NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

[Cerita ini emang slow burn di ARC 1. Kalo tidak sabar baca, mending tidak usah baca daripada bacanya loncat-loncat]

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PURNAMA DI TENGAH DALU

Di tengah dalu, purnama menghadirkan suasana mistis bagi para makhluk buana yang dianugerahi kepekaan indra. Buana Ilam-ilam bergerak menembus apa pun yang dijumpai, menghadirkan sensasi berbeda-beda bagi mereka yang mampu merasakan eksistensinya.

Ada yang berteriak dalam tidur karena diserang mimpi buruk, ada juga yang sebaliknya---tersenyum manis dibuai mimpi indah. Ada pula orang-orang yang tiba-tiba terjaga seperti dibangunkan, lantas merasakan sekujur tubuh meremang dengan sensasi pecah pada persendian, kemudian linglung dan kembali tidur. Bagi mereka yang memiliki masalah pada pengendalian emosi akan merasa sangat gelisah saat bersinggungan dengan Buana Ilam-ilam. Bahkan sampai ada yang tiba-tiba jatuh sakit tanpa sebab yang jelas.

Itu semua terjadi karena pada saat candra paripurna tepat berada di puncak malam, seluruh energi yang ada di muka buana mengalami peningkatan dan menimbulkan fluktuasi intens. Positif maupun negatif bila bisa bersinergi dengan baik maka akan membawa dampak baik pula, tetapi jika tidak, akan berakibat buruk bagi yang lebih lemah.

"Aaarrrhhhggg, lepaskan aku! Keluarkan aku dari sini! Aaarrrhhhggg! Buka pintunya! Buka!" Kidung Tilar mengamuk, berteriak-teriak seperti gila sambil menghancurkan apa pun yang ada di dekatnya.

Sebelum ini dia bersikap cukup baik, menghabiskan waktu dengan bersemadi meski hanya berpura-pura dengan niat untuk meluluhkan hati ramandanya yang tengah murka. Namun, ketika energi-energi di seluruh buana saling berbenturan, gadis itu kalah telak dan terperangkap dalam kegelapan hatinya sendiri.

"Ibunda! Ramanda! Yang ada di hati kalian hanya Kahuripan! Yang terlihat di mata kalian hanya Kahuripan! Kalian tidak adil padaku! Aku tidak sudi lagi tinggal di sini! Aaarrrhhhggg! Bukaaa!"

Gadis itu nekat menerjang maju hendak mendobrak pintu dengan segala kemampuan yang dimiliki, tetapi malah terpental dan berakhir terkapar di lantai dengan tubuh yang rasanya remuk redam.

Sambil meringis kesakitan dia bergumam penuh kebencian, "Aku tau apa yang sedang kalian rencanakan. Aku bersumpah pasti menggagalkannya." Setelah itu dia tersenyum sinis nan licik dan menambahkan, "Kahuripan tidak sebanding denganku. Memangnya bocah bodoh itu bisa apa? Kita lihat saja nanti."

Kidung Tilar bangkit dari baring, lalu mulai membuat kegaduhan lagi. Namun, kegaduhan yang dibuatnya tidak mampu mengusik Buana Ilam-ilam yang tengah tenggelam di dalam semadi khusyuk, karena pada saat ini jiwa-jiwa mereka yang tentram sedang terisolasi. Jadi, hal-hal yang berasal dari luar diri tidak bisa mereka rasakan sama sekali.

Sementara itu, Kidung Kahuripan yang tadinya tengah bersenandung dalam gumaman sambil menatap sang paripurna pun segera mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada, menundukkan kepala sangat khusyuk sampai negeri halimun itu berlalu.

Gadis itu kemudian menatap penuh kerinduan ke arah Buana Ilam-ilam pergi. "Kasihan Yunda Tilar. Mudah-mudahan segera sadar dan menjadi lebih baik," gumamnya.

Kidung Kahuripan pun sebenarnya tidak bisa mendengar kegaduhan yang dibuat Kidung Tilar, tetapi di saat-saat seperti ini ikatan batin di antara saudari kembar itu mampu mentransfer apa pun yang sedang jiwa meraka rasakan. Bahkan, ada kemungkinan besar yang lebih dominan akan mampu mengendalikan yang lemah dari jarak yang tidak terbatas.

Di Buana Ilam-ilam kedua saudari kembar itu sudah berusia satu abad, tetapi di Jagat Kawiwitan mereka tidak lebih dari bocah yang baru beranjak remaja dengan usia kisaran satu dasawarsa.

Kidung Tilar dan Kidung Kahuripan, wajah mereka sulit untuk dibedakan, tetapi kepribadian sungguh sangat bertolak belakang. Ibarat siang dan malam, putih dan hitam.

"Dinda sedih karena hati Yunda sudah tercemar." Kidung Kahuripan bergumam sambil terus menatap kabut tebal yang semakin lama semakin jauh.

Sambil menyentuh dada kiri yang terasa berdesir dan nyeri dia membatin, Yunda, dinda berjanji, setelah tugas ini selesai kita akan kembali seperti dulu. Dulu sebelum Prabu Danur berhasil meracuni hati Yunda. Kita akan kembali saling menyayangi dan bahu membahu membangun Buana Ilam-ilam.

Sikap Kidung Kahuripan membuat Kamandaka terpaku. Dengan pencahayaan bulan purnama dia mampu melihat riak lara di mata gadis itu. Namun, dia juga bisa merasakan kekerasan hati yang gadis itu bangun. Kekerasan hati yang melarang dirinya terlihat lemah, sampai-sampai cairan bening yang sudah menggenang di kelopak mata pun seperti tidak berani tumpah tanpa izinnya. Itu sungguh bertolak belakang dengan tingkah laku kekanakan yang setiap hari dia tunjukkan.

Gadis baik dengan hati yang bersih dan tulus. Aku bahkan tidak yakin dia benar-benar mengerti akan tugas yang diembannya. Ki Ageng Galunggung benar-benar tau bagaimana memanfaatkan keistimewaan putri-putrinya.

Kamandaka berbicara dalam hati, lalu mengalihkan pandangan ke arah Bumirang yang masih khusyuk semadi. Cahaya yang membungkus tubuh pemuda itu semakin benderang, tetapi tidak menyilaukan sama sekali. Kamandaka yang saat ini sejatinya adalah Prabu Jagad Kawiwitan, menghela napas perlahan nan berat.

Aku hanya bisa membantu alakadarnya, Cah Bagus. Sesampai di Gunung Ndapan segalanya tergantung penuh pada keputusanmu. Mudah-mudahan ketetapan hatimu tidak goyah setelah mengetahui dan melihat kebenarannya. Kamu adalah tunggak jagat, semoga saja nama itu bukan hanya tempelan semata. Sebagai tunggak jagat kamu memiliki peran yang sangat penting. Kamu adalah poros dan inti kekuatan Jagat Kawiwitan ini.

Lagi-lagi Kamandaka menghela napas berat. Karena kebodohan kakek-nenek moyang, bocah tidak berdosa harus menanggung karmaphala seluruh keluarga. Mudah-mudahan saja hatimu tetap bersih dan terjaga, Cah Bagus.

Sepoi-sepoi bayu buana berembus, menawarkan kesejukan pada raga membuat Kamandaka dan Kidung Kahuripan perlahan memejamkan mata, kemudian terlena dalam buaian mimpi. Sementara itu bagi Bumirang, embusan sang bayu ibarat sarana bagi indra untuk bisa merasa, mendengar, bahkan melihat apa pun yang tengah berlaku di mayapada secara gaib. Namun, Bumirang tidak lantas melewati batasan. Pemuda itu memblokir area-area yang dirasa bukan ranah untuk seenaknya mengintip ataupun menguping.

"Kenapa tidak memanfaatkan anugerah istimewa itu untuk memudahkan dirimu sendiri, Bumirang? Banyak rahasia yang bisa kamu ungkap, dengan begitu perjalanmu akan jauh lebih mudah. Bahkan kamu juga bisa tau lebih cepat apa yang sebenarnya akan terjadi. Kamu bisa saja tidak lagi melanjutkan perjalanan. Kamu berhak menikmati hidup dan bahagia, Bumirang." Suara ini mengalir di udara bersama embusan angin karena sejatinya dialah angin itu sendiri dan hanya Bumirang yang bisa mendengarnya.

Bumirang membalas seperlunya menggunakan suara hati, "Karena sesungguhnya semua anugerah istimewa itu tidak ada bedanya seperti perangkap."

"Hooo, begitukah? Aku sungguh tidak mengerti apa maksudnya, tapi aku percaya hati Bumirang pasti tercipta dari gumpalan-gumpalan kebijaksanaan sehingga bisa memahaminya dengan mudah. Berjalanlah ke arah matahari terbenam, tidak jauh di depan sana ada bertumpuk-tumpuk kebajikan yang bisa kamu dapatkan. Semoga Sang Hyang Acintya selalu memihakmu, Bumirang."

"Terima kasih, Dewi Bajra."

Ketika suara dewi penguasa angin itu sirna, udara yang berembus di sekitar Bumirang pun serasa berhenti, padahal sebenarnya tidak. Angin tetap berembus hanya saja tidak lagi terasa roh kehidupan abadi sang pengendali sehingga yang terasa hanya hampa.

1
Paramitha Mitha
Aku ada intip beberapa cerita yang judulnya ada kata GENIUS, tapi sorry to say, showing tokohnya jauh dari kata genius, bahkan cerdas pun tidak. Itu pendapatku pribadi sih.

Aku cuman mau bilang, di cerita ini, dari awal sampai di bab ini, tak satu pun ada kata GENIUS atau CERDAS untuk mendeskripsikan tokoh-tokohnya, tapi langsung diterapkan dalam showing. Tanpa perlu dikatakan genius atau cerdas berulang-ulang, pembaca udah bisa melihat dan menilai.

Aku suka banget. Satu-satunya cerita yang masih aku baca dan ikuti perkembangannya. Tapi sedikit ya pemintanya 😌😌😌😌 tetap semangat Thor. Walau cuman beberapa ekor, kami yang mengikuti cerita ini sangat-sangat menantikan updatanmu selalu. Sorry komen agak panjang😅 biasanya cuman kasih jempol soalnya 🙈
Paramitha Mitha: Hehehe pendapat pribadi Thor🙏
Alta [Fantasi Nusantara]: Banyak peminat atau tidak kan tergantung selera Kakak. Aku enjoy aja nulis ada yang baca aja udah syukur🤭🤭🤭 soalnya sadar diri banget ceritaku bukan selera kebanyakan orang🥲🥲🥲
total 3 replies
Anny
Yooo next dah ga sabar apa atao siapa yang akan jadi lawan mereka👏👏👏👏
Alta [Fantasi Nusantara]: Masih diketik Kak
total 1 replies
Anny
Nah pinter pinter pinter👏👏👏
Anny
Nguakak Gusti /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ kalao aku dah ngereyok tiap hari itu/Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Nah bener sumpal aja kalo perlu/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Oeee diam🥲🥲🥲🥲
Anny
Astaghfirullah pengen jitak palanya aku/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Setuju👏👏👏👏👏 suruh si tukang makan itu kerja/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: Siaaap 🤣
total 1 replies
Anny
Makan makan makan makaaaaan/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Ketagihan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Windy Veriyanti
harus banyak stock sabar saat Bumirang membimbing Kamandaka 😆
Windy Veriyanti: mantap jaya 👍
Alta [Fantasi Nusantara]: Bumirang bagian sabar, Restu Benggala bagian jadi guru killer sebagai penyeimbang🤣
total 2 replies
Moon
Ini mah benar-benar konyol /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Alta [Fantasi Nusantara]: Gak konyol gak seru mereka tuh🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Moon
Eaaaa si tukang makan balek /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Alta [Fantasi Nusantara]: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Adian
Good job Kahuripan 😅
Adian
Soal nyembur gue 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
Kapok hahahaha
Adian
Tidak peka lu😒
Adian
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
lama-lama jago akting semua🤣🤣🤣🤣
Adian
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!