NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Sara

"AAAAAAAAAA!"

Tubuh Orin tertarik masuk ke dalam lubang cahaya. Orin terus menjerit sambil menutup mata. Tubuh Orin menimpa tubuh seseorang. Dalam sekejap lubang cahaya menutup.

"Yank, sayang, tenang, ini aku," Aydin memeluk Orin.

Orin membuka mata dan langsung memeluk erat Aydin.

"Kak, tadi ada tangan-tangan yang menarik tanganku," kata Orin.

"Dek, coba lihat tangan Abang, Ezar dan Aydin," Omar mendekatkan tangannya ke mata Orin.

"Lho, lho, tangan Bang O kenapa?" Orin melepaskan pelukannya.

Orin juga melihat tangan Ezar dan Aydin yang penuh cakaran, bekas cubitan dan berwarna merah.

"Siapa yang melakukan ini kepada kalian! Tidak bisa dimaafkan!" Orin mengepalkan kedua tangannya.

Omar, Ezar dan Aydin menatap tajam ke arah Orin. Orin masih tidak mengerti. Sontak mata Orin terbuka lebar dan mulutnya menganga.

"Jadi, yang menarik tangan ku, ka...li...an?"

Omar, Ezar dan Aydin mengangguk. Orin duduk di kursi warung gorengan. Orin mulai bercerita, habis pulang dari mall mampir sebentar di warung itu. Dan entah kenapa Orin merasakan kantuk yang luar biasa. Orin tertidur dan ketika bangun, Orin berada di sebuah kamar besar. Orin keluar dari kamar itu dan menemukan Faris yang tidak sadarkan diri.

Dan yang membuat Faris tidak sadarkan diri adalah Dikara mantan Malaikat Maut. Dan Dikara ingin mengurung Orin di tempat yang Orin tidak pernah tahu dimana. Setelah Dikara menghilang Orin berusaha lari dari tempat itu. Dan ada dua cahaya putih dan merah menyatu yang membuat lubang cahaya.

Ezar juga cerita bagaimana khawatirnya Mama dan Papa dan mereka semua. Setelah mencek CCTV kampus dan CCTV jalan, akhirnya Papa menemukan warung gorengan. Dan di sinilah mereka sekarang. Dan menurut informasi dari Pemilik Warung, Orin dijemput suaminya ketika tertidur. Dan orang itu bukan Aydin.

Dan persis di hadapan Aydin ada sebuah cahaya mengeluarkan tangan yang sudah pasti Aydin kenali. Aydin menarik tangan Orin tapi Orin malah membalasnya dengan pukulan, cubitan. Omar dan Ezar membantu Aydin menarik tangan Orin.

"Maaf, aku takut ada yang berniat jahat. Maaf membuat kalian terluka," Orin menunduk.

"Sekarang nurut sama Suami kamu. Bang Omar gak mau terjadi hal-hal yang beginian lagi!" Omar tegas.

"Iya Bang. Maafin aku Kak Aydin. Aku akan nurut."

"Mulai sekarang kamu harus terus di samping ku!" kata Aydin.

"Gak mau! Aku maunya di rumah. Kuliah online juga gak apa. Asal gak di kantor Kak Aydin," sahut Orin.

"Tapi kenapa?" tanya Aydin.

"Aku gak mau jadi beban Kak Aydin di kantor. Kalau Kak Aydin gak mau, ya sudah aku gak mau nurut." Orin pergi meninggalkan warung gorengan. Tapi belum lagi jauh melangkah Orin berbalik mesan gorengan dibungkus dan minta nomor ponsel pemilik gorengan.

Orin merajuk, Orin pergi dengan motor matiknya menuju rumah. Sesampainya di rumah, Orin sudah ditunggu mama dan papa dengan perasaan cemas. Dengan singkat Orin menceritakan semuanya. Orin minta izin kepada mama dan papa untuk istirahat karena Orin merasa lelah.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Aydin masuk ke dalam kamar. Aydin perlahan duduk di samping Orin. Aydin meminta maaf kepada Orin untuk yang kesekian kalinya. Aydin tidak memaksa Orin untuk datang ke kantornya seperti dulu. Orin bebas melakukan apa saja. Orin hanya diam dan tertidur pulas.

Waktu tak terasa sangat cepat berlari. Orin menjalani perkuliahannya dengan online. Semua tugas-tugas kuliah dibantu Aydin, Ezar dan Omar. Biar Orin gak bosan sesekali Aydin mengajak Orin jalan-jalan. Kuliner, nonton bioskop, shopping. Selama bersama Aydin Orin sama sekali tidak bersifat manja dan meminta ini dan itu.

"Bund, kalau mau minta apa bilang saja. Aku gak apa kok. Aku rindu manja dari mu. Mungkin saja yang bermanja-manja itu anak kita," Aydin memegang jemari Orin.

"Aku lagi gak mood Kak," jawab Orin.

"Sebentar ya sayang, kamu tunggu aku di sini." Aydin berdiri.

"Aydiiiinnnnnnnn," panggil seorang wanita.

"Sara,"

"Sudah lama gak ketemu, apa kabar?" Sara memeluk Aydin.

"Hmmm, baik." Aydin melepaskan pelukan Sara.

"Sara perkenalkan ini Orin istri ku," Aydin menarik tangan Orin berdiri di sisinya.

"Halo, aku Sara temannya Aydin," Sara mengulurkan tangannya.

"Orin," Orin membalas uluran tangannya.

"Aydin ayo aku akan traktir kalian makan," Sara menggandeng tangan Aydin menjauh dari Orin.

"Sara, maaf. Terima kasih atas tawarannya. Kami sudah makan," Aydin melepaskan gandengan Sara dan kembali kepada Orin.

"Oh maaf. Mungkin lain kali," Sara dengan senyum terpaksa.

"Tidak ada lain kali, permisi," Aydin menarik tangan Orin menjauh dari Sara.

Setelah cukup jauh, Aydin melihat Orin yang mulai lelah berjalan. Aydin dan Orin istirahat duduk di dekat taman mall.

"Sayang, Sara itu teman ku semasa kecil. Dari dulu dia selalu menganggap ku kekasihnya. Jangan perdulikan dia, aku sama sekali tidak ada perasaan terhadapnya."

"Hmmm, aku sepertinya belum sepenuhnya mengenal Kak Aydin. Vania juga sangat menginginkan Kak Aydin kembali. Apa Kak Aydin juga mempunyai kekasih lain? Mungkin kekasih Kak Aydin mandiri, tidak manja, dewasa?" Orin memandangi Aydin dengan tatapan cemburu.

"Bund, apa yang kamu katakan. A ...."

"Maaf Kak, aku mau ke toilet sebentar," Orin dengan cepat melangkahkan kakinya menuju toilet yang tidak jauh dari taman mall.

"Yank ...." Aydin ingin mengejar Orin tapi terhenti karena Sara dengan senyumnya yang licik menghalangi.

"Sudah lama kamu menikah?" tanya Sara.

"Bukan urusanmu," Aydin kembali ingin mengejar Orin.

Sara menahan tangan Aydin.

"Aydin sayang, apa yang kurang dariku. Aku cantik, menarik, lebih tinggi dari istrimu. Memang aku akui, istri mu sangat lah cantik. Siapapun pasti akan tertarik. Biarkan dia menjadi milik orang lain, karena kamu hanya milikku!" Sara melirik pria yang berdiri di depan sana yang memberi kode kepada Sara.

Sara tersenyum kemudian menatap ke arah Aydin yang mulai emosi. Sara dengan cepat menarik kerah baju Aydin dan melumat bibir Aydin dengan lahapnya. Aydin melepaskan pagutan bibir Sara tapi Sara dengan kuat menahannya. Setelah puas Sara melepaskan Aydin dan tersenyum puas.

Aydin menatap Sara dengan penuh kemarahan. Aydin ingin melampiaskan kemarahannya tapi diurungkan. Aydin melihat Orin dengan air mata tepat di belakang Sara.

"Sayang," lagi-lagi langkah Aydin ditahan Sara. Aydin yang sudah sedari tadi menahan emosi mendorong Sara tidak memperdulikan tatapan sinis yang dilayangkan pengunjung mall kearahnya.

Orin terus berlari, perutnya mulai terasa sakit. Orin masuk ke dalam taxi yang kebetulan penumpangnya baru turun dari mobil.

"Pak tolong cepat tinggalkan tempat ini!" Orin meminta sopir taxi, dan sopir taxi segera melajukan taxinya.

Aydin mengingat plat taxi yang ditumpangi Orin. Aydin menelpon seseorang. Aydin berlari ke mall untuk mengambil mobilnya. Untung mobilnya tidak jauh dari parkiran. Aydin menuju lokasi yang diberikan seseorang lewat ponselnya.

Orin mengirim pesan kepada Dikara.

Orin : Tolong aku, please! Bisakah kamu membawa ku keluar dari kota ini tanpa ada CCTV dan tidak ada yang menemukan ku. Aku ingin sendiri.

Dikara : Kirim lokasi mu sekarang. Kebetulan aku berada di luar negeri. Tidak akan ada yang tahu campur tangan ku. Orang kepercayaan ku akan menjemputmu. Bersiaplah.

Orin : Thanks.

Selamat tinggal Kak Aydin, selamat tinggal semua, batin Orin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
Queen
😱
Queen
/Tongue//Facepalm/
Queen
raja copet
Queen
tokcer 😂
Queen
ihhhh gemesssss
Queen
kenapa lagi ini 🤔
Queen
bener juga
Queen
kesambet apa di negara orang 😜
Queen
/Facepalm/
Queen
negaranya Oppa
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!