Algara, Posesif Badboy

Algara, Posesif Badboy

kembali

Seorang gadis cantik kini sedang menggeret kopernya memasuki sebuah rumah mewah yang sudah dua tahun ini dia tinggalkan. Gadis itu baru kembali setelah dua tahun berada di negeri orang bersama opa dan Omanya. Kini dia kembali lagi ke tanah air, kerumah kedua orangtuanya.

Setelah lulus SMP, kedua orang tuanya langsung mengirimnya ke luar negeri dengan tujuan agar anak pertamanya itu berubah dan tidak lagi menjadi gadis pembangkang dan susah di atur.

Anggraini Cantika wijaya adalah nama gadis cantik itu, biasa di panggil Aini. Aini memiliki seorang adik perempuan yang usianya hanya berbeda satu tahun dengannya. Nayla putri Wijaya adalah adik Aini satu-satunya.

Mereka dua bersaudara dari pasangan Felix Wijaya dan Jessika. Biarpun saudara kandung, tetapi kedua gadis itu tidak akur. Atau bahkan saling tidak menyukai satu sama lain.

Setelah dua tahun tinggal bersama Oma dan opanya di Jerman, Aini memutuskan untuk pulang ke tanah air. Omanya sebenarnya melarang karena sudah nyaman bersama cucunya itu, tapi Aini tetap kekeuh ingin kembali ke rumah orangtuanya di tanah air.

Setelah berbagai bujuk rayu Aini pada Omanya, akhirnya dia di perbolehkan kembali ke Indonesia dengan syarat Aini harus selalu menghubungi Omanya.

Aini memasuki rumah itu dengan koper di tangannya, jangan lupa dengan wajah datarnya yang tidak pernah senyum kepada siapapun selain opa dan omanya. Orang yang sangat menyayangi dirinya tanpa alasan apapun. Walaupun dulunya Aini seorang pemberontak, gadis liar dan hobinya baku hantam tetapi kedua kakek neneknya tetap menyayangi dirinya dan tidak pernah sekalipun mereka membentak cucu pertamanya itu.

Berbeda dengan kedua orangtuanya yang malu dengan kelakuan anak sulungnya itu, setiap hari Aini selalu berbuat ulah dan membuat malu keluarga. Itu sebabnya kedua orangtuanya mengirimnya bersama opa dan Omanya yang tinggal di Jerman.

Mereka tidak sanggup mendidik kenakalan anak gadisnya itu, Nayla tentu saja senang karena kakaknya tidak tinggal dengan mereka lagi yang otomatis semua kasih sayang orangtuanya hanya padanya dan hanya dia yang selalu di manja oleh kedua orangtuanya itu.

Aini bukanlah gadis nakal sejak dulunya, ada alasan yang membuatnya menjadi gadis liar dan suka berbuat onar. Bukannya di perhatikan, Aini malah di kirim pada nenek dan kakeknya. Apa alasan Aini melakukan itu? Dia hanya ingin mendapat perhatian dari kedua orangtuanya itu.

Aini berhenti tepat di ruang tamu, di sana ada kedua orang tuanya dan juga adiknya yang tengah bersantai sembari bercanda sebagaimana keluarga yang harmonis. Mereka bahkan tidak menyambutnya dengan pelukan atau apapun itu.

Menyadari ada yang datang, ketiga orang itu langsung menoleh dan melihat anak pertama mereka dengan koper di tangannya. Kedua orang tuanya dan juga adiknya tidak terkejut melihat kedatangan Aini yang tiba-tiba karena oma Rina sudah memberitahu pada mereka kalau Aini pulang hari ini ke Indonesia.

'Kenapa kak Aini harus pulang lagi sih, nanti kasih sayang papa sama mama jadi terbagi sama dia. Sial'

"Kenapa kamu pulang, Aini?" tanya tuan wijaya dengan wajah datarnya.

Tidak ada senyum atau raut bahagia menyambut kedatangan putri pertamanya itu. Apalagi pelukan.

Aini menaikkan sebelah alisnya, heran dengan pertanyaan yang di lontarkan papanya itu. Apakah salah dirinya pulang ke rumah orangtuanya? Apakah papanya itu tidak senang dan tidak rindu padanya?

"Aini, setahun lagi kamu lulus SMA. Kenapa kamu kembali? Kenapa kamu tidak menyelesaikan pendidikan SMA mu di Jerman saja bersama opa dan Oma mu?" Timpal Jessica, mamanya Aini.

"Apa salah Aini pulang? Apa papa sama mama sama sekali tidak merindukan Aini?" Tanya Aini dengan wajah datar, hatinya sedikit sakit mendengar lontaran kedua orangtuanya itu yang seakan tidak mengharapkan dirinya.

Kedua orang tua Aini terdiam, benar kata Aini tidak ada salahnya dia pulang. Tapi mereka sudah nyaman tanpa ada gadis itu di dekat mereka. Namun gadis itu malah kembali pulang ke Indonesia setelah dua tahun berada di Jerman bersama Oma nya.

Aini tersenyum getir melihat keluarganya itu yang tidak menyambutnya sama sekali, tidak ada pelukan atau pertanyaan tentang keadaannya selama berada di luar negeri.

Seburuk itukah dirinya dimata keluarganya?

"Bukan begitu, Aini. Tidak salah kamu pulang, hanya saja menurut mama tanggung karena sekarang kamu sudah kelas 12 dan setahun lagi lulus SMA" ujar Jessica merasa bersalah karena ucapannya.

"Saya harap kamu tidak lagi mempermalukan keluarga kita, sudah cukup dulu kamu selalu membuat masalah dan membuat malu keluarga. Contoh adik kamu yang tidak pernah mempermalukan kita dan selalu menurut pada orang tua. Tidak seperti kamu yang selalu membangkang" datar tuan Wijaya.

"Pah.."

Jessica memegang lengan suaminya itu agar tidak lagi membandingkan Aini dengan Nayla.

Biar bagaimanapun mereka berdua sama-sama putrinya, Jessica juga sedikit tidak suka dengan sifat pembangkang putri pertamanya itu tapi balik lagi, Anggraini tetap putrinya, putri yang lahir dari rahimnya.

Aini mengepalkan tangannya mendengar ucapan papanya yang masih saja membandingkan dirinya dengan adiknya itu. Sedari dulu, kedua orang tuanya hanya memerhatikan Nayla dan lebih menyayangi adiknya itu dibanding dirinya.

Kedua orang tuanya juga selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Nayla. Itulah sebabnya dulu dia suka mencari masalah dengan harapan agar kedua orangtuanya juga memperhatikan dirinya.

Tapi bukannya di perhatikan, Aini malah mendapat bentakan dan tamparan dari papa dan juga kadang dari mamanya. Setelah perlakuan kedua orang tuanya, Aini bukannya berhenti membangkang dan malah menjadi.

Kedua orang tuanya yang sudah muak akhirnya mengirimkannya keluar negeri agar tidak ada lagi yang membuat malu keluarga Wijaya. Salah satu keluarga yang di segani di kota itu.

"Saya tau, itu" jawab Aini menahan sesak di dadanya sekaligus marah dan kecewa.

"Besok kamu sekolah di sekolah Nayla, ingat pesan saya jangan sampai kamu membuat masalah seperti dulu lagi. Jika kamu masih ingin tetap berada di sini, maka bersikaplah yang baik" pesan tuan wijaya.

"Kenapa kak Aini harus satu sekolah sama Nayla, pa?" Protes Nayla.

Gadis itu tidak suka jika kakaknya satu sekolah dengannya, dia hanya ingin dianggap anak satu-satunya keluarga Wijaya. Dia tidak suka jika kakaknya juga di sayangi dan di perhatikan.

Aini berdecih mendengar adiknya yang protes, sedari kecil gadis itu selalu mengalah pada adiknya itu. Semua miliknya pasti akan di rebut oleh Nayla, kedua orang tuanya juga tidak pernah memarahi adiknya itu sehingga Nayla semakin semena-mena terhadap Aini.

Aini sangat menyayangi Nayla, tapi gadis itu malah sebaliknya. Nayla tidak suka kakaknya di pandang, dia hanya ingin dirinya saja yang di perhatikan.

Egois memang, tapi Nayla tidak peduli itu, yang dia inginkan dia menjadi anak satu-satunya di keluarganya. Tidak peduli jika Aini adalah kakak kandungnya, yang pasti dia tidak pernah menyukai kakaknya itu yang selalu lebih unggul darinya.

Aini walaupun dulunya nakal tapi dia pintar, wajahnya juga cantik nyaris sempurna. Jika ada yang melihat Aini dengan Nayla, mereka tidak akan tau jika keduanya adalah kakak adik. Karena wajah mereka tidak terlalu mirip dan Aini jauh lebih cantik dibandingkan adiknya, Nayla.

"Nayla, Aini kakakmu. Jadi tidak masalah kalian satu sekolah" ujar Jessica.

"Tapi Nayla gak mau nanti kak Aini buat masalah di sekolah, jadinya nanti Nayla juga yang malu" protes Nayla cemberut.

"Kamu tidak perlu mengatakan jika Aini kakakmu di sekolah" ujar tuan wijaya.

"Kenapa begitu, pah? Biar bagaimanapun juga Aini kakaknya Nayla" protes Jessica.

"Tidak masalah, Lo gak perlu nyapa gue di sekolah. Anggap aja kita gak kenal" sarkas Aini menatap sinis adiknya itu.

"Sudah yang penting kamu jangan pernah membuat masalah, saya tidak ingin kamu membuat malu keluarga lagi" datar tuan wijaya.

"Hm. Saya tidak jadi tinggal di sini lagi, saya akan tinggal di apartemen" ucap Aini datar.

'Bagus, gue juga gak pengen Lo tinggal di rumah ini' batin Nayla tersenyum puas dalam hati.

"Aini, kenapa kamu tinggal di apartemen? Lalu apa tujuan mu pulang jika tidak tinggal dengan kita, nak?" Tanya Jessica lembut.

Aini sebenarnya ingin bersama keluarganya, tapi melihat sifat papanya yang masih lebih memilih Nayla serta pilih kasih dan tidak menganggapnya membuatnya malas berada di rumah itu.

Aini bukannya iri karena Nayla lebih di sayangi, tapi bisakah dirinya juga di perlakukan seperti Nayla? Aini hanya ingin di perhatikan dan juga disayangi oleh orangtuanya. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi karena semua kasih sayang papa dan mamanya sudah di rebut oleh Nayla.

"Biarkan saja, jika kamu kenapa-napa diluaran sana saya tidak peduli" ucap tuan wijaya acuh.

"Gak papa, ma. Aini ingin mandiri, Aini  langsung ke apartemen saja sekarang, permisi" pamit Aini kemudian langsung beranjak.

Hari masih siang, Aini keluar dari kediaman Wijaya dengan menggeret koper besarnya. Hatinya berkecamuk, sedih marah dan kecewa telah bercampur.

Padahal tujuannya pulang adalah berharap orangtuanya sudah berubah dan akan menyayanginya karena sudah lama berpisah. Tapi masih sama seperti dulu, dirinya merasa tidak di anggap oleh papanya dan juga adiknya yang tidak suka dengan kehadirannya.

Jessica menatap sendu putrinya itu yang sudah melangkah keluar dari kediaman Wijaya, ingin mencegah pun tak bisa karena Aini sendiri yang memilih pergi. Dan lagi suami serta anak bungsunya tidak menyukai putri pertamanya itu. Jessica tidak bisa berbuat apa-apa selain berharap keluarganya kembali utuh.

****

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ini pasti seru,,, orang tua yang selalu beda kasih kepada anak nya.
izin hadir ya Thor 🙏

2024-06-25

0

Aqil Aqil

Aqil Aqil

orng tua macam ap it.

2024-06-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!