Pembantu Somplak Mr. Arrogant

Karna tidak terima dengan penolakan Rafi, Kania memilih untuk mengadu kepada Ria. Hari pertunangan Kania dan Rafi tingal menunggu hari tapi Rafi tidak pernah memperlihatkan perhatiannya kepada Kania. Jangankan perhatian berbicara saja Rafi tidak pernah mau.

"Mama... Hiks... Hiks.." Kania berlari mendekati Ria yang sedang duduk bersantai di ruang tamu sambil menangis.

"Ada apa, Sayang? Kenapa kamu menangis? Apa Rafi menyakitimu?" ucap Ria panik sambil menghapus air mata Kania.

"Rafi mengusirku, Ma. Padahal aku hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya. Apa Rafi tidak menyukaiku?"

"Tidak, Sayang. Rafi menyukaimu jika dia tidak menyukaimu dia pasti menolak perjodohan ini. Rafi orangnya memang seperti itu, Nak. Mungkin Rafi sedang sibuk makanya dia menyuruhmu untuk pulang" ucap Ria mencoba menenangkan Kania.

"Tapi aku juga butuh perhatian, Ma. Hari pertunangan kami tingal beberapa hari lagi tapi, Rafi tidak pernah mau bicara denganku sekali saja"

"Kamu harus bersabar, Sayang. Rafi memang orangnya sangat tertutup. Dia sangat irit berbicara kepada siapapun setelah kejadian lima tahun lalu. Dia hanya mau berbicara dan bertukar pikiran dengan para sahabatnya. Mama harap kamu yang sabarnya menghadapi sikap Rafi. Mama yakin suatu saat nanti dia akan melupakan kelakuan wanita itu dan menerimamu dalam hidupnya"

"Baik, Ma. Kania akan berusaha untuk membuat Rafi melupakan masa lalunya" ucap Kania tersenyum.

Setelah melihat Kania tenang Ria mengajaknya untuk berkeliling mension. Dia menceritakan semua tentang Rafi dan juga memberitahu Kania apa yang Rafi sukai dan tidak sukai. Melihat mension keluarga Alexander yang begitu luas dan mewah mata Kania langsung berbinar.

"Sebentar lagi aku akan menjadi nyonya mension ini. Aku harus mendapatkan hati Rafi bagaimanapun caranya" batin Kania penuh kelicikan.

Kania memang terlahir dari keluarga terpandang. Bahkan dia berpendidikan tinggi dan mempunyai karir yang sangat bagus. Tapi, hal itu tidak membuat Kania puas. Apalagi akhir akhir ini keuangan keluarganya yang menurun karna bisnis sang Deddy yang mulai menurun. Di tambah lagi dengan gaya hidup mereka yang sangat royal.

"Itu sepertinya Rafi sudah pulang" ucap Ria tersenyum ketika mendengar suara mobil Rafi memasuki perkarangan mensionnya.

Ria dan Kania berjalan ke pintu utama untuk menyambut kedatangan Rafi. Alangkah terkejutnya Kania ketika melihat Rafi berjalan beriringan dengan seorang wanita cantik tapi berpenampilan kumuh. Kania menatap sinis Clara yang baginya hanyalah rakyat jelata karna penampilan Clara yang berbeda jauh dengannya.

"Rafi! Dari mana saja kamu?" ucap Kania menatap tidak suka Clara.

"Hai! Wanita ******. Apa kamu tidak tau dia adalah calon tunanganku" ucap Kania kembali sambil melepaskan tangan Rafi yang mengengam tangan Clara.

"Ma! Lihat. Tadi Rafi mengusirku begitu saja tapi, sekarang dia malah jalan dengan wanita ini" ucap Kania memperlihatkan wajah sedihnya.

"Sayang kamu salah paham. Clara adalah pembantu di mension ini. Dia memang dekat dengan Rafi dan mereka juga sering bertengkar seperti tom end jerry. Tapi, tumben kalian akur" ucap Ria menatap bingung melihat penampakan yang sangat langka itu.

"Maaf, Nyonya. Saya permisi ke belakang dulu" ucap Clara menunduk sedih lalu melangkahkan kakinya menjauhi mereka.

Melihat wajah sedih Clara perasaan Rafi semakin tidak menentu. Dia mencoba berpikir kenapa tiba tiba Clara bersedih padahal sedari tadi dia terus tersenyum bahagia.

"Sayang! Ayo masuk. Kania sudah menunggumu dari tadi lho" ucap Ria tersenyum lalu mengandeng tangan Rafi masuk ke dalam mension mereka.

"Raf, kamu bicara ya dengan Kania. Mama tinggal dulu" ucap Ria mendudukkan Rafi di sofa tamu bersama Kania lalu melangkahkan kakinya meningalkan Rafi dan Kania berdua.

Melihat kepergian sang mama, Rafi membuang napasnya kasar lalu menatap Kania dengan tatapan jijik. Ntah mengapa dia tidak menyukai Kania sejak mereka pertama kali bertemu.

"Jika kau berharap aku akan mencintaimu dan memperlakukanmu seperti ratu. Maka kau hanya akan mendapatkan harapan tanpa kepastian" ucap Rafi menatap sinis Kania.

"Aku tau kau masih kecewa dengan wanita karna Githa yang meningalkanmu demi pria yang jauh lebih kaya darimu. Tapi, akan aku pastikan kau akan melupakan kekecewaanmu itu dan menerimaku dalam hidupmu" ucap Kania penuh percaya diri.

"Apa yang membuatmu seyakin itu?" ucap Rafi tersenyum kecil.

"Karna aku bisa memuaskanmu! Aku tau kau adalah pria yang gila ****. Kau tidak akan bisa hidup tanpa itu. Aku memberikan penawaran untukmu, kita terima saja perjodohan ini dan mengikuti semua permintaan kedua orang tua kita. Tapi, kita masih bisa hidup dengan pilihan kita masing masing. Aku akan melayanimu saat kau menginginkannya dan kau juga masih bisa hidup bebas di luar sana tanpa sepengetahuan orang tua kita"

Mendengar ucapan Kania, Rafi langsung terkekeh kecil. Dugaannya selama ini benar Kania menerima perjodohan ini hanya karna ingin menjadi nyonya alexander. Kedudukan yang di impi impikan setiap wanita di luar sana.

"Tapi aku tidak menginginkannya. Jika yang kau yakini hanya tentang **** maka buktinya aku bisa hidup tanpa **** selama lima tahun ini. Aku memang mantan cassanova yang hobi celap celup sana sini. Jika aku menginginkannya aku bisa memilih wanita mana saja yang bisa menemaniku tidur. Terus untuk apa aku melakukan pernikahan bodoh denganmu?"

"Demi orang tuamu. Jika kita menikah pasti orang tuamu akan berhenti mencarikan jodoh untukmu. Kau akan mendapatkan dua point sekaligus. Kau bisa terbebas dari paksaan orang tuamu dan kau masih bisa melakukan apapun yang kau suka. Aku tidak akan mempersalahkannya"

"Tapi, aku ingin menikah dengan wanita yang aku cintai. Dan itu bukan kamu" ucap Rafi tegas sambil menatap tajam Kania.

"Apa wanita miskin itu yang kau inginkan menduduki posisi nyonya Alexander?" tebak kania.

"Dia memang miskin. Tapi, dia memiliki harga diri. Bukan sepertimu yang terlahir dari keluarga ternama tapi memiliki harga yang sangat rendah"

Degh...

Jantung Kania langsung berdetak kencang mendengar ucapan Rafi. Dia tidak menyangka Rafi bisa merendahkannya secara terang terangan seperti itu.

"Apa kau yakin mama dan papamu akan menerimanya? Kau salah menilai orang hanya dari penampilannya saja. Aku yakin dia tidak sepolos yang kau duga" ucap Kania tidak mau menyerah.

"Aku bisa menilai seseorang dari mana saja"

"Kau tidak mengenalnya! Aku tau siapa dia, dia hanya seorang pelayan yang sering mencari perhatian kepada pengusaha pengusaha ternama untuk memperbaiki ekonominya" ucap Kania tersenyum sinis.

"Kamu ingat Raf! Tidak selamanya yang polos itu baik" sambungnya kembali.

"Dan tidak selamanya wajah cantik menjamin segalanya. Kamu memang sangat cantik aku mengakuinya. Tidak heran banyak pria yang berjuang untuk mengapaimu. Tapi, sayang seribu sayang kecantikan tubuhmu sudah di jajah banyak pria. Aku memang hobi celap celup tapi, aku akan memilih wanita terhormat untuk menjadi nyonya muda alexander"

Bersambung....