NovelToon NovelToon
Alone

Alone

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: NurFitriAnisyah

Arkan Pratama, putra kedua dari pasangan Azel dan Renata. Dia adalah anak tengah yang keberadaannya seringkali di abaikan oleh mereka. Tidak seperti kakak dan adiknya yang mendapatkan kasih sayang dan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya. Hingga....

Penasaran?
Akankah Arkan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurFitriAnisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alone 15

"Ergh... sakit... Tuhan tolong jangan ambil nyawaku dulu...." Gumam Arkan meringis kesakitan.

"Sebab, baru saja aku mendapatkan kasih sayang dari Ayahku... bukankah aku juga berhak untuk merasakan kebahagiaan?'

"Tuhan, izinkan takdir untuk memberiku sedikit kebahagiaan. Sudah terlalu banyak derita yang Engkau berikan padaku selama ini, Tuhan." Monolognya.

Ceklek! Pintu kamar Arkan tiba-tiba di buka oleh seseorang.

"Bang...." Panggil Arhan masuk ke dalam kamar.

"Abang dimana?" Teriak Arhan mencari keberadaan Arkan yang tak terlihat di dalam kamar.

"Abang di kamar mandi, Han." Sahut Arkan.

"Abang baik-baik saja?"

Ingin sekali Arkan menjawab tidak pada adiknya itu. Namun Arkan tidak bisa, karena dirinya sudah terbiasa menyimpan rasa sakitnya sendiri.

"Ayah nyuruh gue mengantarkan sarapan buat Bang Arkan."

Mendengar ucapan Arhan, yang membawakannya sarapan. Arkan segera membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi.

"Terimakasih, letakkan saja di atas meja." Ujar Arkan.

“Gue bawa kotak obat juga, buat luka-luka Abang. Kemari lah..." Ujar Arhan duduk di tempat tidur Arkan.

Arkan tersenyum dan menuruti perintah adiknya, Arkan duduk di samping Arhan. Arhan mulai mengoleskan salep di luka Arkan.

"Sialan! Makin dekat saja mereka." Runtuk Arief yang melihat Arhan sedang mengobati luka Arkan.

Arief masuk ke kamar Arkan dengan membawa jus yang sebelumnya sudah dia campur dengan bubuk obat.

"Arkan, ini gue buatkan jus buat lo. Gue perhatikan akhir-akhir ini wajah lo pucat banget. Sepertinya lo kurang vitamin." Ujar Arief memberikan jus pada Arkan.

"Terimakasih, Bang Arief.' Ujar Arkan.

"Akhirnya aku mendapatkan perhatian dari semua orang. Ini bukan mimpi, kan?" Bisik Arkan dalam hati.

Tanpa menaruh rasa curiga pada Arief yang tiba-tiba merubah sikap padanya, Arkan langsung menenggak habis jus yang di berikan oleh Arief.

"Good boy." Ujar Arief menggambil gelas kosong dari Arkan.

"Abang istirahat saja hari ini, tidak perlu masuk kuliah dulu." Saran Arhan.

"Benar yang Arhan katakan, Lo istirahat saja di rumah."

"Ayo Han kita keluar, biarkan Arkan istirahat." Ujar Arief lagi.

"Abang istirahat ya." Ujar Arhan sambil menepuk-nepuk punggung Arkan.

"Iya." Jawab Arkan tersenyum.

Arief dan Arhan pun meninggalkan Arkan di kamarnya sendiri untuk membiarkan dirinya beristirahat.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

Setelah semua orang keluar dari rumah, Arkan pergi ke rumah sakit memutuskan untuk memulai pengobatannya lagi. Arkan merasa menemukan alasan yang membuatnya bersemangat kembali untuk sembuh, yaitu perhatian yang dirinya dapatkan dari keluarganya.

Skip Rumah Sakit 🏥

"Arkan, mengapa keadaanmu semakin buruk? Apa kau tidak meminum obatmu, hah?" Tanya Rangga yang sedang memeriksa Arkan.

"Sebenarnya, Arkan sudah tidak minum obatnya selama 2 pekan lebih, Bang...." Jawab Arkan pelan.

"Astaga Arkan! Apak kau sudah bosan hidup!? Jika penyakit di tubuhmu semakin tidak terkendali, Bang Rangga angkat tangan." Balas Rangga kesal pada adik sepupunya itu.

"Jangan begitu Bang... iya Arkan salah. Arkan minta maaf. Itu karena rasa obatnya pahit sekali Bang." Dalih Arkan.

"Bang Rangga belum pernah coba minum obat ku sih...." Ujar Arkan.

"Buat apa juga Abang nyobain obat kamu, Abang kan gak sakit."

"Kalau kamu gak mau minum obat berkepanjangan, kamu harus melakukan operasi Arkan." Sambung Rangga.

"Baiklah, ayo kita lakukan operasi Bang. Aku ingin cepat sembuh."

"Gitu dong, Abang kan senang mendengarnya. Baiklah, Abang akan atur jadwal operasi untukmu secepatnya. Tapi, kamu harus minum obatnya secara teratur sambil menunggu tindakan operasi." Ujar Rangga.

"Baiklah...." Sahut Arkan.

Di Mansion 🏠

"Arief, kau sedang apa di dapur?" Tanya Renata yang melihat putra sulungnya sibuk di dapur sejak tadi.

"Arief sedang membuat jus untuk Arkan Bunda." Jawabnya sambil terus mengaduk jus tersebut yang telah dia bubuhi sesuatu.

Setiap hari Arief membuatkan Arkan jus, dimana jus tersebut dia campur dengan zat arsenik. Dan Arkan selalu meminum jus yang Arief berikan sampai habis.

Setelah selasai Arief membawa jus yang telah di bubuh zat arsenik itu ke kamar Arkan.

"Apa kabar Arief? Itu jus buat Abang?" Tegur Rangga yang berkunjung.

"Bang Rangga di sini? I-ini jus buat Arkan." Ujar Arief.

"Kau sudah tidak marah pada adikmu?" Tanya Rangga lagi.

"Tidak Bang. Aku sudah sadar dan sangat menyayanginya sekarang." Ujar Arief berbohong.

"Tiba-tiba? Tidak mungkin... pasti Arkan sudah memberi tahu kamu kan, jika dia yang sudah donorin ginjalnya buat mu. Makanya kau jadi bersikap manis seperti ini padanya." Tebak Rangga.

"Tidak...." Seru Arief lirih begitu mendengar ucapan Rangga.

Pyarr!

Gelas yang di tangan Arief seketika terjatuh dari genggamannya. Arief merasa bagai tersambar petir di siang hari. Mendengar suara dari luar kamarnya, Arkan keluar untuk melihat siapa yang sedang berbicara di depan pintu kamarnya.

"Apa kau belum memberi tahu Abang mu Arkan?" Tanya Rangga yang melihat Arief begitu terkejut dengan apa yang dirinya katakan.

Arkan segera menarik ujung baju Rangga dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak." Jawab Arkan.

"Tidak... tidak mungkin, bukan Arkan yang donorin ginjal buat gue.... Dia saja menghilang dan asyik liburan selama satu bulan, saat gue sedang sekarat." Papar Arief.

Arkan yang mendengar ucapan Arief hanya menatap abangnya itu dengan perasaan yang bersalah sudah menyembunyikan masalah ini.

"Karena aku sudah terlanjur bicara, maka akan aku jelaskan." Ujar Rangga melihat reaksi ke dua adik sepupunya itu.

"Adikmu bukan menghilang karena asyik liburan Arief, tapi adikmu koma. Aku bahkan sempat kehilangannya beberapa menit di meja operasi dan beruntung adikmu masih kembali." Jelas Rangga.

"Bohong! Pasti Bang Rangga bohong kan?"

"Terserah kau mau percaya atau tidak." Ujar Rangga.

"Dan aku kemari untuk memberi tahu adikmu jika besok dia bisa melakukan operasi. Berilah adikmu semangat." Tambahnya menepuk punggung Arief dan berlalu pergi.

"Tunggu!" Arief menahan tangan Rangga.

"Mengapa Arkan harus melakukan operasi?" Tanyanya.

"Adikmu di diagnosis mengidap kanker lambung dan harus segera melakukan operasi." Jawab Rangga.

"Kanker?" Ujar Arief menatap sayu wajah adiknya.

"Ya, doakan saja operasi besok berhasil dan adikmu bisa segera sembuh."

"Arkan jujur padaku, jangan ada lagi yang kamu tutupi. Apa kau pernah muntah darah?" Tanya Arief dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sering, hampir setiap hari...." Jawab Arkan menundukkan kepalanya.

"Apa kau tidak meminum obat yang Abang berikan, Arkan?" Tanya Rangga.

"Bang Rangga, tolong adikku Bang... tolong Arkan...." Ujar Arief yang tiba-tiba menitikkan air matanya.

"Aku sudah minum obatnya secara teratur Bang, tapi aku tidak tahu mengapa aku selalu begitu." Ujar Arkan menjawab Rangga.

"I-itu karena jus yang kau minum.... Aku mencampurnya dengan racun Arsenik Arkan." Ujar Arief merasa bersalah.

"Apa... kenapa?" Ujar Arkan melihat Sang kakak.

"Apakah kau sudah gila, Arief?! Kamu mau membunuh adikmu?" Teriak Rangga marah.

"Tolong Arkan Bang... tolong selamatkan dia Bang..."

"Kau juga pasti sudah tahu Arief, jika racun arsenik itu tidak ada obatnya!!" Ujar Rangga marah.

"Maaf... maafkan Abang, Arkan...." Ujar Arief makin merasa bersalah.

"Tidak apa-apa Bang, jangan menangis." Ujar Arkan sambil memeluk Arief menenangkannya.

"Jika sampai Arkan tidak selamat... Abang jangan menyalahkan diri Bang Arief yah." Bisik Arkan di telinga Arief.

"Arkan! Cepat ikut Abang ke rumah sakit sekarang juga." Ujar Rangga dan segera menarik lengan Arkan.

"Baiklah...."

"Bang Rangga... Arkan minta tolong hal ini jangan sampai ada yang tahu, yah? Agar keluargaku tetap saling menyayangi dan tidak ada kebencian lagi." Pinta Arkan.

"Arief, kau dengar yang adikmu katakan... setelah kau coba untuk membunuhnya. Dia masih ingin melindungi mu!" Ujar Rangga.

"Maafkan Abang Arkan..."

"Iya Bang. Berjanjilah Abang akan kuat dan menjaga keluarga kita...."

"Ayo Arkan!" Rangga menarik tangan Arkan.

Di ruang tamu Rangga bertemu dengan Arhan, Azel dan juga Renata yang sedang mengobrol. Tanpa mengetahui keadaan Arkan yang berada di ujung tanduk.

"Bang Rangga mau membawa Bang Arkan kemana?"

Tanya Arhan yang melihat Arkan di tarik oleh Rangga dengan berjalan cepat dan hampir dikatakan sedikit berlari.

Rangga yang sedang marah, tidak menjawab pertanyaan dari Arhan dan pergi berlalu begitu saja.

"Abang mau ke rumah sakit, Han. Kamu jaga Ayah, Bunda, dan juga Bang Arief ya." Jawab Arkan.

"Ayah... kita harus susul Arkan ke rumah sakit. Nyawanya dalam bahaya Ayah." Ujar Arief yang telah menenangkan dirinya dari rasa bersalah.

Azel dan yang lainnya terkejut dengan ucapan Arief yang mengatakan bahwa nyawa Arkan dalam bahaya. Segera pergi ke rumah sakit.

Skip Rumah Sakit 🏥

"Abang bangga padamu Arkan, kau sungguh kuat. Kau masih bisa bertahan dengan racun yang mematikan yang ada di dalam tubuhmu." Ujar Rangga melihat Arkan yang terbaring di meja operasinya.

Rangga keluar dari ruangan Arkan, setelah semalaman berjuang mengeluarkan racun yang ada di tubuh Arkan.

Meskipun racun arsenik tidak bisa di keluarkan secara maksimal karena sifat racun yang langsung terikat pada sel darah.

"Rangga, ada apa dengan Arkan?" Tanya Renata.

"Arkan kondisinya sedang kritis karena kanker lambung yang dia derita." Ujar Rangga menyembunyikan soal racun arsenik, karena dirinya sudah berjanji pada Arkan tentang ini.

"Kanker? Jadi Bang Arkan selama ini sakit kanker? Aku sudah curiga kalau Bang Arkan tidak pernah baik-baik saja." Ujar Arhan.

"Kenapa Bang Arkan menyembunyikan penyakitnya dari kita?" Tanya Arhan.

"Tapi Arkan masih bisa sembuh, kan? Paman mohon selamatkan Arkan Rangga."

"Penyakit Arkan sudah sangat parah Paman. Dia harus melakukan pengobatan di luar negeri dan itupun tidak menjamin Arkan bisa sembuh." Ujar Rangga.

"Baiklah, kami akan membawa Arkan berobat keluar negeri. Setidaknya dia memliki harapan sembuh di sana." Ujar Renata.

"Biar saya saja yang membawa Arkan berobat ke sana. Agar perawatan Arkan lebih intensif." Saran Rangga.

"Terimakasih Rangga. Paman percayakan semua padamu." Ujar Azel setuju.

"Maafkan Abang, Arkan. Abang sudah berusaha membunuh orang yang telah rela membahayakan hidupnya untukku, dan membuatku bisa bernafas sampai saat ini. Semoga Bang Rangga bisa menolong dan menyelamatkanmu." Batin Arief.

Rangga dan Reza membawa Arkan ke luar negeri hari itu juga. Dan mereka memutus semua komunikasi dengan keluarga Azel dan tidak pernah kembali lagi. Karena Rangga sudah sangat kecewa dan marah dengan apa yang sudah Arief lakukan.

Arkan juga hanya bisa mengiyakan apa yang Rangga dan Reza perintahkan. Karena Arkan sudah berjanji akan melakukan apapun asalkan Rangga tidak mengatakan apa yang sudah Arief lakukan pada semua orang.

4 Tahun telah berlalu dan selama itu juga Arkan tidak pernah berhubungan lagi dengan keluarganya, karena janjinya.

"Arkan..."

"Kenapa paman menangis?"

"Paman sangat terharu dan bangga padamu. Kau bisa menjadi lulusan kedokteran terbaik dan berhasil menggapai cita-citamu menjadi seorang dokter seperti Rangga." Ujar Reza menangis haru.

"Harusnya paman tersenyum bahagia, bukan menangis." Ujar Arkan mengusap air mata di pipi pamannya.

"Perasaan waktu aku lulus dulu Ayah gak nangis, deh." Ujar Rangga merajuk.

"Yak! Apa kau lupa? Waktu kau lulus Ayah juga menangis, hingga mendiang ibumu menarik Ayah masuk ke dalam mobil karena malu."

"Ah! Iya aku ingat... dan sekarang Ayah berhentilah menangis sebelum aku menyeret mu ke dalam mobil karena malu." Ujar Rangga sambil tertawa dan membuat yang lainnya juga tertawa.

"Arkan tidak tahu kata apa lagi yang bisa di ucapkan selain kata terimakasih. Karena kalian lah Arkan bisa mendapatkan semua ini. Entah bagaimana caranya Arkan untuk membalas jasa-jasa kalian." Ujar Arkan mengungkapkan rasa terimakasihnya.

"Melihatmu sehat dan berhasil seperti ini saja, itu sudah balasan yang cukup buat kami." Balas Rangga.

"Jadilah dokter yang rendah hati, dan menolong siapa saja yang membutuhkan Arkan." Ujar Reza.

"Baiklah Paman. Terimakasih atas semuanya..." Ujar Arkan segera memeluk Rangga dan Reza bersamaan.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

1
Vny
Arkan, km keren bgt sumpah, km kuat bgt meskipun hidup kita itu hampir sama tp gw akui lo kuat. Peluk jauh buat Arkan🤗🤗
IR WANTO
taiiii
IR WANTO
kok dokter pada tolol
IR WANTO
tolol lc goblog...
Nunu Hasan
orang tua y kaya iblis.egois tida tau malu
Nunu Hasan
biarturasa kelurga itu
Nunu Hasan
mudah bapa y jatoh dari kapal terbang.tapi bapa y ajah jangan sama orang lain...
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
happy ending...😁😁
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
kenapa harus meninggal thor..duh kapan bahagianya arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
alhamdulillah sudah ada perubahan dalam diri Arkan, Cita-cita dan harapan dia sudah terwujud, tinggal menyambut kebahagiaan bersama keluarga nya
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
syukur deh mimpi membawa perubahan, tinggal Arif aja nih yang masih sinis terhadap Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ampuunnn thoorr ternyata ini cuma mimpi, air mata udah menetes 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️
tapi syukur deh, semoga dengan mimpi itu sang ayah bisa merubah sikap nya sama Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
menyesal kah sekarang ketika melihat Arkan sudah tak berdaya
dan buat bunda jangan hanya bisa menyalahkan saja kau juga sama 🤧
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ternyata Arkan donorin ginjal nya buat Arif dan lagi dia koma, itu pula yang menyebabkan Arkan tidak menjenguk atau memberikan semangat buat Arif.
duh kalau Arif tau pasti nyesel banget itu, Arkan udah berkorban buat dia
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
alone alone alone...
arkan selalu sendiri padahal memiliki keluarga yang lengkap
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
bisa aja nih Arkan, kalau memang suka bilang dong jangan diam bae
bbip20
Banyakkk banyak banget yg kamu dan keluarga g tau tentang Arkan
bbip20
Tapi emng selalu menjadi pertanyaan buat aku, kenapa? kenapa anak tengah/kedua tuh di gituin? di beda2in. rasanya tuh kit heart bangettt, punya keluarga tpi kyk sendirian 😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Arkan jangan meninggal dulu, kamu harus kuat ayo bangun lah Arkan ada Rafi yang menunggu mu😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tidak mungkin.... ini hanya mimpi kan😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!