NovelToon NovelToon
Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:246.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Hidup Aranti sudah hancur sejak 1 bulan lalu, setelah siswi kelas 2 SMA itu diperkosa oleh Davin—kakak kelasnya. Namun, Aranti harus menegakkan bahunya lantaran kejadian tersebut menghadirkan seonggok janin yang akhirnya tumbuh di dalam rahimnya.

Ketika semua orang termasuk orang tua Aranti memaksa Aranti untuk menggugurkan janinnya kemudian menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Demi masa depan sang janin, Aranti terpaksa menerima tanggung jawab Davin yang sangat ia benci, atas perbuatan pemuda itu kepadanya.

Setelah menikah, Aranti tinggal bersama keluarga Davin, sementara Davin melanjutkan kuliahnya di luar kota. Namun, meski orang tua Davin merupakan orang paling terpandang di desa Aranti tinggal, mereka justru memperlakukan Aranti layaknya budak. Fatalnya, kepulangan Davin tiga bulan kemudian, justru dibarengi dengan seorang wanita bernama Anggita.

“Anggita sedang hamil anakku dan aku akan menikahinya, apalagi orang tuaku sangat setuju. Jadi, jika kamu tidak suka, aku akan langsung menceraikanmu!” ucap Davin tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Lantas, apakah kali ini Aranti masih akan bertahan di tengah kenyataannya yang berjuang sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Enam

Tidak ada sarapan. Yang ada hanyalah rasa malu sekaligus kesal tak berkesudahan. Davin dan rombongan sungguh merasakannya.

Ibu Susi langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa sepatah katapun. Begitu juga dengan Davin yang melakukan hal serupa. Anggita yang bingung dan masih yakin Davin bisa dijadikan tambang emas, menatap kedua orang tuanya dengan berat. Anggita kemudian memutuskan untuk menyusul Davin.

“Ibu tadi dengar kan? Aranti bilang, toko-toko milik orang tua Davin sedang sepi. Malahan alasan Aranti sampai kerja, katanya efek toko sepi dan ibu Susi kayak kewalahan gitu. Ibu Susi enggak sanggup nafkahi Davin lagi!” bisik pak Markus kepada sang istri.

Ibu Cici yang masih memakai gaun panjang tak berlengan warna merah gonjreng, berangsur menghela napas dalam. Ia yang menyimak saksama bisik-bisik sang suami, berangsur mengangguk. “Masalahnya, posisinya Aranti sedang marah. Istri mana yang enggak cemburu apalagi hancur, suaminya yang dibiayai hidupnya. Malah pulang bawa wanita lain yang lagi hamil anaknya, dan akan langsung dinikahi? Parahnya, dia dibuang, dicerai dengan kejam?” bisiknya.

“Logikanya, pasti apa yang Aranti katakan juga bagian dari emosinya. Maksudnya, enggak semua yang Aranti katakan benar. Kita lihat saja nanti ya,” yakin ibu Cici.

Pak Markus yang menyimak balasan sang istri, tetap saja gelisah. Ia terlalu takut sebenarnya Davin tidak sekaya yang mereka pikirkan. “Gimana yah, Bu. Anak kita sudah bunting. Sementara demi misi kita, kita sudah enggak kerja ke ibu Maria. Sekadar tempat tinggal saja, ini kita enggak punya. Wong duit kerja kita habis buat beli bedak sama lipennya Anggita. Belum lagi kalau Anggita belanja baju ... duh, sudah kayak kesurupan! Itu, ... itu tadi dua juta beneran uang terakhir kita! Itu sisa gaji sekaligus pesangon kita, setelah dipake buat beli baju sama Anggita!” Rasa geregetannya pada kebiasaan sang putri, membuat pak Markus refleks berbicara dengan suara lebih keras.

Karenanya, ibu Cici yang takut obrolan mereka didengar Davin maupun ibu Susi, memilih memboyong sang suami masuk ke kamar di sebelah. Kamar tamu tempat mereka menginap di sana.

“Sayang, ... kok jadi gini, sih?” sergah Anggita langsung menerobos masuk. Ia sengaja menutup bahkan mengunci pintunya.

Davin yang sudah ada di depan ranjang tidurnya, berangsur menoleh sekaligus balik badan. Ia menatap Anggita, dengan tatapan berat.

“Kamu jadi nikahin aku, kan? Dalam waktu dekat, kan?” bawel Anggita sambil melangkah buru-buru mendekati Davin.

Anggita yang memakai kaos crop dipadukan dengan celana pendek sepaha dan dibalut blazer, menatap Davin penuh kepastian. Penampilannya yang terbilang berani juga, yang membuat perut besarnya terekspos sempurna.

“Kita harus siap-siap dari sekarang. Karena menyiapkan pesta pernikahan mewah itu enggak kayak rebus air. Butuh proses termasuk perencanaan matang. Termasuk biayanya, ... harus dibahas dari sekarang sama orang tua kita!” lanjut Anggita yang sudah berdiri di hadapan Davin.

Menyimak ucapan Anggita yang menjadi cerewet. Anggita membahas persiapan pesta pernikahan termasuk biayanya, Davin jadi ingat ucapan Aranti. “Benat juga ya ... selama hampir tiga bulan bersama, ... aku loh yang keluar biaya. Ibaratnya, uangku bahkan habis buat biayai Anggita. Sementara selama itu juga, sekali pun, aku enggak pernah dikasih masuk ke rumah Anggita yang mirip istana,” pikir Davin.

Setelah merenung serius juga, Davin ingin bukti kekayaan dari Anggita. Sambil bersedekap dan menatap kedua mata Anggita penuh keseriusan, Davin berkata, “Kenapa kita enggak gelar pesta di rumahmu saja?”

“Hah?” batin Anggita langsung syok. Bersamaan dengan itu, jantungnya juga jadi berdetak tak karuan. Termasuk juga dengan napasnya yang jadi sesak. Selain itu, untuk sekadar menatap kedua mata Davin saja, ia jadi tidak berani melakukannya dalam waktu lama.

“Kenapa?” tanya Davin lantaran di matanya, alih-alih menjawab, Anggita justru jadi gelisah kebingungan, bahkan ... ketakutan. “Kalau memang orang tua kamu enggak izinin, ... nanti aku yang bilang!” sergahnya sengaja menantang.

“Masalahnya enggak semudah itu!” refleks Anggita mendadak bingung memberi tanggapan bahkan sekadar alasan.

“Loh, ... enggak semudah itu bagaimana? Itu beneran rumah kamu, kan?” balas Davin. “Masa iya, apa yang Aranti katakan benar? Bahwa ternyata, kamu bukan orang kaya. Termasuk, rumah bak istana itu ... ternyata bukan rumah kamu?!”

Nada curiga sekaligus menyepelekan dari balasan Davin membuat Anggita tersulut. “Kata siapa?! Memangnya sepenting itu bukti kekayaan aku. Sementara dari awal, kamu sudah menjanjikan resepsi pernikahan mewah kepadaku?” Ia benar-benar emosi hingga suara yang keluar dari bibirnya pun terdengar meledak-ledak.

Dengan santai, Davin yang menyimak serius dan masih bersedekap, mengangguk. “Ya ketimbang pesta mewah versiku kan, harusnya jauh lebih mewah versi keluarga kamu. Soalnya dilihat dari rumah kamu saja, rumah orang tuaku enggak lebih bagus dari pos satpam di rumah kamu!”

“Kok kamu malah nyudutin aku gini, sih? Kok kamu malah lebih memihak Aranti?” kesal Anggita.

“Aku cuma butuh bukti!” sergah Davin dan langsung membuat Anggita bungkam.

Namun, bungkamnya Anggita juga dibarengi dengan kenyataan Anggita yang jadi kebingungan. Bahkan, kenyataan Anggita yang menunduk sekaligus gemetaran, seolah menegaskan, bahwa bukti yang Davin minta, membuat Anggita takut.

“Masa sih, Anggita bohong? Namun memangnya apa susahnya? Kalau memang rumah itu, rumahnya ... ya harusnya enggak ada susahnya, kan?” batin Davin yang dalam hatinya kemudian berkata, “Duh, kok aku jadi takut dan merasa kecolongan gini? Kenapa kemarin sebelum aku bawa Anggita ke sini, aku enggak mastiin dulu? Apalagi sekadar bawa barang bawaan, mereka bahkan enggak dibantu pembantu rumah atau sekadar satpam. Harusnya kan yah, rumah segede itu ya harusnya pembantu pun minimal sepuluh. Masa sebanyak itu, enggak ada yang mengantar atau setidaknya menghormati majikannya?”

1
Erina Munir
kok ga tunggu lahiran sih thor..
jdi penasaran akuuh..
tpii..tq othoor novelnya ..happy and yaa...😍😍😍
Erina Munir
lucu thor juga bagus...n gregett...😂😂
Erina Munir
alhamdulillah..
akhirnya...Aranti bahagia
Erina Munir
innalillahi meureun tuh si susi
Erina Munir
mantaab ....narendra langsung nembak...siip...semoga aranti mauu
Erina Munir
tak sumpahin ketauan luh anggita...klakun luh n temen2 luh bner2 kliwatan ...mang ensk luh klo ketangkep masuk hotel prodeo...
Erina Munir
sadar luh susi....klo udh kaya giruh
Erina Munir
ohh..haraaa...ternyata luhh..yg belok ..lagu luh kaya yg ga punya salah aja...mau deketin narendra lgi preeet luuhh Haraaa..
Erina Munir
lgian sok2an mau ikut...ga taunya niblak...mang enak luh hara...ga bisa deh luh jdi kel narendra...
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣 bu susi jdi sembuh...mang enak luh pk deni....struk2 deh looh
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aya2 wae...barang rongsokan meureeuun...mau d tukar tambah
Erina Munir
selamat Aranti...semoga masa depanmu bahagiaa
Erina Munir
naah...naksir niih...mas narendranya nih...
Erina Munir
hahaaa...maknya davin sampe lupa dama suaminya....aya2 waee
Erina Munir
jdi deg degan niih...
Erina Munir
hahaa...Davin..d cipoain looh...anggita hamil aja bukan anak looh...looh nya klieat bloon... Davin..rasain loh ...makanya jngn ngebloonin aranti..nah sekarang kena batunya looh..Davin...😜😜😜😜😜
Erina Munir
hahaa...gigit jariii...
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣🤣 shok shok dah camer...klo pas tau camannya kere...
Erina Munir
waah naga2nya ini jdi parasit nehh
Erina Munir
ya Allah...kesian bangeet ya nasibnya aranti...sabaarr bangeet ya arantii...aku mah udh ga sanggup tuuh...😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!