Rasa bersalah karena sang adik membuat seorang pria kehilangan penglihatan, Airi rela menikahi pria buta tersebut dan menjadi mata untuknya. Menjalani hari yang tidak mudah karena pernikahan tersebut tak didasari oleh cinta.
Jangan pernah berharap aku akan memperlakukanmu seperti istri, karena bagiku, kau hanya mata pengganti disaat aku buta - White.
Andai saja bisa, aku rela memberikan mataku untukmu - Airi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
White diam saja, pura pura tak mendengar saat Airi terus merepet. Tak menyangkal sama sekali karena memang dia salah satu fans Lovely dulunya. Bahkan saat gadis itu up foto, tak pernah sekalipun dia absen untuk ngelike.
Tapi tunggu dulu, tiba-tiba White teringat sebuah nama. Ryu, ya, Ryu, siapa dia? Kenapa Lovely membandingkan dia dengan pria bernama Ryu itu. Dan seingat dia, temannya pernah bilang jika Lovely sampai bikin perayaan saat dia nikah dengan Airi. Dulu masih tanda tanya besar, sekarang dia mulai tahu, Airi mengenal Lovely, seperti apa sebenarnya hubungan mereka, sampai Lovely bikin perayaan? Sahabat dekatkah?
Terus merepet ternyata membuat tenggorokan Airi kering. Dia meraih gelas berisi softdrink lalu meminumnya.
"Siapa Ryu?"
Huk huk huk
Airi langsung tersedak. Sungguh pertanyaan yang tidak tepat waktu. Dan sumpah, rasanya sakit banget, tersedak softdrink.
"Kamu gak papa?" White merasa aneh. Hanya mendengar nama Ryu, kenapa sampai tersedak.
"Eng-enggak papa kok," sahut Airi sambil mengelap hidung dan bibirnya dengan tisu.
White sudah tak sabar ingin tahu siapa itu Ryu, tapi Airi malah diam saja. "Siapa dia?"
"Siapa?" Airi malah balik nanya.
"Ryu," geram White.
"Teman." Andai saja White bisa melihat, dia pasti akan tahu jika saat ini, Airi sedang gelisah.
"Teman? Tapi kenapa Lovely membandingkan aku dengan Ryu?"
"Aku juga gak tahu."
"Kamu kenal baik ya sama Lovely?"
"Enggak."
"Lalu kenapa dia bikin perayaan pas kita nikah?"
Airi menghela nafas berat. Dia tahu White pintar, kalau terus dikorek, pasti ketahuan nantinya. Sepertinya dia harus mencari pengalihan topik sesegera mungkin.
"Aku gak tahu."
White merasa jika Airi menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi dia tak ingin memaksa mencari tahu jika Airi sendiri tak mau membukanya. Lebih baik tak usah banyak bertanya lagi. Dia melanjutkan makan, dan itu membuat Airi lega, setidaknya White tak lagi membahas soal Ryu.
Tiba-tiba, White mendengar orang yang duduk didekatnya bercerita tentang film Mission Impossible - Dead Reckoning Part One. Salah satu film yang paling ingin dia tonton.
"Kenapa Bang, pengen nonton ya?" White heran, bagaiman Airi bisa tahu isi hatinya. "Kalau Abang mau, kita bisa nonton setelah ini."
White tersenyum getir, mana mungkin orang buta bisa nonton, apa Airi sedang mencibirnya sekarang.
"Abang bisa mendengar, dan nanti, aku akan menceritakan apa yang aku lihat pada Abang."
"Tidak perlu," White melanjutkan makan. Orang buta nonton bioskop? Ayolah, dia hanya akan mempermalukan diri sendiri jika ada yang tahu.
Airi berdiri lalu menggeser kursinya kedekat White. Karena tangan White digunakan untuk makan, Airi memegang lengannya. "Kita nonton yuk."
"Kamu jangan becanda," sinis White.
"Aku sudah berjanji akan menjadi mata Abang. Dan aku juga sudah berjanji pada diriku sendiri, akan melakukan apapun supaya Abang gak merasa memiliki kekurangan, termasuk membuat Abang bisa melakukan apapun seperti orang pada umumnya. Kita nonton yuk?" Dan akhirnya, White mengangguk.
Selesai makan, mereka menuju gedung bioskop. Sebelum masuk, tak lupa Airi membeli 2 botol air mineral dan 1 box pop corn.
White sungguh merasakan sensasi yang berbeda, menonton tanpa melihat. Entah bagaimana nantinya, bisa paham atau gagal paham, tapi satu yang pasti, dia sudah sangat tak sabar ingin film yang dibintangi tom cruise itu segera dimulai.
Saat film dimulai, White mencoba memusatkan konsentrasinya. Saat ini, dia hanya bisa mengandalkan indra pendengaran, selebihnya dia hanya bisa membayangkan adegan yang ada dilayar.
Airi, dia membisikkan adegan demi adegan yang ada dia lihat dilayar. Dia ingin White merasa seperti benar benar melihat.
Cup
Mata Airi membulat saat White tiba-tiba menoleh. Tanpa sengaja, bibirnya menempel dipipi White, dia mengecup pria itu tanpa sengaja. Wajahnya seketika memanas, untuk beberapa saat, dia hanya diam, tak lagi bercerita tentang apa yang dia lihat.
Sama dengan Airi, konsentrasi White langsung buyar. Meski tak bisa melihat, dia tahu apa yang barusan menempel dipipinya. Bibir Airi, bibir yang siang tadi sempat dia cium.
"Kenapa tak lanjut cerita?" pertanyaan White menyadarkan Airi. Dengan ragu-ragu, dia kembali mendekatkan wajahnya ketelinga White untuk berbisik agar tak mengganggu pengunjung lain. Kali ini, tubuh White terasa kaku, dia tak berani kembali menoleh, takut dikira nyari kesempatan.
Setelah film selesai, Airi tak langsung mengajak White keluar. Sengaja dia menunggu sepi agar tak berdesakan dengan lainnya. Ketika tinggal beberapa orang saja, mereka baru keluar. Tapi ternyata, tak hanya dia yang menunggu sepi. Beberapa orang baru keluar bersamaan dengan dia.
Plakk
Airi terkejut saat dipintu keluar, seorang wanita tiba-tiba menampar White. Wajah putih White seketika memerah, bahkan terlihat bekas tapak tangan dipipinya.
"Kurang ajar," maki wanita tersebut. "Dia mau melecehkanku Sayang, dia megang dadaku," adu wanita itu pada kekasihnya yang berdiri disampingnya.
"Tidak," White langsung menyangkal. "Itu tidak benar, aku hanya tak_"
Bugh
White terjatuh saat kekasih wanita tadi menonjok wajahnya. Panas dan ngilu, tapi apa daya, White tak bisa membalas.
"Abang!" Pekik Airi sambil membantu White bangun. Dia mengusap darah yang keluar dari sudut bibir White. Tapi rupaanya, kekasih wanita itu belum puas, dia hendak menarik kerah kaos White tapi Airi langsung mendorongnya dengan kuat hingga terhuyung kebelakang. "Hentikan, jangan fitnah suami saya," teriak Airi sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Dia tak takut melawan siapapun yang mau menyakiti White.
"Heh Mbak, suami Mbak itu mau melecehkan saya," seru wanita tadi.
"Melecehkan yang seperti apa hah?" tantang Airi. Keributan itu memancing banyak orang untuk menyaksikan. Beberapa orang mulai memperhatikan White, merasa jika ada yang aneh dengan tatapannya. Ya, kacamata White jatuh saat pria tadi menonjoknya. "Katakan dengan jelas. Apa suami saya memegang dada anda? Atau hanya tak sengaja menyenggol?" teriak Airi. Saat ini, dia tak bisa bicara pelan lagi, dia sudah terlanjur emosi.
"Lihat tatapan pria itu?" terdengar orang disana mulai berisik.
"Tatapan matanya aneh."
"Dia kayak orang buta."
"Dia bisa ngeliat gak sih?"
Dan masih banyak lagi orang yang membicarakan White.
/Whimper//Whimper/
ai semoga selalu di beru kuatan
semangat ai