niatan beliin gue minum, gitu?" tanya Aini ketus.

"Gak! Siapa Lo nyuruh-nyuruh gue, gue bukan babu Lo" ketus Al.

"Ck. Gak guna Lo jadi pacar" decak Aini tanpa sadar mengakui Algara pacarnya.

Aini lalu memalingkan wajahnya dan tidak sengaja melihat seorang siswa adik kelas yang berjalan dari teras dengan membawa sebotol minuman.

"Woi cowok?  gue minta minum Lo, boleh?" 

Aini langsung bangun dan memanggil siswa yang kebetulan lewat membawa sebotol minuman itu. Al melotot melihat gadisnya itu yang meminta minum dari cowok lain, pemuda itu langsung bangun dan menghampiri Aini dan siswa itu.

"Bolehz kak" 

Siswa itu memberikan botol minumnya tapi langsung di rebut oleh Al. Aini tersentak begitu juga si adek kelas yang memberikan botol minum itu pada Aini.

"Nih, botol minum Lo" 

Al mengembalikan minuman itu pada pemiliknya, Aini menatap cengo kearah Al yang malah mengembalikan botol minum itu padahal dirinya belum minum sedikit pun.

"Gue belum minum, njir. Kenapa Lo balikin" protes Aini.

"Kita beli" 

Al langsung menarik tangan Aini menuju ke kantin, soal hukuman mereka biar di pikirkan nanti yang penting gadisnya itu minum dulu.

"Lo gak jelas banget dah, tadi aja gue minta di beliin gak mau. Giliran ada yang ngasih Lo malah balikin" kesal Aini.

"Itu gak bersih, udah bekas mulutnya itu" alasan Al padahal dia tidak suka gadisnya itu minum dari cowok lain. Posesif tingkat dewa, wkwwk.

"Halah, alasan aja lu" cibir Aini.

"Udah nih, minum Lo yang puas" Al menyodorkan minuman segar yang langsung di terima oleh Aini dan diteguk habis oleh gadis itu.

"Akhirnya lega" ucap Aini bersenggawa.

"Udah?" Tanya Al.

"Heem, gimana hukumannya? Panas, gue gak kuat kena panas" drama Aini.

"Kita ke kelas aja, gue juga malas" Al langsung menarik tangan Aini ke kelas, mana peduli dia soal hukuman mereka.

"Lo hobi banget narik-narik gue, njir" kesal Aini karena Al selalu menarik-narik tangannya.

"Lo kalau gak di tarik, lemot" balas Al.

"Gendong aja gue sekalian" kesal Aini.

Arga langsung berhenti mendengar permintaan gadisnya itu.  

"Ayok, dengan senang hati" Al langsung berjongkok di depan Aini membuat gadis itu melotot tidak percaya karena Al menganggap serius ucapannya.

"Gue bercanda, njir" ketus Aini.

"Ayok gue gendong" titah Al.

"Gak ah, malu gue" tolak Aini kemudian berjalan melewati Al.

Al terkekeh kecil, dia lalu menyamakan langkahnya dengan Aini kemudian menggandeng tangan gadis itu mesra.

"Lo kenapa malu? Gue pacar Lo" ucap Al sembari keduanya berjalan di koridor menuju ke kelas mereka.

"Malulah" balas Aini tanpa menoleh.

Al tersenyum tipis karena gadis itu tidak lagi ketus, mungkin saja Aini sedang cape sehingga gadis itu tidak ketus seperti biasa.

"Kalau gini Lo gak malu, kan?" Al memeluk pinggang dara sambil berjalan.

"Gak, tapi lepasin tangan Lo" Aini menghempaskan tangan Arga yang melilit pinggang rampingnya.

"Kasar amat lo" decak Al.

"Gak usah modus Lo, pake acara meluk-meluk gue segala" sinis Aini.

"Kan gak salah, Aini sayangku" ucap Al gemas dan kembali memeluk pinggang ramping gadisnya itu dari samping.

"Al, jangan meluk gue anjir. Diliat orang malu, bangke" kesal Aini sembari berusaha menyingkirkan tangan Al dari perutnya.

"Untuk apa malu sih, sayang. Lo kan cewek gue" Al tetap memeluk gadisnya itu dari samping dan tidak mau melepaskan pelukannya.

"Cewek cewek, liat tempat dong Lo kalau meluk gue" ketus Aini.

"Bodo, yang penting gue tetap meluk Lo" Al semakin mengeratkan pelukannya dan tidak mau melepaskan gadisnya itu barang sebentar saja.

"Al jangan meluk kencang, anjir. Sakit bego" Aini menggeplak lengan Al kesal.

"Iya-iya, ini udah gue longgarin sayang" Al lalu melonggarkan pelukannya.

"Sayang...?" Panggil Al.

"Ape, Lo?" Ketus Aini.

Cup

Al mencium pipi Aini, Aini hanya bisa mengumpati pacarnya itu yang seenaknya menciumnya dimana-mana. Al sendiri tersenyum kecil melihat gadisnya itu yang terdiam dengan wajah kesal.

"Lo ngeselin banget, sih" kesal Aini.

"Lo gak suka gue cium?" Cemberut Al.

"Liat tempat juga Lo, anjir" ketus Aini.

"Gak asik, ah" sungut Al.

Keduanya lalu masuk ke kelas dengan wajah tanpa dosanya. Keempat sahabat Al dan teman sekelas mereka menatap heran karena kedua manusia itu baru masuk ke dalam kelas. 

Aini dan Al langsung duduk di kursi mereka tanpa menghiraukan tatapan para siswa-siswi terhadap mereka. Entah apa jadinya jika mereka ketahuan kabur dari hukuman, wk. Hati-hati Lo Al, Ai. Ketahuan pak Prans mampus Lo berdua, xixix.

****