NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Sepucuk surat dari PT. KAI

"Iya, Sab?" Serena benar-benar melakukan apa yang dikatakannya tadi pagi : membuat volume deringnya full. Dengan begitu, panggilan yang baru saja ia terima ini telah dapat ia dengar dari balik counter pick up, padahal ponselnya di dapur.

"Aku udah balik!" seru pria itu dari seberang sana, terdengar bersemangat. "Kira-kira ibu Eren lagi sibuk enggak, ya?"

"Memangnya bapak Sabir butuh apa?" Serena senyum-senyum.

"Minta tolong dijemput, he-he."

"Oke! Kamu tunggu aja di sana. Aku segera meluncur!!!"

Terdengar suara tawa riang gembira dari suaminya.

"Ditunggu kehadirannya, Bu! Hati-hati di jalan."

Sabir tersenyum simpul memandangi ponsel, panggilan telah dimatikan. Sedangkan ia berjalan untuk keluar kantor setelah membantu Jisika menerima penanganan medis.

"Mas Sabir, udah sore begini mukanya masih cerah aja. Ada tipsnya enggak, Mas?" Seorang staf perempuan menyeletuk ramah tatkala Sabir lewat.

"Nikah, Mbak. Nanti otomatis ada cahaya ilahi di wajah. Serius, deh! Coba aja."

Jawaban itu membuat mbak-mbak staf tadi mendengus geli. Ada-ada saja jawaban dari pria itu.

Baru hendak melanjutkan langkah, Sabir tiba-tiba mendapatkan sebuah ilham alias ide dari yang di langit.

"Mbak Fany, boleh pinjam komputer sama printer enggak, ya?" tanya Sabir kepada staf perempuan yang tadi menyapa.

"Buat apa dulu, Mas? Asal jangan buat judi online mah enggak apa-apa."

"Mau bikin surat. Berarti boleh pinjam, ya?"

"Oke, oke. Pakai aja. Kebetulan aku mau ke toilet sebentar. Masnya enggak bakal lama, kan, ya?"

"Paling sepuluh menit, Mbak. Perlu mikirin kata-kata dulu, nih."

Tiffany, begitu name tag perempuan tersebut menempel di dada kanan, langsung tertawa mendengar pengakuan Sabir barusan. Ia memang kenal akrab dengan masinis muda satu itu.

"Sip, tuang aja apa yang ada, Mas! Biar bos besar tahu keluh-kesah Masnya. Eh, surat ini buat siapa, ya? Pimpinan kita enggak, sih? Minta tambahan gaji?"

Sabir terkekeh geli mendapat cercaan pertanyaan itu. Memilih menggelengkan kepala, tanda tidak ingin memberi tahu. Akhirnya, Fany pun berlalu dengan senyum simpul setelah memberi jempol, tanda mengerti itu privasi Sabir.

"Makin ganteng aja, Mas Sabir. Heran banget sama situ yang enggak pernah jelek ini."

Datang lagi perempuan lain yang tau-tau menyeletuk. Kali ini tidak ramah, lebih ke ganjen.

Sabir dengan tenang menanggapi, sembari masih fokus di depan komputer Fany.

"Alhamdulillah, kebetulan istri saya ngerawatnya baik banget, jadinya saya ganteng terus, deh. Makasih pujiannya, Mbak."

Sabir tersenyum tipis, membiarkan mbak-mbak yang memang fasih menggoda siapa pun itu, cemberut masam. Mungkin tidak terbiasa mendapatkan respon yang demikian.

Tak jauh dari sana, ada Cindy yang baru selesai dinas hari ini dan diam-diam memerhatikan dengan senyum simpul.

"Well, yeah, Mbak Eren memang beruntung." Lalu alisnya terangkat saat teringat sesuatu. "Astaga, aku lupa kasih undangan buat mereka!"

***

Ningsih mengernyit memandangi bosnya yang nampak terburu-buru keluar toko, lalu balik lagi ke dalam untuk mengambil kunci mobil, lalu keluar lagi. Namun bukannya menuju mobilnya yang terparkir di depan bakeri, bosnya itu malah mendaratkan pantat ke jok motor milik abang-abang ojek.

"Mau ke mana, sih, Mbak?" Ningsih terkekeh geli melihat tingkahnya. Lalu teringat foto yang diambilnya tadi siang. Ia menilik galeri, dan menghapus gambar itu, sekaligus gambar yang diambilnya kemarin, sebab keduanya telah dikirim kepada Sabir.

Kemudian Ningsih memandangi bingkai foto kecil yang dipajang bosnya di balik konter : foto pernikahan Serena-Sabir. Keduanya nampak serasi, begitu pikirnya.

Pukul lima lebih tiga-puluh sore saat Serena berlari di stasiun setelah mengetahui di mana posisi Sabir.

"Hei, buru-buru amat, Bu. Kayak dikejar rentenir aja!"

Serena meraih lututnya ; kelelahan. Mendengar celetukan suaminya barusan, ia mendelik sinis.

"Demi kamu, nih!"

Sabir tertawa. Lantas maju untuk menarik bagian bawah sweater rajut yang dipakai Serena, tadi posisinya terangkat dan tersangkut di pinggang celananya.

"Mobil parkir di mana, Er?"

"Hah?"

"Mobil di mana?"

Mata Serena berkedip cepat. Mobil?

Melihat istrinya nampak bingung, sinyal buruk tiba-tiba saja nemplok di kepala Sabir. Jangan-jangan...

"Aku lupa bawa mobil!"

Nah, kan! Nah, kan!

"Kebiasaanmu ini masih aja dilestarikan, ya." Dulu sekali, Serena juga pernah lupa membawa balik motornya yang terparkir di sekolah. Ia pulang naik becak, meninggalkan Supra Papanya semalaman suntuk, untung dikunci stang.

Serena nyengir saja.

"Maaf, lupa. Aku cuma bawa kuncinya aja."

Sabir geleng-geleng kepala. "Jadi?" cetusnya. "Mau pulang jalan kaki?"

"Enggak, dong. Kita cari taksi aja." Dengan begitu, Sabir siap memesan transportasi mudah yang satu itu.

Perlahan-lahan, mereka meninggalkan peron stasiun.

"Hari ini gimana dinasnya?"

"Gimana, ya... kayak biasa. Capek, ketolong sama pemandangan di jalur kereta aja makanya berkesan. Selebihnya, tetap sama ; aku harus nahan ngantuk demi nyawa bersama."

"Semalam enggak tidur emangnya?"

Kebetulannya, Sabir overthinking sepanjang malam. Namun, ia tidak perlu Serena tahu : urusan hatinya dan kekhawatiran perihal Janu, biar jadi masalahnya sendiri. "Tidur, kok. Cuma memang dasarnya lagi bosan sama kerjaan. Bawaannya ngantuk mulu."

"Ada niat resign?"

"Enggak. Kenapa emang?"

"Katanya bosan."

Keduanya menapaki jalan di sekitar stasiun. Langit telah kemerahan saat Sabir akhirnya menjawab, "Setiap kali aku merasa suntuk di sini, aku akan mengingat lagi gimana senangnya aku sewaktu lolos tes di perusahaan, Er. Aku akan ingat lagi gimana Emak sama Ayah, sekaligus Saman, bahkan kamu, bahagia waktu aku beritahu salah satu impianku berhasil terwujud. Jadi, tiap kali bosan, aku akan selalu menanamkan dalam pikiran, pekerjaan yang kadang membosankan ini adalah hal yang dulunya aku idam-idamkan."

Serena menyetujui dalam hati. Kadangkala ia pun menganggap bahwa membuat roti tidak ada senang-senangnya, yang ada lelah, kurang tidur hanya untuk mendapatkan adonan yang diinginkan, dan lain-lain. Namun, begitu ditilik ke belakang, ia ternyata telah mengorbankan banyak hal untuk sampai di sini. Merantau jauh ke negeri orang untuk kali pertama, jauh dari keluarga dan juga teman-teman, demi menuntut ilmu yang ia tidak pernah pelajari sebelumnya selain dari Mama yang juga kalau masak suka-suka dia, alias tidak mengikuti metode yang seharusnya. Setelah membayangkan bagaimana ia kerap menangis sewaktu dimarahi baker profesional karena tidak mengerti, ia akan tersenyum saat menyadari telah berhasil punya dapur sendiri.

"Eren,"

"Ya?"

Sabir mengangsurkan sebuah amplop kepadanya.

"Ada surat dari PT. KAI. Nanti dibaca, ya."

"Apa, nih?" Begitu melihat amplop yang nampak seperti surat dinas, Serena langsung melotot. "Kamu dimutasi kerja?"

Samar-samar terdengar semboyan 35 dari sebuah kereta, pertanda akan melangsungkan perjalanan.

Saat itu Sabir menatap mobil yang berhenti di depan mereka, ini taksi yang sudah Sabir pesan. Ia mengusap kepala Serena sejenak, lalu membukakan pintu.

"Entah apa isinya surat itu, semoga kamu berkenan untuk baca. Tapi bacanya di rumah aja, ya. Demi kenyamanan kita bersama. Yuk, masuk."

Serena tertegun.

Langit jingga, stasiun kereta, dan sepucuk surat dari PT.KAI

Entah satu dari tiga hal itu, atau usapan lembut dari suaminya barusan yang berhasil membuat Serena berdebar dan membisu.

***

"Aku bersih-bersih dulu, ya."

Serena mengangguk saja manakala Sabir beranjak menuju kamar mandi. Setelah meletakan kunci mobil—tentunya mobil yang tertinggal, telah diambil—ia langsung membuka amplop surat yang sejak tadi membuat penasaran.

Sayup-sayup terdengar suara shower dihidupkan.

Sembari berjalan ke luar kamar untuk menuju dapur, Serena membuka lipatan kertas dengan hati-hati; takut merobeknya.

Nampaknya suaminya benar-benar akan dimutasi. Serena mulai berpikir-pikir bagaimana jadinya nanti. Apakah ia harus ikut pindah, atau justru harus menjalani hubungan jarak jauh dengan suami sendiri.

Bersandar di meja makan, Serena mulai membaca apa yang tertera di kertas.

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Dengan hormat,

Salam kasih diucapkan

Semoga penerima surat dalam keadaan berbahagia

Sedikit malu bertemu pandang membuat pengirim surat menuangkan pikiran melalui tulisan. Agaknya aneh anggapan sang penerima sebab yang membuat surat ini tidak biasanya bertindak demikian. Mohon untuk tidak bertanya-tanya perihal mengapa surat ini sampai muncul bentuk fisiknya, karena sang pengirim akan sulit menjawab. Pada intinya, pengirim ingin si penerima meresapi apa-apa saja yang tertuang di dalam sini dengan sebaik-baiknya tanpa dilampaui satu pun kata. Surat ini telah diketik sesuai standar dengan menggunakan huruf Times New Roman, di atas kertas HVS A4 80 gram dengan margin normal dan 1,5 spasi. Dengan berani telah meminta izin pula kepada staf PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta, untuk dapat menggunakan komputer dan printer kantor, serta mendapat cap stempel resmi.

Adapun tujuan surat ini diserahkan untuk mengemukakan hal yang akhir-akhir ini menjadi gangguan terbesar. Konon, virus covid 19 telah musnah dari peradaban. Tetapi anehnya, penulis surat mengalami tanda-tanda tidak sehat sebagaimana virus menyerang.

Jantung memompa darah lebih cepat, keringat dingin lebih sering muncul, perut rasanya menjadi tempat kupu-kupu bersarang, pikiran pun mendadak tidak berfungsi. Setelah riset dan konsultasi ke berbagai sumber namun tidak kunjung menemukan jawaban, penulis berakhir menyimpulkan : dengan kesadaran penuh telah jatuh hati pada sang istri.

Namun, di lain sisi, penulis sedang berperang dengan batin sendiri. Ada banyak hal yang menjadi masalah pribadi saat ini, sulit untuk dijabarkan. Rasanya khawatir kalau-kalau istri berpaling ke lain hati meski hati yang ini pun belum tentu mendapat tempat. Hanya saja, akan lebih baik jika si pengirim bisa berusaha memenangkan hati sendiri untuk dapat dipercaya selama-lamanya, daripada membiarkan hati yang lain mengambil yang bukan miliknya.

Kemudian karena itu, penulis membuat surat ini sebagai Surat Lamaran Menyandang Status Suami Idaman. Hal-hal yang berkenaan dengan ini akan menyusul dalam bentuk tindakan nyata yang bisa menjadi pertimbangan untuk menerima lamaran ini atau tidaknya.

Semoga tidak mendapatkan respon negatif karena besar harapan penulis mampu menjadi pendamping seumur hidup yang dibanggakan dan diandalkan oleh Yang Tersayang, Pemilik Hati, Serena Awahita.

Penulis surat tidak memerlukan balasan. Cukup jangan dikecewakan hati yang berniat berlindung pada cinta istri nan rupawan. Tolong, jangan terpincut dengan lain orang.

Hormat penulis,

Ananda Sabir Bachtiar

***

1
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
Mamaqilla2
𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒊𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕... 🤗
𝒌𝒆𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒐 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕𝒊 𝒉𝒊𝒚𝒂𝒂𝒂𝒂 𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉 😂
dewi
keren pak sabir
Mamaqilla2
Ningsih kah yg motret mereka??
duuuuh apakah akan terjadi huru hara 🤔
Mamaqilla2
hwaaaaa saingannya si Sabir dah muncul 😂
Mamaqilla2
wkkwkwkkwwk ngakak di akhir 🤣
Mamaqilla2
apa mungkin Cindy sebenrnya menaruh hati sm Sabir.. hmmmb
Mamaqilla2
keren ceritanya baru mampir thor 🥰
Redchoco: terima kasih, semoga betah :)
total 1 replies
Mamaqilla2
selalu suka kalo ada novel berbau abneg 🥰
Protocetus
Kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!