"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
Flash Back
6 tahun yang lalu, tepat nya saat Reino berusia 24 tahun. Reino telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menikah dengan kekasihnya yang bernama Vika. Reino dan Vika telah menjalin hubungan selama 3 tahun, dalam hubungan mereka tidak pernah putus nyambung. Jadi, saat mereka berdua saling bertengkar mereka tidak pernah sampai putus.
Reino mengenal Vika pertama kalinya saat ia masih berusia 21 tahun di sebuah minimarket. Saat itu Reino sedang perjalanan menuju kota A, ia mampir ke minimarket untuk membeli rokok dan beberapa camilan. Karena sedikit lelah, ia memilih istirahat sejenak di bangku yang tersedia di teras minimarket itu. Saat itu tiba-tiba seorang gadis memakai masker duduk di kursi sebelah Reino karena kursi lain memang sudah penuh.
"Permisi kak, boleh saya duduk di sebelah kakak?", kata Vika.
"Oh ya... duduk saja!", kata Reino.
Vika duduk sambil meletakkan tas ransel nya di atas meja lalu membuka masker nya. Bibir dan hidung nya tampak merah dan mata nya juga sembab seperti habis menangis.
Vika hanya terdiam namun air matanya tiba tiba menetes. Reino yang melihat nya seketika mematikan rokoknya lalu mengeluarkan tisu yang ia beli dari kantong plastik nya kemudian mengulurkannya pada Vika.
"Ini ambillah, aku tidak tahu masalah nya tapi kalau kamu mau aku bisa mendengarkan curhatan mu...", kata Reino dengan nada khawatir.
Vika menerima tisu pemberian Reino dan mulai menceritakan masalah nya. Sejak saat itulah Vika dan Reino mulai dekat, karena mereka saling bertukar nomor telepon sebelum saling melanjutkan perjalanan masing masing.
Hingga akhirnya saat berusia 24 tahun, Reino sudah mempersiapkan pernikahan yang megah untuk Vika. Undangan pernikahan sudah tersebar, gedung, catering, gaun, sovenir dll sudah dibooking dan di bayar lunas. Namun naas, sehari sebelum acara dimulai tiba-tiba Vika menghilang entah kemana. Nomor nya tiba tiba tidak aktif dan saat Reino mendatangi rumahnya terlihat kosong dan ada banner bertuliskan "Rumah dijual".
Reino sudah berusaha menanyakan pada tetangga nya dan juga teman teman nya tapi tidak ada satupun orang yang mengetahui nya. Keesokan harinya, wartawan mulai bermunculan meliput berita kegagalan pernikahan Reino. Reino sangat terganggu dengan hal ini hingga berhari-hari ia mengurung diri dalam kamar tanpa melakukan apapun hanya termenung seperti orang depresi. Bu Hilda mama Reino, sangat sedih melihat anak lelaki satu satunya bernasib menyedihkan seperti ini. Begitu juga kedua kakak perempuan Reino yang jauh jauh hari datang dari luar negeri demi membantu persiapan pernikahan adik laki laki satu satunya ikut merasa sedih dan kecewa.
Akhirnya tuan Arya yang begitu menyayangi istri nya berniat mengajak liburan di daerah puncak. Namun sayang, mobil yang dikendarainya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki tuan Arya lumpuh dan istrinya meninggal.
Setelah meninggal nya Bu Hilda, Reino pun akhirnya memutuskan untuk kembali menata hidupnya namun dengan sikap yang berbeda. Dulu Reino bersikap hangat, peduli, dan sering tersenyum, tapi sekarang dia bersikap sangat dingin, acuh tak acuh bahkan sampai lupa cara untuk tersenyum.
Tuan Arya yang sudah lumpuh memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab mengelola perusahaan nya kepada Reino sepenuhnya, karena ia yakin jika Reino terus disibukkan dengan pekerjaan maka lama kelamaan Reino akan lupa dengan sakit hati nya.
Reino meminta kepada ayahnya untuk tinggal sendiri di apartemen, karena Reino ingin memulai kehidupan baru tanpa ada ingatan ingatan yang menyedihkan tentang ibunya. Karena Reino juga merasa bersalah atas meninggalnya sang ibu.