Bocil minggir dulu yaa...
sinopsip >>>>👇🏻
Reisya yang sangat bucin di manfaatkan oleh Stanley pacarnya sebagai tempat pelampiasan nafsunya. Reisya yang terlanjur menyerahkan dirinya pada Stanley menyusun rencana agar bisa memiliki Stanley bahkan sampai di gerebek dan di paksa menikah.
Dipermalukan, di keluarkan dari sekolah dan ancaman penjara membuat Stanley jadi mulai membenci Reisya. Terlebih saat kebohongan tentang kehamilan palsu Reisya, Stanley kian dendam. Untuk membalas sakit hatinya, Reisya di paksa menikah lagi dengan seorang pria asing bernama Evrard untuk membuatnya hamil sungguhan. Itulah awal Reisya menjalani hidup poliandri.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna juna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.
" Reisya " Reisya menyebutkan namanya dan menepiskan tangan Evrard, ia hanya sedikit menyentuh kan jarinya ke tangan si Luca Evrard dan dengan cepat membuang muka.
" Hahaha... Reisya Reisya...kamu tetap tak berubah ya, ketus dan dingin sama cowok ya... hihi.. " Jeselyn begitu geli dengan sikap Reisya yang sama dinginnya dengan dulu jika menyangkut urusan cowok . Reisya dikenalnya selalu ketus pada cowok, sejak dulu ternyata tetap sama. Evrard hanya tertawa kecil.
Reisya diam. Sahabatnya Jeselyn memang gadis blesteran yang sangat cantik dan selalu ceria. Dia dulu adalah primadona di sekolahnya. Berbanding terbalik dengan dirinya yang cenderung agak pendiam. Ia juga tak mau akrab dengan cowok teman sekelasnya.
Hanya pada Stanley saja sikapnya berbeda. Dulu Jeselyn selalu mengajaknya saat kencan dengan Stanley. Stanley adalah satu satunya cowok yang akrab dengannya. Tak peduli , saat kencan Reisya cuma menjadi obat nyamuk saja. Penonton dan kadang juga menjadi kameramen jika keduanya ingin berfoto bersama.
Stanley juga tak merubah sikap. Ia tetap akrab dengan Reisya sepeninggal Jeselyn yang tiba tiba keluar sekolah dan menghilang entah kemana. Dan baru setelah beberapa tahun ini Stanley mau menerima kenyataan hingga akhirnya mereka dekat dan pacaran.
" Sepupu ku ini sedang berlibur... dia sudah bekerja. Usianya 27 tahun. Dia kerja di sebuah perusahaan di Jerman sana.. " Jeselyn menjelaskan tentang sepupunya panjang lebar meski semua itu tak di perhatikan oleh Reisya yang pikirannya masih terpusat pada hubungannya dengan Stanley.
" Ngomong ngomong kenapa kau menangis? " tanya Jeselyn kemudian setelah ia sadar jika sahabatnya itu sama sekali tak mendengarkan ucapannya sama sekali. Reisya malah menangis lagi.
" Waduh.... Reisya . kamu kenapa?... " tanya Jeselyn panik melihat sahabatnya terisak.
.
.
.
.
.
Setelah puas menangis, Reisya bersama Jeselyn dan Luca Evrard pergi ke sebuah cafe.
Mereka duduk bersama sambil minum jus dan beberapa camilan sebagai teman ngobrol mereka.
" Jadi kau sedang ada masalah tapi tak bisa cerita pada siapapun termasuk aku... huuuft.... Ya sudah ,aku mengerti... memang tidak semua hal bisa di bicarakan dengan orang lain. Aku juga pernah merasakannya. Tapi ingat , jika suatu saat kau ingin cerita. Ceritalah , aku akan memberikan nomor baru ku padamu..." Kata Jeselyn yang tetap baik padanya.
Jeselyn berusaha memahami keadaan Reisya. Ia tak mau memaksa sahabat baiknya itu. Reisya hanya mengangguk.
" Ya sudah... aku kembali dulu. Aku harus cepat balik ke asrama soalnya. Aku tadi ijin sebentar mau ketemu sepupuku ini. Aku baru pindah ke sekolah Internasional X ini sebulan lalu..dulu aku sekolah di Jerman.." Reisya mengangguk. Ia masih tak begitu fokus mendengarkan Jeselyn.
" Dan Evrard kau cepat pulang ya, kalau sudah puas jalan jalan. Jangan sampai kesasar. Tadi sudah ku kirim lokasi rumah. Go home. " ucap Jeselyn sebelum ia pergi. Evrard mengangguk. Evrard memang menginap di hotel dan ia berencana mengunjungi rumah keluarga Jeselyn.
Jeselyn pun segera pergi meninggalkan keduanya. Reisya pun segera beranjak, ia hendak kembali pulang ke rumah suaminya karena sebentar lagi Stanley akan pulang sekolah.
Hari itu hari Jum at sehingga Stanley pulang sekolah lebih awal dari hari biasanya.
" ...... " Evrard mengatakan sesuatu dengan bahasa asing lagi yang sama sekali tak ia mengerti lagi. Namun kali ini tangannya ikut memberi isyarat , ia menggerakkan tangannya seperti orang menyetir.
" Apa maksudmu... kau ingin mengantarku pulang? "tanya Reisya. Ethan yang juga tidak mengerti yang dibicarakan Reisya nampak kebingungan untuk menjelaskan. Ia sampai menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.
" No... " Reisya mengucapkan kata itu dengan maksud menolak. Entah apa yang ingin dikatakan oleh Evrard.
Reisya yang tidak ingin bersama Evrard lama lama segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada sebagai tanda penolakan.
Dan penolakan itu cukup di mengerti oleh Evrard . Ekspresi kecewa tersirat di wajahnya. Namun tak mau tahu, Reisya pun lalu melangkah pergi meninggalkan Evrard.
.
.
.
Reisya pulang dengan berjalan kaki , rumah mertuanya tak begitu jauh dari taman itu. Hanya sekitar 15 menitan jalan kaki sampai kesana.
Sesampainya di halaman depan rumah mertuanya yang luas , ia melihat Stanley yang baru saja turun motor sport mahalnya. Namun yang paling mengejutkan adalah seseorang yang juga ikut turun dari boncengan motornya. Seorang gadis cantik dengan wajah blesteran pula nya. Dan wajah itu sangat di kenalnya , Shera gadis dari sekolahnya yang dulu.
.
.
.
' Dia kan si Shera itu.... Kenapa Stanley mengajak gadis itu kemari...Apalagi saat jam jam seperti ini mertuaku sedang di kantor...
Bukankah Stanley sudah memblokir nomor kontaknya?
Bagaimana mungkin mereka bisa bersama .... apa mereka kebetulan bertemu.. Atau Stanley sengaja membawanya kemari ??'
.
.
.
Banyak sekali pertanyaan terlintas di benak Reisya tentang keberadaan Shera di rumah mertuanya itu.
" Stanley.. " Reisya melangkah mendekati Stanley. Ia abaikan keberadaan Shera itu . Ia ingin mencium tangan suaminya seperti yang biasa dilakukannya dulu.
Namun sebelum ia bisa menyentuh tangannya, Shera sudah berkacak pinggang di depannya dan menatapnya dengan pandangan kesal.
" Stanley sudah cerita semuanya... ternyata kau itu sangat parah ya. Kau ini sakit Reisya... kau begitu terobsesi pada Stanley sampai menghalalkan segala cara. Sungguh menjijikkan... " ucap Shera ketus.
.
.
' Ternyata Stanley cerita semua padanya.. bagaimana ini...aku takut kehilangan Stanley..'
.
.
.
" Itu bukan urusanmu... Kau itu orang luar , tak berhak turut campur " kata Reisya tegas menutupi kecemasan hatinya.
" Cih... Sok banget... mentang mentang sudah nikah... ngaca dikit dah.. emang kau pantas menjadi istri Stanley dengan semua kebohongan mu itu? " ucap Shera memaki Reisya.
" Diam... Kau tak berhak bicara... Aku bisa mengusir mu dari sini karena menganggu urusan dalam rumah tangga kami " kata Reisya tak mau kalah.
" Stanley , jelaskan padanya " ucap Shera dengan suara manja menjijikkan nya.
Stanley menghela nafas panjang sebelum ia mulai bicara.
" Langsung saja... aku tidak mau berbelit belit lagi. Aku sudah punya pacar baru. Dan aku tidak ingin bersama mu lagi, Jadi sekarang putuskan, kau atau aku yang bicara dengan Mama dan Papa tentang perpisahan kita? " tanya Stanley to the point. Ia sudah benar benar muak dengan Reisya dan semua yang di lakukannya.
" Stanley, kita sudah menikah, tak boleh punya pacar lagi. Kita bicarakan masalah kita baik baik.Jangan begini.... Kita cari jalan keluarnya bersama ya. Aku sungguh tidak ingin berpisah denganmu, Stanley " Reisya berusaha membujuk Stanley.
" Tak ada yang ingin ku bahas lagi denganmu. Aku cuma ingin kita berpisah... CERAI !! " tegas Stanley.
" Tidak Stanley.... Tidak.... aku tidak ingin cerai... aku tidak bisa hidup tanpamu... kumohon Stanley... maafkan aku. Jangan tinggalkan aku " ucap Stanley seraya langsung bersimpuh di kaki Stanley . Ia memohon padanya.
Dunia tanpa Stanley , benar benar tak akan sanggup menjalaninya. Baginya Stanley adalah tujuan hidupnya. Kehilangan Stanley itu sama saja kehilangan nyawanya.
" Reisya !!"
Suara seorang pria yang memanggil Reisya membuat ketiganya menoleh. Seorang pria asing berdiri didekat pintu pagar sambil menatap penuh ketidakrelaan .
Reisya nampak begitu menyedihkan. Ia menangis, berlutut dan memohon. Seperti seorang pengemis menghiba memohon simpati orang.
" Siapa?!!" tanya Stanley sambil menatapnya kesal. Ia begitu kesal saat ada pria asing yang tak di kenalnya menyebut nama istrinya.
Meski ia marah dengan Reisya, ia tak bisa memungkiri ia juga cemburu ada pria lain di rumahnya. Dan sepertinya , ia mengenal istrinya pula.
.
.
' Astaga... Kenapa Si Luca Evrard itu ada di sini... apa dia mengikuti aku sejak tadi? '
.
.